POLITIK
Budiman: Isu Isran Jadi Mentan cuma ‘Gimmick’

Akademisi Unmul Budiman Chosiah menilai isu Isran Noor menjadi Mentan adalah strategi marketing. Agar branding eks gubernur naik, lalu terpilih sebagai menteri betulan, atau untuk kepentingan Pilgub Kaltim mendatang.
Kabar pelantikan Isran Noor menjadi Menteri Pertanian (Mentan), yang beredar pada awal pekan ini. Ternyata cuma hoaks. Kementerian Pertanian kini dipimpin oleh Arief Prasetyo Adi dengan status Plt. Dilantik persis sehari sebelum isu pelantikan Isran Noor.
Penyebaran hoaks yang disebabkan oleh salah informasi ataupun by setting. Memang sudah menjadi bagian dari tahun politik, dalam beberapa pemilu terakhir. Lantas, apa yang mendorong penyebaran hoaks Isran jadi Mentan ini?
Pengamat Politik Unmul, Budiman Chosiah menilai beredarnya kabar Isran menjadi Mentan ini dinilai sebagai bagian dari strategi pemasaran. Untuk mengangkat nama Isran noor untuk menjadi menteri betulan ke depan.
“(Memanfaatkan) momentum penggantian menteri yang bermasalah ini. Meskipun ini merupakan bagian strategi marketing.”
“Wajar, untuk meningkatkan kepercayaan pemerintah untuk mengangkat orang Kaltim agar bisa dipertimbangkan menjadi seorang menteri,” ungkapnya, Kamis 12 Oktober 2023 melalui jaringan telepon.
Kemungkinan kedua ialah Isran sebenarnya mengincar kursi gubernur Kaltim tahun depan. Kalau ‘pancingannya’ tidak dipatuk Pusat, minimal namanya masih mengemuka dengan branding putra daerah kualitas nasional.
Apalagi kalau betulan jadi Mentan, kata Budiman, itu akan menjadi lebih bagus lagi buat rencana pencalonan di Pilgub mendatang.
“Kalaupun beliau jadi menteri kemudian mau maju lagi di Pilgub 2024. Itu bisa sebagai batu loncatan.”
“Kalau menjadi Mentan dia bisa membuat kebijakan-kebijakan baru yang sifatnya menguntungkan Indonesia secara umum. Nah ini bisa jadi jualan beliau untuk jadi gubernur untuk periode berikutnya,” sambungnya.
Sederhananya, ketika menjadi menteri. Nama Isran akan lebih terekspos. Citranya pun mengikuti. Apalagi jika ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) itu bisa membuat kebijakan yang pro rakyat.
Framing Politik
Pada tahun-tahun politik, kata Budiman, para politisi cenderung berlomba-lomba menciptakan framing. Untuk meningkatkan branding-nya.
“Framing itu kayak pembingkaian di mana sesuatu yang baik bisa menjadi tidak baik. Dari yang tidak baik menjadi baik. Jadi ini kan sebenarnya tergantung dari si penyampai pesan,” katanya.
Tujuan dari framing sangat bergantung pada konteksnya. Jika beritanya positif dan progresif, maka akan memberikan dampak yang baik. Selain itu, berita semacam ini juga memiliki potensi untuk mendorong Pusat untuk melirik tokoh Kaltim sebagai calon menteri yang representatif.
“Setidaknya dengan adanya berita itu Pemerintah Pusat atau presiden akan melihat, oh ternyata ada orang Kaltim yang representatif untuk jadi menteri,” imbuhnya.
Soal kelayakan, Budiman menilai Isran Noor tepat saja menduduki jabatan Menteri Pertanian. Mengingat pengalaman, background pendidikan, penghargaan, sampai corak partai politiknya. (dmy/dra)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Kaltim Siaga Krisis Pangan, Pemprov Siapkan 506 Ton Beras Cadangan
-
SAMARINDA4 hari ago
Dinkes Kaltim Ajak Warga dan Pelajar Wujudkan Indonesia Bebas Asap Rokok dan Vape
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Program 3 Juta Rumah, Komitmen Presiden Prabowo Wujudkan Kemerdekaan Sosial Ekonomi
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Sosialisasi KI hingga Bazar UMKM Warnai Hari Bhakti Pengayoman ke-80 di Kaltim
-
SAMARINDA4 hari ago
Semangat 1945 Bergema di Harvetnas 2025 Kaltim, Veteran Ajak Generasi Muda Jaga Kehormatan Bangsa
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pemprov Kaltim Matangkan Persiapan Upacara 17 Agustus Lewat Gladi di Stadion Kadrie Oening
-
NUSANTARA4 hari ago
Kemenko Polkam Dorong Penguatan Peran PPID untuk Tingkatkan Keterbukaan Informasi Publik