SAMARINDA
Angka Stunting Samarinda Diklaim Turun, Rinda: Kerja Keroyokan Adalah Kunci

Jumlah penderita stunting di Samarinda diperkirakan turun 1 persen. Ini terjadi karena program pengendalian stunting menyasar sekolah, kampus, hingga masyarakat akar rumput.
Meski Kota Samarinda berstatus metropolitan. Yang semua ada semua dekat. Namun kasus stunting tetap saja dialami warganya.
Bertahun-tahun menjadi PR pemerintah. Awal 2023 ini Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Samarinda melaporkan terjadi penurunan kasus stunting. Meski tidak signifikan.
Kasus stunting di Kota Samarinda tiap tahun masih menjadi kekhawatiran. Saat ini, jumlahnya dinilai telah mengalami penurunan walaupun tidak terlalu signifikan.
Wakil Ketua TPPS Samarinda, Rinda Wahyuni Andi Harun mengatakan. Penurunan ini terjadi berkat kerja keras semua stakeholder.
“Angka stunting mulai merangkak turun sedikit demi sedikit. Dari 10,74 persen menjadi sekitar 9 persen,” katanya, belum lama ini.
Beberapa program yang mereka galakkan di antaranya melakukan sosialisasi. Pada masyarakat usia pra nikah. Seperti anak sekolah dan mahasiswa.
“Kami ngadain Go To School dan Campus. Karena yang muda-muda itu biasanya harus diberikan pemahaman terkait stunting.”
“Di situlah kami memasukkan materi tentang stunting, akibat pernikahan dini, hingga seks bebas.”
“Jadi kami juga edukasi kepada mereka yang mungkin akan menikah, Agar bisa mempersiapkan bagaimana cara menjadi seorang ibu dan memenuhi kebutuhan gizinya. Bagaimana cara menjaga kesehatan sebelum menikah,” ujarnya.
Tim juga menggandeng perangkat kecamatan dan kelurahan. Selain untuk ikut menyosialisasikan ke warganya. Juga untuk membuat program pencegahan dan pengendalian stunting di wilayah masing-masing.
“Kami juga godok dari TP PKK di kecamatan dan kelurahan seperti pembinaan membuat resep makanan yang sehat. Seperti daun kelor yang gizinya sangat tinggi, jadi PKK juga membantu pemerintah dalam hal penurunan stunting.”
“Kami juga secara rutin mengecek Posyandu sembari sosialisasi pemenuhan gizi yang baik,” sambungnya.
Rinda juga bilang, perbaikan sarana dan prasarana penunjang juga jadi strategi untuk menekan angka stunting. Misalnya perbaikan lingkungan dan sanitasi serta pengadaan peralatan perlengkapan Posyandu.
“Yang sangat penting itu standar pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat demi menekan angka stunting.”
“Menurunkan angka stunting tak bisa dalam sekejap mata. Kita butuh kerja sama keroyokan bagi semua stakeholder. Baik dari Dinas KB maupun tenaga kesehatan, hingga instansi dan elemen masyarakat lainnya,” pungkasnya. (sgt/dra)
-
SAMARINDA4 hari ago
Dinkes Kaltim Ajak Warga dan Pelajar Wujudkan Indonesia Bebas Asap Rokok dan Vape
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pemprov Kaltim Matangkan Persiapan Upacara 17 Agustus Lewat Gladi di Stadion Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM20 jam ago
Pemprov Kaltim Targetkan 367 SPPG, Perluas Program Makanan Bergizi Gratis
-
NUSANTARA4 hari ago
Kemenko Polkam Dorong Penguatan Peran PPID untuk Tingkatkan Keterbukaan Informasi Publik
-
SAMARINDA4 hari ago
DKPP Kaltim Gelar Bazar Olahan Hasil Perikanan, Puluhan UMKM Ikut Meramaikan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pengurus Baru DWP Dinsos Kaltim Resmi Dikukuhkan, Diminta Jadi Sumber Inspirasi dan Motivasi
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Diskominfo Kaltim Gelar Coaching JIGD, Perkuat Implementasi Satu Data Indonesia
-
SOSOK20 jam ago
Firda Arrum, Putri Berau yang Membawa Baki Sang Saka di HUT ke-80 RI Kaltim