Connect with us

SAMARINDA

DPRD: Kebakaran Hebat Gunung Sampah Akibat Lambat Pindah

Diterbitkan

pada

gunung sampah
Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani. (Nisa/Kaltim Faktual)

Tanpa mengurangi rasa hormat pada pemkot dan semua yang sedang bertugas memadamkan Gunung Sampah. DPRD Samarinda menyebut kebakaran hebat ini akibat pemkot lambat memindahkan TPA ke Sambutan.

Beberapa hari pascakebakaran hebat di TPA Bukit Pinang, alias Gunung Sampah di Jalan Suryanata, Samarinda. Pada Minggu, 24 September kemarin. Api masih belum juga berhasil dipadamkan.

Api kecil masih terus bermunculan. Dari berbagai titik. Bersumber dari bagian bawah tumpukan sampah. Karena penanganannya sulit, bisa sampai seminggu. Petugas masih terus bekerja bahkan akan bekerja 24 jam selama seminggu ke depan.

Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani menyebut kalau penanganan kebakaran Gunung Sampah ini memang sulit. Bahkan kemungkinan padamnya kecil.

“Ditambah El Nino. Ya kita tidak bisa menyalahkan bahwa ada seseorang yang membakar. Tapi sebenarnya di bawah itu sudah membara, derajatnya (kepanasan) itu sudah sampai tinggi, tapi tidak bentuk api.”

“Panas aja dia, kemudian ada angin jadi api. Itu tidak bisa dipadamkan hanya dari atas. Makanya kita tidak bisa memberikan solusi apa-apa. Ini mau diapain. Kecuali dibongkar habis baru dipindahkan,” jelas Angkasa pada Rabu, 27 September 2023.

Menurut Angkasa, Pemkot Samarinda terlambat dan abai dalam pengelolaan sampah. Bahkan sejak era pemerintah kota sebelumnya (Syaharie Jaang). Karena sampah yang ada di TPA Bukit Pinang ini merupakan kumpulan sampah sejak puluhan tahun.

Pemindahan TPA ke Sambutan, kata Angkasa, meskinya sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. DPRD Samarinda sudah sering memberi saran untuk segera melakukannya. Namun hingga kini belum juga terealisasi.

“Seharusnya sebelum terlambat sudah dipikirkan. Wacana pemindahan TPA kan sudah lama, udah kita kasih rekomendasi segera ditutup. Bosan kita dengan TPA Bukit Pinang. Tapi alasan pemindahan juga banyak,” lanjut Angkasa.

Beberapa faktor terhambatnya pemindahan TPA Bukit Pinang ke TPA Sambutan. Di antaranya yakni jalan akses yang belum benar-benar oke. Juga jalanan yang gelap. Sehingga belum dialihkan sepenuhnya.

Kata Angkasa, jika sudah begini, maka akan sulit. Bahkan tidak ada solusinya. Karena yang menyulut api bukan yang di permukaan, tapi yang di bawah. Ditambah tumpukan sampah bertahun-tahun yang menghasilkan gas metan.

“Kebuka aja sedikit celah oksigen jadi deh api. Sementara yang kita padamkan kan dari atas. Jadi tidak ada solusi. Selama kemarau bakal tetap ada, kita berharap segera berakhir dan segera hujan,” tambahnya.

Menurut Angkasa, jika tak ada solusi yang mumpuni, maka sampah akan terus jadi masalah yang tidak ada habisnya. Perlu ada pengelolaan sampah seperti di kota-kota besar. Atau mecontoh Balikpapan. Karena pengelolaan akan punya dampak yang baik.

“Kenapa tidak menutup dari tahun-tahun lalu?” Ungkap Angkasa.

Bahkan jika sampah sudah dipindahkan ke TPA Sambutan. Karena volumenya lebih sedikit. Dalam beberapa tahun lagi, di sana juga bisa over capacity. Menimbulkan masalah baru.

Namun untuk masalah kebakaran ini sendiri. Angkasa tidak bisa memperkirakan. Berapa lama waktu yang ideal agar api bisa padam. Hanya hujan yang diharapkan saat ini

“Itu masalahnya. Dan itu tidak akan pernah bisa padam. Ya begitu terus. Karena Bekasi seperti itu, Solo juga seperti itu, efek kemarau,” pungkasnya. (ens/dra)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.