Connect with us

SAMARINDA

Disdag Samarinda Beberkan Kelayakan Pasar Pagi dan Kenapa Harus Dibangun Ulang

Diterbitkan

pada

pasar pagi
Polemik Pasar Pagi Samarinda masih bergulir. (Nisa/Kaltim Faktual)

Disdag Samarinda memberikan penjelasan soal kelayakan Pasar Pagi. Sebab sebelumnya wali kota dan DPRD Samarinda memiliki argumen yang berbeda.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Marnabas menjelaskan. Kalau pemilihan rekonstruksi itu bukan tanpa landasan. Bukan hanya persoalan atap dan instalasi listrik. Bahkan secara kasat mata saja sudah terlihat.

Kata Marnabas, faktornya banyak. Pertama banyak saluran drainase yang tidak bagus. Sehingga kerap menjadi banjir. Kemudian, alur listrik di sana. Kabel-kabel yang tanpak semrawut di atap, itu merupakan kewenangan PLN. Pemkot perlu ajukan ke PLN untuk perbaikan.

Ketiga, pemkot ingin membuat nyaman pedagang dan pengunjung dengan mengganti tangga menjadi eskalator. Sehingga tidak capek naik turun hingga lantai atas. Mengingat lantai 3 di Pasar pagi sudah banyak yang kosong.

Faktor lain, kondisi udara di sana. Baru beberapa jam di dalam pasar, orang sudah berkeringat merasa kegerahan. Lalu juga kondisi kios yang sempit, membuat banyak pengunjung tidak nyaman.

“Tentang kenyamanan orang berbelanja, nggak bisa karena berdesakan. Jaraknya antar-kios aja cuma setengah meter. Apalagi di tangga saja ada yang berjualan.”

Baca juga:   Setelah 11 Tahun, Proyek Sodetan Loa Janan Ilir Sedikit Lagi Bisa Digarap

Dari semua masalah yang disebutkan Marnabas tadi. Disdag berusaha mencari solusi. Yakni dengan rekonstruksi. Sebab masalah yang ada sudah terlalu banyak. Dan tiap tahun telah dilakukan perbaikan. Namun tidak tampak perubahan.

Bahkan hingga Disdag menyerah, karena ketika memperbaiki satu masalah, bagian lainnya menyusul rusak. Begitu terus.

“Sudah banyak konsultan saya panggil, ampun. Satu-satunya jalan itu harus direvitalisasi total. Nggak bisa menyelesaikan masalah perbaiki di sini ya perbaiki di sini,” ungkap Marnabas pada Jumat, 13 Oktober 2023.

Rekonstruksi Pasar Pagi Adalah Solusi

Belum lagi, penataan kios yang kurang rapi. Banyak pengunjung baru yang bingung hingga keliling pasar. Sehingga di Pasar Pagi yang baru, akan dibuat sistem zonasi. Kemudian jarak antar zonasi yang ideal itu 160 meter.

“Jadi jangan hanya bicara struktur bangunan. Iya kan kalau bicara struktur atau bagian dari ketidaklayakan Pasar Pagi itu kan banyak,” lanjut Marnabas.

“Instalasi udaranya bagus nggak, pencahayaannya bagus nggak, terus listriknya bagus nggak? Jadi jangan cuma lihat di struktur saja. Kalau omset menurun, ya makanya kita perbaiki,” tambahnya.

Baca juga:   Pembangunan Ulang Pasar Pagi Samarinda Punya Potensi Batal

Sekaligus menjawab kesiapan pemkot. Marnabas bilang kalau proyek ini persiapannya hampir kelar. Dan sudah masuk APBD 2023. Sehingga bukan hanya sekadar wacana.

Bahkan, jika dicek pada data LPSE, Pasar Pagi sudah masuk daftar. Layanan Pengadaan Secara Elektronik alias LPSE adalah layanan untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. Atau biasa untuk melihat status lelang suatu produk atau jasa.

Dari Data LPSE, Pasar Pagi sudah masuk, dalam kategori pekerjaan konstruksi. Bahkan tender sudah selesai. Dengan pagu anggaran sebesar Rp548 juta.

Kadung Jadi Polemik

Polemik pembangunan ulang Pasar Pagi masih terus bergulir. Lembaga Eksekutif dan Legislatif yakni DPRD dan Pemkot saling lempar pantun. Sementara fiks tidaknya proyek pembangunan ulang Pasar Pagi belum diputuskan.

Sebelumnya perwakilan pedagang mengadu pada DPRD. Kalau, proyek belum berjalan, pasar makin sepi karena klaim tidak layak dari pemkot. Ditambah ketidaksiapan pemkot karena hingga 2,5 bulan jelang akhir tahun, belum tanpak progres apa-apa.

Baca juga:   Anggota DPRD Terima Tantangan Andi Harun untuk Ngobrolin Pasar Pagi Samarinda

Sementara berdasarkan runut sejarah versi pedagang. Bagi mereka yang menghuni Pasar Pagi, merasa kalau ‘rumah mereka’ bangunannya masih kokoh dan layak. Kemudian beberapa Anggota DPRD mendukung pedagang. Dan ikut mempertanyakan audit kelayakan bangunan dari pemkot.

Beberapa anggota DPRD yang ‘satu frekuensi’ dengan pedagang. Meminta pemkot tidak membuat panik dengan asal klaim bangunan tidak layak. Dan tanpa pengujian dari ahlinya terlebih dahulu

Teranyar, Wali Kota Samarinda Andi Harun kemudian menegaskan. Kalau pihaknya tentu telah melakukan kajian terlebih dahulu sebelum melakukan rencana besar. Andi justru menantang balik pihak DPRD untuk membuktikan kelayakan Pasar Pagi. Dan menyarankan agar mengundang dirinya untuk berdialog. Bukan sekadar bicara di media.

Anggota DPRD kemudian menerima tantangan itu. Dan menunggu pihak pemkot yang mengundang. Karena pemkot lah yang memiliki proyek itu. Sementara hasil audit yang disampaikan Wali Kota, DPRD merasa perlu dibuktikan lagi. Harus ada hasil yang konkret, yang menyatakan hasil kalau pasar pagi memang perlu rekonstruksi bukan rehabilitasi. (ens/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.