Connect with us

GAYA HIDUP

Alarm Ramadan Sudah Bunyi! Manfaatkan Rajab dan Syakban Buat “Pemanasan” Biar Nggak Kaget

Published

on

Ramadan akan segera tiba, dan alarmnya sudah berbunyi melalui sisa dua bulan hijriah yakni Rajab dan Syakban. Kamu bisa manfaatkan sisa waktu untuk curi start dan peman

Tanpa terasa, kalender Hijriah sudah bergulir cepat. Di tengah hiruk-pikuk libur akhir tahun, umat Muslim sebenarnya sudah memasuki bulan Rajab 1447 Hijriah sejak beberapa hari lalu. Ini bukan sekadar pergantian tanggal, tapi semacam “alarm” peringatan dini: Ramadan tinggal dua bulan lagi.

Bagi kamu yang sibuk, dua bulan menuju Ramadan—yakni Rajab dan Syakban—seringkali lewat begitu saja. Tahu-tahu sudah sidang isbat, dan tubuh dipaksa puasa tanpa persiapan. Akibatnya? Ibadah jadi kaget, fisik lemas, dan emosi tak stabil di minggu pertama puasa.

Padahal, dalam skema waktu Islam, Rajab dan Syakban adalah fase “pemanasan” agar mesin spiritual kita tidak jebol saat harus gaspol di bulan suci nanti.

Rajab: Saatnya Menanam Benih

Saat ini kita berada di bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram (dimuliakan). Kalau ibarat olahraga, ini adalah fase peregangan otot. Tidak perlu langsung lari maraton, tapi mulailah dengan gerakan-gerakan kecil.

Daripada langsung memaksakan target tinggi, momentum Rajab di penghujung 2025 ini bisa dimanfaatkan untuk cek ombak kondisi hati. Coba evaluasi, kapan terakhir kali baca Al-Qur’an? Atau, masih adakah utang puasa tahun lalu yang belum lunas?

Ulama sering mengibaratkan Rajab sebagai bulan menanam benih. Ini waktu yang tepat untuk mulai memperbaiki salat yang bolong-bolong atau mengurangi durasi scroll media sosial demi memperbanyak istighfar.

Syakban: Gladi Resik Sebelum Puncak

Setelah Rajab, tantangan akan naik level di bulan Syakban. Jika Rajab adalah waktu menanam, maka Syakban adalah waktu menyiram.

Dalam banyak riwayat, Nabi Muhammad SAW diketahui paling banyak melakukan puasa sunnah di bulan Syakban dri pada bulan lainnya (selain Ramadan). Ini adalah bentuk “gladi resik” fisik. Mulai membiasakan tubuh untuk lapar dan haus, sehingga saat masuk 1 Ramadan, sistem metabolisme tidak lagi shock.

Syakban adalah jembatan. Di bulan ini, umat Muslim dianjurkan mulai memanaskan “mesin” sedekah dan memperbanyak interaksi dengan Al-Qur’an. Tujuannya sederhana: membentuk memori otot dan kebiasaan.

Jangan Tunggu Hilal

Kesalahan terbesar yang sering terjadi adalah menunggu hilal Ramadan terlihat baru sibuk menata niat. Persiapan yang berkualitas tidak bisa instan. Ramadan yang “berisi” lahir dari pemanasan yang matang di Rajab dan Syakban.

Mumpung masih di awal Rajab, yuk mulai “curi start” dari sekarang. Jangan sampai Ramadan nanti cuma jadi rutinitas menahan lapar, tanpa ada peningkatan kualitas diri yang berarti. (ens)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.