SAMARINDA
Ancaman Penggusuran Pasar Subuh Picu Aksi Solidaritas di Samarinda

Samarinda memanas jelang 5 Mei. Rencana penggusuran Pasar Subuh yang telah berdiri setengah abad mengundang gelombang solidaritas warga, aktivis, hingga mahasiswa, menolak relokasi yang dinilai sarat kepentingan investor dan mengabaikan nasib pedagang kecil.
Pemerintah Kota Samarinda berencana menggusur Pasar Subuh, salah satu pusat aktivitas ekonomi rakyat yang sudah eksis selama lebih dari 50 tahun. Alasan yang disampaikan: penataan kota dan estetika. Namun, bagi banyak pihak, kebijakan ini dianggap sebagai bentuk penghilangan ruang hidup rakyat kecil.
Tudingan Manipulasi Kesepakatan
Perwakilan Komite Rakyat Perlawanan mengungkapkan, dalam pertemuan warga sebelumnya, tanda tangan dukungan terhadap relokasi dimanipulasi. “Seolah-olah kami setuju dengan relokasi, padahal ini hanya akal-akalan untuk mengusir pedagang kecil demi investor,” ujarnya saat aksi peringatan Mayday, Kamis, 1 Mei 2025.
Ia juga menyebut rencana penggusuran yang dijadwalkan pada 4 Mei sebagai tindakan sewenang-wenang. “Ini tindakan represif. Pemerintah mengabaikan hak hidup masyarakat demi kepentingan segelintir elite,” tegasnya.
Seruan Aksi Damai dan Perlawanan Hukum
Komite Rakyat Perlawanan mengajak warga Samarinda turut hadir dalam aksi damai di Pasar Subuh pada 4 Mei. Mereka menyatakan akan menjaga agar tidak ada kekerasan maupun penggusuran paksa.
“Pasar Subuh adalah warisan sosial, bukan sekadar lokasi jual-beli. Ini simbol perlawanan terhadap ketidakadilan,” katanya.
Di sisi lain, langkah hukum juga tengah dipersiapkan. Bersama lembaga bantuan hukum dan organisasi prodemokrasi, mereka akan mengajukan gugatan melalui mekanisme Citizen Lawsuit.
“Kami akan lawan kebijakan sepihak ini. Lewat jalur hukum dan aksi massa. Pemerintah harus berhenti merampas ruang hidup rakyat,” tambahnya.
Solidaritas Masyarakat Menguat
Dukungan terhadap pedagang Pasar Subuh terus mengalir. Mahasiswa, aktivis perempuan, hingga komunitas pedagang kecil menyatakan sikap menolak relokasi paksa.
“Hidup Pasar Subuh! Hidup rakyat yang melawan!” menjadi pekik perjuangan yang bergema selama orasi berlangsung. (Chanz/sty)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pemprov Kaltim Targetkan 367 SPPG, Perluas Program Makanan Bergizi Gratis
-
SOSOK4 hari ago
Firda Arrum, Putri Berau yang Membawa Baki Sang Saka di HUT ke-80 RI Kaltim
-
PARIWARA3 hari ago
Konsistensi Pembinaan Yamaha Racing Indonesia, Arai Agaska Ikut Yamaha BLU CRU Master Camp di Spanyol
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim Buktikan Komitmen Jaga Hutan, Raih Penghargaan Nasional Wana Lestari
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Putra Kaltim Catat Sejarah, Jadi Pembentang Bendera Pusaka di Istana Merdeka
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
HUT ke-80 RI di Kaltim, Sang Saka Berkibar Khidmat di Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Marching Band Meriahkan HUT ke-80 RI di Samarinda, DDC Suguhkan Tribute to Ismail Marzuki
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
HUT ke-80 RI, Gubernur Harum: Kaltim Siap Jadi Etalase Indonesia di Era IKN