OLAHRAGA
Cerita Naturalisasi Kapten Borneo FC, Awalnya Dikira Prank
Tak seperti Jordi Amat, proses naturalisasi Kapten Borneo FC Diego Michiels tergolong sat set beres. Tapi tahukah, Diego awalnya mengira kalau dia di-prank.
Diego sah berkewarganegaraan Indonesia pada April 2011. Saat itu, ia yang baru saja naik ke tim senior Go Ahead Eagles, tim kasta teratas Liga Belanda yang kala itu masih bermain di ‘Liga 2’. Masuk dalam radar pemantau bakat Timnas Indonesia.
Namun sebelum dia mendapat telepon resmi. Diego sempat mendengar kasak-kusuk naturalisasi pemain Belanda keturunan Indonesia lewat van Beukering. Yang kebetulan bermain di tim yang sama dengan status pinjaman.
Namun pemain yang memiliki darah Indonesia dari ibunya itu tak sedikit pun tertarik pada proyek ‘gelombang naturalisasi’ saat itu. Bahkan ketika van Beukering menanyakan kemungkinan Diego bermain untuk Indonesia. Diego cuma menertawakannya.
“Dulu, jujur saya tidak tahu tentang Indonesia. Walau saya (keturunan) Indonesia. Tidak pernah ke sini.”
“Beukering bilang, ‘Saya sudah kontak dengan Indonesia. Saya mungkin main bola di sana.’ Saya ketawain lagi,” kata Diego Michiels dalam sebuah video di kanal YouTube Borneo FC, dikutip Kamis 17 November 2022.
Di momen lain, Diego kembali ditanya soal apakah dia tertarik bermain untuk Tim Garuda. Responsnya masih sama. Karena sering ditanya begitu, sewaktu orang PSSI meneleponnya, dia pikir itu kerjaan teman-temannya.
“Suatu ketika waktu di dalam mobil, teman saya tanya, ‘Kalau Timnas Indonesia mau kamu. Kamu mau ke sana kah?’ Saya pikir dia bercanda. Jadi saya ketawa saja.”
“Mungkin, setelah 2 hari. Betul, ada yang telepon saya begitu. Tapi lagi-lagi saya pikir itu teman saya lagi bercanda (nge-prank).”
“Dia telepon pakai bahasa Inggris, ‘Halo Diego saya dari …’ Enggak tahu, lupa juga dia bilang dari mana. Tapi dia bilang, ‘Kamu mau main di Timnas Indonesia? Kita mau undang kamu.’ Bla bla bla.”
“Karena saya pikir itu teman saya, jadi saya jawab saja ya ya udah. Tapi pakai bahasa Belanda. Kalau mau apa-apa telepon tim saya aja.”
“Setelah beberapa jam, itu pelatih telepon saya. Sudah agak malam, dan waktu itu saya lagi di luar. Saya panik. Karena kita takut sekali sama pelatih. Apalagi saya masih junior. Baru masuk tim senior waktu itu.”
“Saya biarkan aja. Satu kali, dua kali, tiga kali, ah biar aja sudah. Terus setelah itu, mulai 5 kali 6 kali. Ah kayanya ini penting sekali,” kisah Diego.
Akhirnya Diego mengangkat telepon itu di dalam mobil. Yang intinya, sang pelatih bilang kalau dia diizinkan berangkat ke Indonesia. Mendengar itu, dalam kebingungannya, Diego baru sadar kalau tawaran main di Indonesia itu bukan prank.
Go Ahead Eagles lalu memberinya waktu 2 minggu untuk menjalani seleksi di timnas.
“Terus, kapan saya berangkat?” Tanya Diego waktu itu. Dan pelatihnya bilang tidak tahu. Nanti akan ada pihak Indonesia yang menghubunginya.
Tidak berselang lama, orang Indonesia yang dimaksud menelepon Diego. Setelah ditanya kapan berangkat, jawabannya adalah, “Besok pagi!”
Diego panik dan bergegas pulang. Untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa.
Saat packing, ibu Diego, yang saat itu sudah berpisah dengan ayahnya bertanya, “Mau ke mana?”
Diego jawab, “Indonesia.” Ibunya pun kaget bukan main. “Dia tanya, mau ngapain di sana. Saya jawab main bola.”
Karena semua terjadi terlalu cepat. Ibu Diego pun bingung, kenapa tiba-tiba anaknya dipanggil seleksi timnas. Ia bahkan sempat berpikir anaknya mau macam-macam dan meninggalkan timnya. Maklum, sejak remaja, Diego memang sudah bandel. Namun setelah dijelaskan, sang ibu pun merestui kepergian Diego ke Nusantara.
Itulah cerita tentang proses naturalisasi Diego Michiels. Seleksi di Jakarta saat itu dijalani dengan mulus. Ia masuk dalam skuat Merah Putih, debut di Sea Games.
Bermain sebagai bek sayap, Diego cepat menarik perhatian. Karena permainan modern-nya, serta penampilan eksentriknya. Dia jadi bintang. Namun karier timnasnya tidak panjang. Sekira setahun saja, akibat dualisme PSSI. Total ia bermain 16 kali untuk Timnas U-23 dan 3 kali untuk senior.
Usai malang melintang di sejumlah klub Tanah Air. Diego kini mantab membela Borneo FC Samarinda. Dia bahkan berkeinginan untuk pensiun di klub asal Samarinda ini. (dra)
Penulis: Ahmad A. Arifin / Kaltim Faktual
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
DPR RI Edi Oloan Tanggapi Status PPPK Paruh Waktu untuk Ratusan Honorer Samarinda
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Pemangkasan Bukit Belum Optimal, Longsor di Perumahan Keledang Mas Samarinda Masih Berlanjut
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Muhammad Darlis Reses di 12 Titik, Sebut 2 Masalah Utama yang Dirasakan Warga Samarinda
-
HIBURAN3 hari yang lalu
Rumah Ulin Arya Samarinda Bikin Arya Symphony Perdana 2025, Debut Concert Nusantara String Ensemble
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Carut-Marut Sistem Parkir Tepi Jalan di Samarinda, Begini Solusi dari Pengamat
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari yang lalu
Jalan-Jalan ke Samarinda Theme Park dengan Nuansa Jepang, Menjajal Pengalaman Wisata Seakan di Negeri Sakura
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Pj Gubernur Kaltim Dikritik Karena Kunjungan Kerja Bareng Salah Satu Cagub Pilkada Kaltim, Akmal Malik: Saya Undang Semua
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Evaluasi Pilkada Kota Samarinda: Minimnya Partisipasi, Kurangnya Sosialisasi