KUKAR
Dongkrak Ekonomi Warga, Desa Muara Tuboq Kukar Gunakan Dana FCPF-FC

Sejak tahun lalu, Desa Muara Tuboq, Kukar telah menyusun perencanaan kegiatan dari dana FCPF-FC untuk mendongkrak eknomi warga. Bentuk peningkatan ekonomi melalui kerajinan rotan.
Desa Muara Tuboq, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) telah menyusun perencanaan kegiatan dari dana program forest carbon partnership facility carbon fund (FCPF-FC) untuk mendongkrak ekonomi warga.
“Penyusunan anggaran telah kami lakukan sejak tahun lalu, sejak kami dapat informasi penetapan anggaran dari program penurunan emisi atau FCPF-CF senilai Rp145,43 juta,” kata Madi, Kepala Desa Muara Tuboq di desanya, Minggu, 21 Januari 2024.
Bentuk peningkatan ekonomi dari anggaran tersebut antara lain mengambil rotan di hutan yang selama ini mereka jaga dari pemburu dan pembalakan liar.
Rotan yang diambil dari hutan akan diambil secukupnya untuk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis seperti membuat tas, anjat, dan aneka kerajinan dari rotan dan kayu yang menjadi produk khas warga setempat.
Ia mengatakan warga setempat tidak perlu membuat pelatihan kerajinan tangan dari rotan karena memang sudah keahlian mereka sejak nenek moyang, namun yang dibutuhkan saat ini adalah peralatan untuk membelah dan meraut rotan hingga jaringan pasar.
Dari beberapa desa di Kecamatan Tabang, Desa Muara Tuboq memiliki hutan paling luas hingga ratusan ribu hektare, sehingga hutan tersebut terus mereka jaga untuk mendukung perekonomian berkelanjutan dan menghasilkan sumber air yang baik untuk dikonsumsi.
Hutan selalu dijaga karena di dalamnya banyak yang bisa diambil manfaat oleh masyarakat, yaitu selain rotan dan sebagai sumber air bersih, dalam hutan juga ada obat-obatan, madu, dan hewan yang diambil secukupnya untuk kebutuhan warga.
“Kami juga selalu menjaga sepan (danau atau sungai tempat minum hewan) agar rusa dan hewan liar lain bisa minum dengan tenang. Ada tim yang anggotanya lima orang untuk menjaga sepan. Mereka juga patroli menjaga kawasan hutan,” kata Madi dikutip melalui laman Antaranews Kaltim.
Terhadap penjagaan hutan yang terus dilakukan tersebut, maka wajar ia bersama warga kemudian bersemangat ketika tahun lalu mendapat kabar bahwa dana FCPF-CF akan cair paling lambat Januari ini.
“Namun hingga hari ini belum ada kejelasan. Semua desa di Kutai Kartanegara dan di Kaltim yang akan mendapat dana FCPF-CF, sampai sekarang masih tetap berharap agar secepatnya anggarannya cair,” katanya.
Pemprov Kaltim sudah menerbitkan surat tentang pembagian manfaat kinerja dan penghargaan dana FCPF-FC untuk kabupaten/kota, salah satunya untuk 68 desa di Kabupaten Kutai Kartanegara yang totalnya senilai Rp9,89 miliar atau Rp145,43 juta per desa. (rw)
-
PARIWARA4 hari ago
CustoMAXI 2025 Bandung: NMAX “TURBO” dan NEO Curi Perhatian dengan Gaya Minimalis Elegan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pemprov Kaltim Dorong Kemandirian Pangan Lewat Lomba Kreasi Menu B2SA Non Beras Non Terigu
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pangdam VI/Mulawarman Tutup Open Tournament Padel Piala Panglima TNI 2025 di Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Diskominfo Kaltim Ajak Mahasiswa Jadi Agen Literasi Digital di Era AI
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Pelatihan Mural Taman Budaya Kaltim Dorong Kreativitas Pelajar Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Pelajar dan Seniman Berkolaborasi Ciptakan Mural di Taman Budaya Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
BKD Kaltim Perkuat Sistem Merit Lewat Penilaian Kompetensi ASN
-
PARIWARA3 hari ago
Yamaha Geber Semangat Off-Road Lewat BLU CRU Skill Up di Cibereum Circuit