SAMARINDA
Bank Sampah Sylva Lestari, Sulap Sampah Bernilai Jual Tinggi

Namanya cantik. Misinya mengedukasi masyarakat agar bisa memanfaatkan sampah organik dan non organik. Hasilnya, kerajinan dan produk unggulan bernilai jual tinggi. Inilah Bank Sampah Sylva Lestari.
Seiring peningkatan jumlah penduduk, volume sampah di kota besar praktis meningkat dari tahun ke tahun. Tak terkecuali Kota Samarinda.
Berangkat dari persoalan itu, Bank Sampah Sylva Lestari yang berdiri sejak 2018 mendorong kreativitas masyarakat Kelurahan Karang Asam Ulu. Untuk mengolah sampah menjadi produk kerajinan. Dengan fokus pada pemanfaatan sampah organik maupun non-organik.
Ketua Bank Sampah Sylva Lestari, Nana menjelaskan, pihaknya tidak hanya menerima sampah terpilah dari masyarakat. Namun juga melakukan daur ulang sampah organik dan anorganik menjadi produk yang bernilai jual.
“Sampah anorganik ada yang kita olah menjadi dompet dari refil plastik dan tutup botol, ecobreak jadi kursi, botol kaca hias, tempat pulpen dan lain-lain. Sedangkan kalau sampah organik kita olah menjadi eco enzym, sabun, pupuk kompos, PoC,” jelas Nana, Sabtu 26 Agustus 2023, saat ditemui Kaltim Faktual mengikuti pameran Kaltim Expo 2023 di Convention Hall Samarinda.
Dalam perjalanannya, Bank Sampah Sylva Lestari terus berproses dalam pembenahan manajemen. Agar outputnya memiliki kualitas dan kuantitas yang makin bermanfaat bagi masyarakat.
“Misal refil minyak, kalau dibuang enggak ada hasilnya, tapi kalau kita ubah bentuk jadi tas, jadi bernilai,” katanya.
Bank Sampah Silva Lestari berlokasi di Kelurahan Karang Asem Hulu, Sungai Kunjang Kota Samarinda dan telah berdiri sejak 2018 hingga sekarang.
Raup Berkah dari Sampah
Hingga kini, sudah ada ribuan barang kreasi telah diproduksi Bank Sampah Silvia Lestari. Selain itu, produk-produk yang dipamerkan kepada masyarakat juga mendapat antensi yang baik.
“Jadi selain disetor ke bank sampah, juga juga bisa dibuat kreasi untuk dijual. Manfaatnya, masyarakat ada usaha untuk menghasilkan uang. Ini upaya meraup berkah dari sampah,” jelasnya.
Langkah ini juga memiliki tujuan lain guna menghadapi dampak serius pemanasan global. Diperlukan kesadaran tinggi bagi masyarakat terhadap penanganan sampah organik.
“Karena jika sampah organik terlalu sering dibuang, akan membuat gas metan. Salah satu cara mencegahnya kita bisa buat kompos, eko enzim dan vokasi. Jadi sampah yang tadinya dibuang bisa diubah jadi uang. Itu yang sudah kami terapkan,” sambungnya.
Bank Sampah Silva Lestari telah mendapat tempat di hati masyarakat. Harga yang ditawarkan pada setiap produknya juga relatif terjangkau.
“Harga bergantung kreativitas, nilainya berkisar Rp50 ribu,” sebutnya.
Nana berharap Bank Sampah Silva Lestari dapat terus berkembang dan bisa menjadi daya tarik wisatawan, serta mendapat perhatian dari pemerintah setempat setidaknya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bisa memberikan wadah untuk berkreasi. (dmy/adm)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim Siaga Krisis Pangan, Pemprov Siapkan 506 Ton Beras Cadangan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Program 3 Juta Rumah, Komitmen Presiden Prabowo Wujudkan Kemerdekaan Sosial Ekonomi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Sosialisasi KI hingga Bazar UMKM Warnai Hari Bhakti Pengayoman ke-80 di Kaltim
-
PARIWARA4 hari ago
Modifikasi Fazzio Hybrid Gaya Skutik Urban Cargo Ala Jepang Buktikan Kreativitas Barudak Bandung
-
SAMARINDA4 hari ago
Semangat 1945 Bergema di Harvetnas 2025 Kaltim, Veteran Ajak Generasi Muda Jaga Kehormatan Bangsa
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Pemprov Kaltim Matangkan Persiapan Upacara 17 Agustus Lewat Gladi di Stadion Kadrie Oening
-
NUSANTARA3 hari ago
Kemenko Polkam Dorong Penguatan Peran PPID untuk Tingkatkan Keterbukaan Informasi Publik