Connect with us

OLAHRAGA

Borneo FC Surati PSSI gegara Arya Sinulingga Salah Sebut Tim

Diterbitkan

pada

borneo fc
Dirut Borneo FC Ponaryo Astaman melayangkan surat keberatan pada unggahan Arya. (IST)

Borneo FC menuntut Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga meminta maaf pada mereka secara resmi. Setelah salah menyebut nama tim dalam unggahannya. Surat protes telah dilayangkan ke Ketum PSSI Erick Thohir.

Baru-baru ini, Anggota Exco PSSI Arya Mahendra Sinulingga bertandang ke Kaltim. Dan menyempatkan bersilaturahmi dengan perwakilan suporter Borneo FC, Persiba Balikpapan, Timnas, dan suporter usia pelajar.

Dalam diskusi itu, Arya coba menjaring aspirasi kelompok pendukung sepak bola di Bumi Etam. Sekaligus menampung usulan-usulan dari suporter usia muda.

Pria yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri BUMN, Komisaris Telkom, dan Sekjen IA ITB itu. Lantas mengunggah momen tersebut ke media sosial pribadinya. Masalah kemudian hadir. Karena dia menulis ‘suporter Persisam’ untuk menyebut Pusamania –suporter Borneo FC Samarinda-.

Borneo FC Protes

Melihat kesalahan tulis yang entah karena ketidaksengajaan atau ketidaktahuan itu. Direksi Borneo FC Samarinda langsung merespons dengan melayangkan surat keberatan secara resmi ke federasi sepak bola Indonesia.

Dalam surat bernomor 441/SPm/BORNEO-FC/VII/2023. Pesut Etam menyampaikan ‘Keberatan atas Penyebutan Nama Klub’ pada Erick Thohir, dan ditembuskan ke Dirut PT LIB serta Arya sendiri.

Bahwa sehubungan dengan unggahan pada media sosial instagram dengan nama akun arya.m.sinulingga yang dimiliki oleh Arya Mahendra Sinulingga (Anggota Executive Committee PSSI), maka dengan ini kami menyampaikan keberatan atas penyebutan“Persisam” yang diunggah di akun tersebut pada tanggal 23 Juli 2023 (Tangkapan Layar Terlampir).”

“Keberatan kami didasarkan bahwa nama klub yang benar adalah Borneo FC Samarinda berdasarkan Kongres PSSI tahun 2022,” demikian bunyi surat tersebut.

Dalam lanjutannya, Borneo FC meminta pada Arya untuk mengubah penyebutan nama klub (dari Persisam ke Borneo FC Samarinda). Serta meminta maaf kepada klub yang bermarkas di Stadion Segiri itu.

“(Permohonan maaf itu) sebagai bentuk pertanggunjawaban serta lebih hati-hati ke depannya mengingat posisi saudara sebagai Executive Committee PSSI dapat membentuk/mempengaruhi opini publik yang membaca unggahan saudara di media sosial,” pungkas surat tersebut.

Surat protes ini diteken oleh Dirut Borneo FC Samarinda, Ponaryo Astaman pada Senin 24 Juli 2023. Dan telah dikirimkan ke PSSI pada jam 10 malam di hari yang sama.

Respons Arya Sinulingga

Teranyar, Arya telah mengubah kepsyennya. Kata ‘Persisam’ telah diganti menjadi Pusamania. Meski begitu, hingga berita ini terbit pada Selasa siang. Yang bersangkutan belum melakukan permohonan maaf seperti yang diminta oleh manajemen Pesut Etam.

Menakar Disinformasi yang Terjadi

Di awal era sepak bola Indonesia. Kota Samarinda pernah memiliki 2 klub yang berlaga di 2 kompetisi berbeda. Yakni Persisam yang bermain di Perserikatan. Merupakan tim yang didanai oleh Pemkot Samarinda. Serta Putra Samarinda (Pusam) yang berlaga di Galatama. Ialah tim yang didanai oleh pengusaha swasta.

Saat PSSI melebur kedua kompetisi tersebut menjadi Divisi Utama. Pusam mati suri. Dan pada akhirnya, kedua tim melakukan merger, hingga terbentuklah Persisam Putra Samarinda.

Tim ini, meski tidak pernah menjuarai kompetisi kasta tertinggi. Namun cukup eksis di era ISL. Bagian terpentingnya, klub berjuluk Elang Borneo itu berhasil menjadi simbol kebanggaan warga Samarinda saat itu.

Namun perubahan regulasi yang mengatur pemerintah daerah tidak boleh lagi mendanai klub sepak bola. Peta sepak bola Indonesia berubah drastis. Tidak semua klub era ISL ke bawah, mampu beradaptasi dengan sistem profesional. Termasuk Persisam Putra Samarinda yang akhirnya mengalami kesulitan finansial.

