Connect with us

SAMARINDA

Menyambangi Korban Longsor Keledang Mas, Lagi Asyik Tidur Dinding Bunyi Kretek-Kretek

Diterbitkan

pada

keledang mas
Kondisi retakan di rumah warga terdampak Perumahan Keledang Mas Baru pada Rabu siang. (Nisa/Kaltim Faktual)

Kaltim Faktual menyambangi keluarga Bambang. Warga Perum Keledang Mas Baru Samarinda Seberang. Yang rumahnya rusak parah diterjang longsor. Dindingnya retak-retak sampai terlepas. Tidur pun mereka jadi tak tenang.

Seorang pria tengah memperbaiki bagian halaman rumahnya yang nampak berbeda dari biasanya. Ketika media ini pada Rabu, 7 Juni siang menyambangi Perumahan Keledang Mas Baru di Samarinda Seberang. Yang baru-baru ini mengalami bencana longsor.

Pergerakan tanah masih membayangi rumah warga, terutama yang berdekatan dengan bukit yang longsor itu. Tepatnya sebagian Blok BS dan BW.

Pria itu bernama Bambang Pujiantoro. Teras rumahnya yang terhubung dengan badan jalan, mengalami keretakan cukup parah. Ia masuk dalam daftar korban yang kediamannya mengalami kerusakan parah. Karena lokasi rumahnya tepat di sisi bukit.

Istri Bambang yang bernama Wisnu. Lantas mempersilakan awak Kaltim Faktual masuk. Untuk melihat-lihat kondisi rumahnya yang sudah tidak layak huni.

Bagian belakang rumahnya mengalami kerusakan yang cukup parah. Dindingnya tampak retak hingga nyaris terbelah menjadi 2 bagian.. Bahkan retakan itu masih terus bermunculan.

Bu Wisnu, perempuan berusia 50 tahun itu mengaku telah menempati rumahnya sejak tahun 1997. Sebelumnya sudah pernah terjadi keretakan di kediamannya. Tapi hanya retak minor.

“Empat tahun yang lalu itu ya retak-retak biasa aja, kayak plesteran itu aciannya retak. Nggak separah ini, tebuka semua,” kisahnya.

Sejak kejadian longsor itu, setiap hari Wisnu mendengar adanya bunyi-bunyi yang muncul dari dinding rumahnya. Pertanda ada sisi lain yang retak lagi.

“Kalau getar engga sih, cuma kerasa kayak ada bunyi gitu kalo kita lagi baring-baring.”

“Kalau getar engga sih, cuma kerasa kayak ada bunyi gitu kalo kita lagi baring-baring,” lanjutnya.

Keretakan biasa terjadi setelah hujan reda, ketika hari mulai panas. Yang paling besar, terjadi mulai tanggal 21 Mei malam hari. Retakan muncul secara serentak menghantam rumah hingga badan jalan. Sebagian rumah, lantainya terangkat. Sebagian lagi dindingnya retak.

Dari 5 rumah yang kondisinya paling parah, tiga di antaranya sudah mengungsi. Sementara Wisnu rencananya akan pindah pada pekan ini.

Wisnu beserta suami dan dua orang anaknya tidak berani menyentuh area belakang rumahnya. Bagian depan masih bisa ditempati. Meski kondisinya memang memprihatinkan.

Kabarnya, keluarganya akan mendapat dana bantuan dari pemerintah untuk membayar sewa rumah selama lima bulan ke depan. Namun masih menunggu pencairan dana.

“Kalau rumah kan nanti (bantuannya). Setelah diperbaiki dulu (bukit) yang di belakang tu diapakan. Nanti mungkin menyusul rumah,” ujarnya.

Wisnu turut mendukung langkah perbaikan dari pemerintah. Baginya tidak masalah untuk menunggu selama lima bulan jika memang itu yang terbaik.

“Yang penting bisa segera aktivitas lagi seperti semula. Kalau gini kan nggak tenang,” harapnya.

Bukit Keledang Mas Dipangkas Pekan Depan

Terpisah, Ketua RT 20 Aspiransyah menyebut agenda pemangkasan lahan gunung akan dilaksanakan Senin mendatang.

Sebelumnya telah dilakukan peninjauan dari pemerintah dan Tim Geologi UMKT. Berlanjut pertemuan dengan pemilik lahan dan kepala dinas terkait.

“Senin mau meruntuhkan gunung ini. Kalau nggak runtuh ya berlarut ini. Di mana awal pangkal air. Di situ kita mulai. Pihak Sinar Mas akan membantu memotong gunung ini,” jelasnya. (dra)

Reporter: Khoirun Nisa

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.