NASIONAL
ANRI Gelar Diskusi Ilmiah Pengembangan Bahan Preservasi Tisu Kozo
ANRI melalui Direktorat Preservasi menggelar webinar tentang pengembahan bahan baku tisu berkualitas. Di mana pengumpulan informasinya didapat dari arsip banyak peneliti.
Pada Kamis, 30 November 2023 kemarin, Direktorat Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengadakan webinar. Dalam rangka mendorong pemanfaatan produk-produk dalam negeri di dunia kearsipan.
Adapun narasumber diskusi bertema “Pengembangan Bahan Preservasi Produksi Dalam Negeri: Tisu Kozo dengan Bahan Baku Daluang” adalah Nahar Cahyandaru selaku Pamong Budaya Ahli Madya Museum Cagar Budaya Borobudur. Satu lagi adalah Christopher Alma Suranto selaku Peneliti Tisu Kozo dari Universitas Gadjah Mada.
Dalam sambutannya, Direktur Preservasi Agus Santoso menyampaikan bahwa arsip sebagai memori kolektif bangsa harus dikelola dengan baik agar fisik dan informasinya dapat terhindar dari segala kerusakan dan juga sebagai bahan rujukan dan referensi. Oleh karena itu untuk penyelamatan arsip dapat melalui program dan kegiatan preservasi arsip. Kegiatan preservasi arsip sendiri membutuhkan alat dan bahan dengan kualitas yang baik sesuai dengan standar.
Lebih jauh, Agus memaparkan bahwa ANRI melalui Deputi Bidang Konservasi Arsip membentuk Tim Inovasi Bahan dan Peralatan Preservasi Kearsipan. Melalui unit ini ANRI dapat menjadi pelopor penggunaan dan penciptaan produk dalam negeri khususnya bahan dan peralatan preservasi arsip. Pada tahun 2023, tim inovasi telah menjalin kerja sama dengan Balai Besar Standardisasi Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BSPJIS) untuk menjajakan penelitian kertas tisu Jepang.
Nahar Cahyandaru sebagai narasumber pertama menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang untuk menghasilkan kertas tisu nusantara berbahan baku daluang, kulit kayu, dan sumber serat lainnya. Menurutnya, daluang memiliki keunggulan karena ukuran seratnya jauh lebih panjang, ukuran kulit kayunya cukup luas. Dia menambahkan, kulit nanas dan batang pisang juga berpeluang dijadikan sebagai bahan baku pembuat tisu kozo.
Tisu Kozo Sulit Diproduksi
Christopher Alma Suranto mengatakan bahwa tisu kozo cenderung sulit dihasilkan di dalam negeri karena Indonesia bukan merupakan habitat pohon Paper Mulberry. Namun, dia menyebut beberapa telah memproduksi kertas menyerupai tisu kozo seperti Thailand, Vietnam, dan Myanmar, untuk keperluan seni.
Tentang pengembangan tisu kozo dari bahan daluang, Christopher mengatakan bahwa sifat-sifat antar beberapa jenis pohon daluwang masih belum diketahui karena belum dilakukan penelitiannya. Namun, komposisi kimia utama di kulitnya kurang lebih sama, yang membedakan mungkin hanya pada konsentrasinya saja karena terkait habitat tiap-tiap jenis pohonnya. Saat ini, pengembangannya masih berskala laboratorium sehingga untuk pengembangan ke skala lebih besar masih memerlukan penelitian lanjutan. (fth/rw)
ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM
-
OLAHRAGA1 minggu yang lalu
“Kalah Dikit gak Ngaruh” Borneo FC Tetap Rayakan Gelar Juara Liga 1 Musim Reguler Usai Ditekuk Arema FC
-
OLAHRAGA1 minggu yang lalu
Mengalahkan Persib Bukan Target Utama Borneo FC
-
SEPUTAR KALTIM1 minggu yang lalu
BMKG Sebut Kaltim akan Mengalami Curah Hujan Kategori Sedang
-
HIBURAN1 minggu yang lalu
Sheila Gank Merapat, Ini Denah Tempat Duduk Konser Sheila On 7 di Samarinda Lengkap dengan Harga Tiketnya
-
OLAHRAGA1 minggu yang lalu
Ditekuk Arema FC 2-1, Borneo FC Derita 2 Kekalahan Beruntun
-
OLAHRAGA6 hari yang lalu
Borneo FC Isyaratkan Tak Tampil dengan Kekuatan Penuh saat Jumpa Persib
-
OLAHRAGA1 minggu yang lalu
Diterpa Badai Cedera, Borneo FC Ladeni Arema FC dengan Pemain Pelapis
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
Hasil Liga 1: Persib 2-1 Borneo FC, Pesut Etam Alami 3 Kekalahan Beruntun