SAMARINDA
Evaluasi Pilkada Kota Samarinda: Minimnya Partisipasi, Kurangnya Sosialisasi

Pilkada Samarinda disebut banyak catatannya. Mulai dari partisipasi pemilih yang minim hingga sosialisasi yang dianggap kurang. Kenapa bisa?
Pilkada Kota Samarinda 2024 telah usai dan sukses digelar. Meski begitu, pelaksanaannya kurang greget.
Selain karena calon tunggal, Andi Harun- Saefudin Zuhri. Juga kurangnya eforia partisipasi pemilih. KPU Samarinda menyadari hal ini.
Dengan mengadakan kegiatan Evaluasi Badan Ad Hoc Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda, pada Selasa, 21 Januari 2025, di Hotel Puri Senyiur.
Evaluasi dijabarkan dari berbagai pemangku kebijakan. Yang jadi sorotan, meski Pilkada Samarinda calon melawan kotak kosong, sosialisasi mestinya tetap perlu dimasifkan.
Evaluasi ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kodim 0901 Samarinda, Polresta Samarinda, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Kejaksaan Negeri, hingga DPRD Kota Samarinda, untuk membahas berbagai permasalahan di tengah Pilkada kemarin.
Waktu Kampanye Sebaiknya Tidak Berbarengan
Perwakilan Kodim 0901 Samarinda, Syamsu, menyoroti isu keamanan selama masa kampanye Pilkada.
Ia mengusulkan agar waktu kampanye tidak dilakukan secara bersamaan di masa mendatang.
“Kalau kampanye berbarengan, kemungkinan besar akan terjadi gap antar pendukung,” ungkap Syamsu.
Meski demikian, perwakilan Polresta Samarinda, Novi Hari, justru menyatakan bahwa secara umum, Pilkada Kota Samarinda berlangsung kondusif.
“Aman, lancar, dan kondusif,” ujarnya. Meski ia mencatat adanya kesalahan teknis saat perhitungan suara yang perlu dievaluasi.
Sementara itu, Kepala Disdukcapil Samarinda, Eko Suprayetno, mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi pemilih di Samarinda baru mencapai 59%. Hal ini sangatlah disayangkan.
Kata dia, perlu adanya sosialisasi yang lebih masif agar kesadaran masyarakat dalam menggunakan hak pilih meningkat. Berapapun calonnya. Banyak calon atau calon tunggal.
“Sosialisasi harus dilakukan jauh sebelum masa kampanye, agar masyarakat memahami pentingnya demokrasi,” tegasnya.
Optimalisasi Anggaran Pemilu
Beda halnya, pandangan dari Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda, Aris Suryanata. Ia berpendapat, hal ini terjadi karena kurang optimalisasi anggaran.
Oleh karena itu, agar tidak berulang ia mengusulkan agar pada Pemilu 2029 anggaran perlu dioptimalkan.
Yang jadi catatan, bukan soal ketersediaan anggarannya, tapi ia menyoroti anggaran yang belum terserap maksimal.
“Publikasi terkait edukasi politik harus dimasifkan,” tegasnya.
Dengan demikian, meski kotak kosong menjadi opsi Pemilu, namun sosialisasi tetap penting untuk memastikan pelaksanaan demokrasi berjalan optimal. (tha/am)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Harumkan Indonesia, Jumarlin Qori dari Kukar Tembus Juara Dunia MTQ
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
BMKG: Cuaca Kaltim Fluktuatif, Waspadai Hujan Deras dan Karhutla
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Lampung Apresiasi Kaltim Jadi Contoh Pembangunan Hijau
-
SAMARINDA2 hari ago
Tingkatkan Daya Saing UKM, UPTD Koperasi Kaltim Gelar Pelatihan Membatik
-
PARIWARA2 hari ago
Asia Pacific Predator League 2026 Resmi Dibuka, Acer Indonesia Siapkan Tim Esports Wakil Tanah Air
-
SAMARINDA5 hari ago
Dies Natalis ke-63, Unmul Mantapkan Digitalisasi Menuju Smart Campus
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Gubernur Harum Lantik 71 Pejabat Baru, Tekankan Profesionalisme ASN
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
RIRU Kaltim Fokus Hilirisasi dan Industri Hijau, Investor Tak Perlu Lagi Bingung