SAMARINDA
Dermaga Apung Loa Kumbar Samarinda Sudah Digunakan Masyarakat
Masyarakat Loa Kumbar terbantu dengan pemasangan Dermaga Apung oleh Dishub Samarinda. Kini akses sungai lebih aman dilewati, bahkan kubus apung bisa menyesuaikan pasang surut air.
Samarinda punya daerah pinggran yang jarang diketahui. Puluhan tahun daerah tersebut terpinggirkan. Berjalan tanpa pembangunan yang memadai. Alias seada-adanya. Namanya Loa Kumbar, terletak di Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda.
Kawasan ini memang berada di pinggiran Samarinda. Karena berbatasan langsung dengan Kukar. Seperti Loa Janan Ilir, Makroman, Palaran, Suryanata, dan Sungai Siring. Meski sama, Loa Kumbar berbeda.
Karena menjadi satu-satunya wilayah perbatasan yang tidak berada di akses utama. Sehingga keberadaannya tidak termonitor. Akibatnya, kondisi daerah itu lumayan memprihatinkan. Jalanannya rusak, tidak cukup bagus buat dilewati. Sehingga warga setempat lebih suka lewat jalur sungai.
Namun meski begitu, selama ini dermaga Loa Kumbar juga belum memadai. Bahkan cenderung berisiko. Dan ketika air surut, warga susah mengakses jalan melalui sungai.
Namun kini kondisinya tanpak berbeda. Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Perhubungan membangun Dermaga Apung di sana. Pijakannya menggunakan kubus apung. Sehingga lebih aman untuk digunakan.
Kepala Seksi Prasarana Sungai Dishub Samarinda Herwinata mengaku pengerjaannya dermaga sudah dilakukan sejak November lalu. Dan kini sudah digunakan oleh masyarakat setempat.
“Pekerjaannya tanggal 14 November, kurang lebih satu bulan pengerjaannya karena kan pesan. Tapi pelaksanaannya nggak sampai, hanya sekitar 26-30 hari kurang lebih, masa kontraknya 35 hari,” jelas Herwinata belum lama ini.
“Masyarakat sangat senang, bahkan kemarin kami diundang untuk acara syukuran,” tambahnya.
Lanjut Herwinata, tadinya masyarakat kan hanya mengadalkan batang yang diapung saja dengan risiko tinggi. Namun kini segala aktivitas menjadi mudah. Seperti bongkar muat barang, dan memudahkan kapal juga untuk bersandar.
Pemilihan konstruksi apung juga telah dipertimbangkan. Karena pengerjaannya lebih cepat, bahannya awet, tahan lama dan ada garansinya juga. Termasuk lebih praktis dan ekonomis. Kubus apung itu kata Herwinata bisa tahan benturan sekian ratus kilo. Sehingga untuk pemakaian wajar bisa tahan sampai 10-15 tahun keatas.
Sekarang kan sistem kubus apung mulai rame di Indonesia. Dibandingkan dengan ponton besi, itu lama pengerjaannya, sistem nya juga konstruksi jadi harus benar-benar diperhitungkan,” lanjutnya.
Kata Herwinata, sistem kubus apung ini juga bisa menyesuaikan pasang surut air sungai. Sehingga ketika sungai sedang surut, akses melalui sungai masih bisa digunakan. Apalagi dermaga dibangun agak menjorok ke sungai sejauh 8 meter.
“Yang kubusnya bisa menyesuaikan bisa naik turun jadi menyesuaikan tinggi rendah air. Kalau ada keluhan bisa langsung diperbaiki,” pungkasnya. (ens/fth)
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
PSS 1-1 Borneo FC, Kesempurnaan Pesut Etam Terhenti di Manahan
-
OLAHRAGA3 hari yang lalu
Serba Bisa! Peralta Main di 4 Posisi; dari Bek hingga Penyerang saat Borneo FC Melawan PSS
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
Ditahan Imbang PSS, Pelatih Borneo FC: Kartu Merah dan Gol Bunuh Diri Mengubah Banyak Hal
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
Meski Belum Pernah Cetak Gol, Borneo FC Tetap Waspadai Lini Depan PSS
-
OLAHRAGA2 hari yang lalu
Pelatih PON Sulteng Zulkifli Syukur Mengamuk di Ruang Ganti, Sebut Wasit Eko Agus akan Dicabut Lisensinya
-
NUSANTARA2 hari yang lalu
Ketum PSSI Erick Thohir Sebut Insiden PON Aceh Vs Sulteng Memalukan, Wasit dan Pemukul Wasit Terancam Sanksi Seumur Hidup
-
GAYA HIDUP5 hari yang lalu
iPhone 16 Resmi Diluncurkan, Tak Ada Fitur yang Wow Tapi Harga Tetap Mahal
-
NUSANTARA4 hari yang lalu
Pesan di Balik Lukisan Jokowi dan Prabowo di Pameran Kaligrafi Internasional MTQN ke-30 Tahun 2024 di Kaltim