Connect with us

KUTIM

Dampak Kenaikan Harga BBM: Tarif Ekspedisi di Kutim Naik, Kebutuhan Pokok Menyusul

Diterbitkan

pada

Dampak Kenaikan Harga BBM: Tarif Ekspedisi di Kutim Naik, Kebutuhan Pokok Menyusul
Tarif jasa ekspedisi dari Kaliorang ke Samarinda dan sebaliknya kini meningkatkan Rp 400 ribu. (FB/Agus Bioma)

Tiga hari pasca pemerintah menaikkan harga BBM. Tarif jasa ekspedisi Kaliorang (Kutim) ke Samarinda naik cukup signifikan. Sementara harga kebutuhan pokok, diprediksi ikut terkerek pekan ini.

Dampak kenaikan harga BBM sejatinya lebih dirasakan masyarakat yang tinggal jauh dari perkotaan. Masyarakat Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) misalnya. Saat ini, harga pertalite di sana mencapai Rp15 ribu per botol.

Kenapa botol? Karena di kecamatan pemekaran Sangkulirang itu hanya terdapat satu SPBU. Itu juga letaknya di ujung kecamatan. Dengan jarak yang cukup jauh, ditambah waktu mengantre, lebih realistis bagi warga setempat untuk membeli BBM eceran.

Harga Rp15 ribu per botol ini, menurut tokoh pemuda Kaliorang, Anjar Widiyanto, bukan harga kejut. Karena tarif itu sudah mulai berlaku saat pertalite mengalami kelangkaan beberapa waktu lalu. Sebelumnya, harga jual bensin ecer di Kaliorang seharga Rp 10 ribu. Saat harga pertalite masih Rp7.650.

Baca juga:   Sering Edarkan Sabu-Sabu, Warga Long Mesangat Diringkus Polisi

“Pertalite seminggu kadang empat kali buka. Per hari buka jam 08.00 Wita sampai jam 16.00. Kadang ya jam 14.00 siang udah tutup. Solar paling sepekan dua kali setahu saya,” terang Anjar menjelaskan kondisi SPBU di sana yang membuat warga sulit mendapatkan BBM dengan harga jual standar.

Disinggung apakah sudah ada dampak instan dari kenaikan harga BBM saat ini, Anjar menerangkan belum ada kenaikan harga kebutuhan pokok di Kaliorang.

“Dampak ke harga (kebutuhan pokok) belum terlalu kelihatan. Rata-rata (barang dagangan) masih stok lama sebelum harga naik.”

“Ini saya baru dapat update info dari ‘bubuhan’ pikap ekspedisi udah sepakat naikkan harga,” tambahnya.

Baca juga:   Polres Kutim Bekuk Dua Pelaku Perjudian Togel Online

Tarif jasa ekspedisi terpaksa naik lebih awal karena sudah terimbas langsung. Biaya operasional mereka meningkat cukup tajam setelah kenaikan harga BBM.

Normalnya, tarif angkutan barang dari Kaliorang ke Samarinda yang kerap membawa komoditas pertanian dan perkebunan untuk dijual ke Pasar Segiri atau Pasar Pagi Samarinda Rp1,7 juta sekali jalan. Saat ini naik Rp400 ribu menjadi Rp2,1 juta.

“Harga bawang malah turun. Telur saja yang naik. Tetapi sebelum BBM naik, telur sudah naik duluan.”

“Tetapi pasti naik, ongkos ekspedisi sudah naik soalnya. Jadi barang toko (ritel), tahu, tempe, bisa jadi naik minggu-minggu ini,” prediksinya, mengingat perniagaan di Kaliorang tergantung pada ekspedisi antarkota untuk membawa barang ke Kaliorang.

Sebagai warga yang tinggal di perdesaan, serta melihat pergejolakan ekonomi dan politik dalam negeri, Anjar tak banyak berharap. Baginya, jika pemerintah mampu mendorong ketersediaan pertashop, minimal satu stasiun di satu des, itu sudah sangat membantu masyarakat. Terutama untuk mobilitas harian. Mengingat di Kaliorang belum ada transportasi umum antardesa.

Baca juga:   RSUD Kudungga Sanggatta Layani Cuci Darah, Pasien Tak Perlu Lagi ke Luar Kutim

Saat ini, baru ada satu pertashop di Kaliorang. Itu juga letaknya tidak strategis dan jarang buka. Sehingga mau tidak mau, bensin eceran begitu diandalkan.

“Lebih baik beli Pertamax Rp14.500 (di pertashop) daripada pertalite Rp15 ribu di eceran.”

“Orang Kaliorang sudah terbiasa beli harga segitu soalnya. Jangan, harga BBM naik, tetapi tetap langka.”

“Itu saja sih hadapannya, sisanya enggak berharap banyak sama pemerintah,” tutup pengusaha keripik pisang tersebut. (dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.