Klub tersebut akhirnya diakuisisi oleh Pieter Tanuri melalui proses merger pada 2015. Saat ini klub itu dikenal sebagai Bali United.

Di tahun yang sama, Pusamania Borneo FC (PBFC) promosi ke kasta tertinggi. Setelah menjalani 1 musim di Divisi Utama. PBFC juga merupakan klub hasil merger dari Perseba Super Bangkalan.

Singkatnya, saat riwayat Persisam tamat, PBFC – kini menjadi Borneo FC Samarinda- hadir sebagai simbol sepak bola Kota Tepian yang baru. Sebagai klub sepak bola yang mangadopsi sistem manajemen profesional dan modern.

Borneo memang tidak langsung melejit seperti Bali United. Namun perlahan, Pesut Etam menjadi kekuatan besar di Liga 1. Eksistensinya sebagai tim ‘menjelang’ elite kini telah diakui oleh sesama tim Liga 1.

Meski berjalan konsisten, ada fakta menarik yang terjadi di masyarakat. Yakni belum semua bisa move on. Secara sederhana, ada 5 tipe masyarakat usai peralihan ini. Pertama, mereka yang berhenti menjadi fans sepak bola bersama mangkatnya Persisam. Kedua, suporter Persisam yang beralih menjadi suporter Borneo FC. Berangkat dari pemikiran, “Klub yang membawa nama Samarinda, tetap kita dukung.”

Ketiga, mereka yang baru menjadi suporter sepak bola di era Borneo FC. Dan menjadi pendukung militan Pesut Etam. Keempat, mereka yang menjadi suporter di era PBFC dan kesulitan melafalkan Borneo FC.

Terakhir, golongan masyarakat yang sebenarnya menerima peralihan ini. Menerima Borneo FC sebagai klub Samarinda yang baru. Tapi alam bawah sadarnya masih dikuasai kenangan masa-masa Persisam. Sehingga setiap menyebut Borneo, yang terucap atau tertulis adalah Persisam.

Fenomena tipe kelima itu masih banyak ditemui di masyarakat akar rumput. Terutama oleh mereka yang hidup dan telah mengikuti sepak bola dari era kejayaan Persisam sampai era sekarang.

Masalahnya, Arya jelas bukan orang yang besar dalam kultur sepak bola Samarinda. Ditambah ia merupakan ‘orang PSSI’ di era Borneo FC Samarinda. Sehingga idealnya, dia tidak salah dalam penyebutan nama klub. Di titik ini, wajar jika Borneo FC melayangkan keberatan.

Jika ditelisik lebih dalam, dalam unggahan itu. Arya seperti tidak bermaksud menulis nama tim. Ia justru menulis nama-nama kelompok suporter. Seperti Balistik (Persiba), Timnas La Grande dan Ultras Kaltim.

Yang ia maksud dengan ‘Persisam’ sebenarnya adalah ‘Pusamania’. Bukan Borneo FC Samarinda. Seperti yang sudah ia sunting. Apakah manajemen Pesut Etam gagal paham?

Dari struktur bahasa. Arya sebenarnya melakukan kesalahan. Dan inilah cikal bakal dari kesalahpahaman yang terjadi. Letak salah tulisnya ialah di bagian ‘Suporter Pusamania’ dan Suporter Balistik.

Kata ‘suporter’ atau pendukung harusnya diikuti oleh nama klub atau individu yang didukung. Misal, suporter Borneo FC, suporter Persiba Balikpapan. Bukan mengikuti nama kelompok/komunitas suporter itu sendiri.

Jika dibedah, suporter Pusamania berarti kelompok yang menjadi pendukung Pusamania. Sementara Pusamania sendiri adalah komunitas suporter Borneo FC. Di sini lah letak kekeliruannya.

Atau jika ingin memakai pendekatan lain. Arya bisa saja menggunakan kata suporter dengan model kalimat, “Terima kasih kawan-kawan dari komunitas suporter Pusamania, Balistik, Timnas La Grande, dan seterusnya.”

Intinya, meski Arya tidak berniat menyebut nama klub manapun. Unggahannya tetap mengandung disinformasi, sehingga menyebabkan kesalahpahaman. Dan keberatan Borneo FC memiliki dasar yang jelas. Protes ini bisa menjadi otokritik bagi penggawa PSSI agar lebih teliti lagi ke depannya.

Sebagai bangsa yang menjunjung budaya timur. Meminta maaf bukanlah hal yang merendahkan martabat. Melainkan sebaliknya. (dra)

Disclaimer: Poin ‘Menakar Disinformasi yang Terjadi’ merupakan opini dari penulis. Ditulis untuk menambah insight dari persoalan yang terjadi.

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.