Connect with us

SAMARINDA

Anggota Dewan Pertanyakan Urgensi Transportasi Massal Skytrain untuk Samarinda

Diterbitkan

pada

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Samri Shaputra. (Nisa/Kaltim Faktual)

Legislator Samarinda Samri Shaputra pertanyakan urgensi pengadaan Skytrain yang direncanakan oleh Pemkot Samarinda. Menurutnya saat ini masyarakat belum perlu-perlu banget. Khawatir malah jadi odong-odong di tengah kota.

Belum lama ini Pemerintah Kota Samarinda kembali membahas transportasi massal berbasis kereta api alias skytrain. Agar Kota Tepian ini memiliki transportasi massal yang canggih dan modern seperti di negara lain.

Sekaligus agar kereta itu bisa menghubungkan antara Ibu Kota Kaltim dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Mengingat IKN Nusantara juga akan memiliki skytrain dalam waktu dekat. Namun untuk di Samarinda masih dalam tahap kajian, realisasinya pada tahun 2029 mendatang.

Selain itu, sebelum skytrain benar-benar direalisasikan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda akan merealisasikan transportasi massal yang lebih mudah terlebih dahulu. Berupa Bus Rapid Transit (BRT) listrik seperti di Jakarta atau Aceh. Bakal direalisasikan tahun depan.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda Samri Shaputra menjelaskan komunikasi soal transportasi massal bersama pemkot masih sangat awal. Presentasi secara detail mengenai konsep dan tetek-bengek lainnya belum dilewati.

Meski begitu, Samri mempertanyakan ide pengadaan transportasi massal yang megah dan canggih untuk di Kota Samarinda. Baik itu bus listrik berbasis BRT, maupun kereta api cepat skytrain. Relevansinya terhadap kebutuhan warga.

“Relevan dan dibutuhkan kota kita atau tidak? Kalau transportasi massal di Kota Samarinda memang belum ada. Tapi kita juga mau pertanyakan urgensinya kereta api dalam kota apakah Samarinda sudah memerlukan? Apakah tidak cukup kendaraan di Samarinda?” kata Samri Rabu, 19 Juni 2024 lalu.

Mending Prioritaskan Air Bersih

Menurut Samri, sebagai Ibu Kota, Samarinda masih kecil jumlah penduduknya. Belum seberapa. Apalagi jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Pulau Jawa. Sehingga ambisi besar itu perlu dipertimbangkan lagi.

Samri tidak ingin, ketika skytrain direalisasikan, hanya untuk memenuhi program saja. Sehingga bisa membuat laporan kalau dana APBD terserap dengan baik. Sementara manfaatnya tidak dirasakan oleh masyarakat.

“Jangan sampai hanya sekadar membuat program yang penting duitnya dipakai.  Baru prestasinya anggaran terserap 100 persen tapi kegiatannya tidak berfaedah. Jangan sampai uang habis anggaran terserap tapi kerjanya belum memenuhi harapan masyarakat. Itu kan sia-sia dan jangan bangga OPD kita ini,” tambah Samri.

“Masyarakat butuhnya air, masa dikasih kereta atau bus,” lanjutnya.

Mengingat isu yang lebih banyak beredar di Kota Samarinda ini, justru menyoal jalan rusak, pendidikan, air bersih, banjir. Sementara masalah transportasi termasuk belum masuk daftar yang darurat.

Dalam hal ini, DPRD Kota Samarinda masih menunggu pemaparan konsep dari pemkot. Agar bisa dibahas bersama dan dipertimbangkan kebutuhannya untuk masyarakat saat ini.

“Jangan sampai malah jadi odong-odong di tengah kota kan,” pungkasnya. (ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.