GAYA HIDUP
Awas Post Holiday Sindrom, Berikut Tips Semangat Kerja Pasca Libur Panjang

Selasa 16 April 2024, para ASN dan berbagai pekerja lain mulai kembali masuk kerja. Biasanya Post Holiday Sindrom mulai banyak bermunculan. Berikut tips semangat kerja setelah libur panjang Lebaran 2024.
Libur Hari Raya Idulfitri 2024 kemarin sudah resmi berakhir. Sebagian besar warga Indonesia, mengalami libur yang cukup panjang. Terutama jika mengikuti masa libur yang ditetapkan oleh pemerintah.
Totalnya ada 10 hari libur. Rinciannya, sebanyak 2 hari, untuk libur nasional. Ditambah 4 hari cuti bersama, dan 4 hari lagi karena libur akhir pekan. Sehingga musim libur berlangsung selama 8-15 April 2024.
Sementara pada Selasa, 16 April ini sudah harus kembali bekerja. Menjalankan rutinitas seperti sebelum lebaran. Termasuk di Kota Samarinda. Berbagai kantor mulai kembali sibuk, termasuk para ASN.
Meski sudah kembali ke rutinitas. Namun tidak semua orang bisa melakukan transisi dengan cepat. Antara libur dan kembali bekerja. Biasanya, hari pertama kerja diwarnai perasaan tidak siap untuk perubahan rutinitas.
Dosen Prodi Psikologi FISIP Universitas Mulawarman sekaligus Ketua Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi Indonesia Kalimantan Timur (HIMPSI Kaltim), Ayunda Ramadhani menilai itu merupakan hal yang biasa terjadi.
Dalam ilmu psikologi menyebutnya sebagai Post Holiday Syndrom (PHS). Sebagai suatu kumpulan gejala yang diambil dari situasi-situasi pasca Lebaran. Dan kondisi yang normal jika dirasakan.
“Ya udah mikirin kerjaan besok bakal numpuk gitu ya, kemudian muncul perasaan berat gitu. Bangun pagi tidak semangat,” jelas Ayunda Selasa 16 April 2024.
“Itu adalah hal yang normal saja sebenarnya dirasakan oleh siapapun tapi tidak boleh terlalu lama. Apalagi sampai terlalu larut gitu ya,” tambahnya.
Meski begitu, setiap pekerja perlu menyadari bahwa pekerjaan merupakan sebuah tanggung jawab. Sehingga perasaan tidak nyaman itu perlu diatasi dan bukan untuk dinormalisasi. Agar bisa kembali produktif.
Cara mengatasinya, menurut Ayunda. Perlu menyadari sejak jauh hari, soal jadwal libur dan jadwal bekerja. Sehingga bisa mulai mempersiapkan diri ketika masa libur akan segera berakhir dalam beberapa hari.
Misalnya mulai mengubah kebiasaan saat libur, berganti ke kebiasaan saat bekerja. Bisa dilakukan sejak H-3 jadwal masuk kerja. Mulai kembali bangun pagi sesuai jadwal, hingga kembali melakukan kegiatan produktif.
Bagi yang mudik, bisa melakukan persiapan juga. Seperti kembali ke tempat tinggal pada 3 hari sebelum bekerja. Sehingga tidak mengalami kelelahan akibat menempuh perjalanan jauh.
“Kita ritualkan lagi gitu kebiasaan-kebiasaan sebelum libur itu. Pelan-pelan kita bangun lagi. Siapin diri. Termasuk anak-anak sekolah, agar tidak kaget ya.”
Selain itu, kata Ayunda bisa juga dimulai mempersiapkan baju kerja. Mempersiapkan daftar pekerjaan pada hari pertama. Atau bahkan pergi memijatkan diri agar tubuh lebih rileks dan positif saat hari pertama bekerja.
Jika terpaksa kembali pada H-1 jadwal kerja. Antisipasinya, bisa melakukan persiapan saat masih di kampung halaman. Kebiasaannya mulai diubah sebelum kembali ke rumah. Sehingga begitu sampai, sudah siap.
Namun, bagi yang belum sempat melakukan persiapan. Ayunda menyarankan agar tetap bekerja. Niat dan cara berpikir perlahan diubah ke rutinitas yang produktif. Ditunjang dengan istirahat yang cukup.
Menyadari bahwa bekerja merupakan bagian dari ibadah. Dan hasilnya bisa untuk mudik pada tahun berikutnya. Mindset positif seperti itu, menurut Ayunda sangat diperlukan agar tetap semangat bekerja.
Jangan sampai setelah liburan panjang. Justru membuat tubuh semakin sakit, hingga mengganggu pekerjaan dan tanggung jawab. Atau bahkan mengambil cuti tambahan karena merasa belum siap kembali bekerja.
“Jadi yang paling penting itu bagaimana kita membiasakan tubuh kita dulu menyesuaikan dengan ritme pekerjaan kita.”
“Apalagi kan sekarang bisa ngopi siang hari. Itu bisa membantu semangat juga dan meningkatkan mood bekerja,” kata Ayunda.
Karena sudah jadi fenomena tahunan. Ayunda merasa setiap pekerja yang mengalami PHS pasti bisa melewatinya. Karena setiap musim libur, fenomena ini juga akan terjadi.
Bagi yang benar-benar kesulitan mengatasi rasa tidak nyaman kembali bekerja. Kata Ayunda tidak masalah jika perlu bantuan profesional. Bisa menghubungi berbagai layanan bantuan.
“Kalau sudah tidak kuat, boleh banget konsultasi ke psikolog. Tahun lalu kan bisa ya melewati, tahun ini pasti bisa juga,” pungkasnya. (ens/red)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Pemprov Kaltim Targetkan 367 SPPG, Perluas Program Makanan Bergizi Gratis
-
PARIWARA4 hari ago
Konsistensi Pembinaan Yamaha Racing Indonesia, Arai Agaska Ikut Yamaha BLU CRU Master Camp di Spanyol
-
SOSOK5 hari ago
Firda Arrum, Putri Berau yang Membawa Baki Sang Saka di HUT ke-80 RI Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Putra Kaltim Catat Sejarah, Jadi Pembentang Bendera Pusaka di Istana Merdeka
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Konsumsi Ikan Masyarakat Kaltim Naik Jadi 59,75 Kg per Kapita per Tahun
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
HUT ke-80 RI, Gubernur Harum: Kaltim Siap Jadi Etalase Indonesia di Era IKN
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
HUT ke-80 RI di Kaltim, Sang Saka Berkibar Khidmat di Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Marching Band Meriahkan HUT ke-80 RI di Samarinda, DDC Suguhkan Tribute to Ismail Marzuki