Connect with us

HIBURAN

Jaga Identitas Kaltim, Band Nawasena Gaungkan Musik Etnik Modern

Diterbitkan

pada

Personel Nawasena usai manggung. (Dok)

Band Nawasena emang beda dari yang lain. Musiknya didominasi dengan unsur instrumen bernuansa Kaltim dengan judul dan makna tersendiri. Menggaungkan musik etnik modern dalam rangka menjaga identitas Kaltim. Kenalan sama mereka yuk.

Samarinda punya grup musik anyar berbakat yang melestarikan musik khas daerah Bumi Etam. Namanya Nawasena. Dengan mengusung genre etnik modern. Berani tampil beda dari kebanyakan genre musik yang populer saat ini.

Usia Nawasena kini menuju dua tahun. Karena baru dibentuk pada Agustus 2022 lalu. Dengan jumlah personel 8 orang. Yang didominasi mahasiswa Etnomusikologi FIB Unmul.

Nawasena kini semakin melejit dengan tampil dari panggung ke panggung. Membawa penampilan dengan perpaduan alat musik modern dan tradisional. Dengan musik yang didominasi oleh instrumen tanpa vokal. Menjadi ciri khas tersendiri.

Ada gendang, biola, bass, drum, keyboard, suling, gambus, alat musik kutai, hingga sape. Bakat musik Nawasena memang sudah dimiliki oleh para anggota yang memang bisa bermain dan menyukai musik. Ditambah pengalaman di kampus.

Digawangi oleh Ardi Cristian sebagai komposernya. Ia berperan besar mengemaskan musik di Nawasena.

Terbentuknya Nawasena

Satu dari penggagas Nawasena Deni Junaeli menceritakan awal mula terbentuknya kelompok ini. Nama yang diambil dari bahasa Sanskerta dengan arti masa depan yang cerah.

Berawal dari keresahan Deni bersama rekannya Ardi Christian. Yang melihat fenomena apatis generasi muda dengan musik daerah. Sementara musik dengan bahasa daerah Jawa misalnya, justru sering viral.

Baca juga:   Novi Umar Siapkan Anthem Baru ‘Jadilah Sang Juara’ untuk Borneo FC, akan Rilis Bulan Ini!

“Bahkan instrumental-instrumental Sape Dayak yang sekarang ada di bandara, yang di mal, di hotel-hotel itu bukan dari Kalimantan Timur itu dari Malaysia.”

“Kenapa kita enggak bikin sesuatu. Kita suguhkan ke masyarakat kita sendiri kalau musik etnik ini bisa dimainkan sama anak muda.”

“Kebetulan circle saya itu adalah anak-anak Etnomusikologi FIB. Saya gaetlah. Saya gandeng. Saya kumpulin tuh anak-anak. Ayo kita bikin ini yok,” kisah Deni kepada Kaltim Faktual Kamis 11 Januari 2023.

Deni cerita kalau sebetulnya Nawasena terbentuk dari dari ketidaksengajaan. Namun lambat laun punya visi misi yang cakep. Mulai dari memperkenalkan alat musik daerah Kaltim ke anak muda. Lalu pengin menaikkan kultur atau etnik yang dimiliki Kaltim.

Sebab Deni melihat, kesenian di Kaltim sendiri eksistensinya mulai menurun. Terutama musik daerah. Yang masih eksis seperti sanggar teater atau tarian. Sementara musik daerah belum ada.

Resep Musik Instrumen Nawasena

Mengusung konsep musik instrumen. Deni menyebut ‘World Music’ yang dibawakan Nawasena berasal dari dua suku di Kaltim. Yakni Suku Pedalaman dan Melayu. Keduanya diracik, kemudian berpadu dalam karya-karya yang disajikan dengan apik di setiap panggungnya.

Menurut Deni, world music sendiri masih sangat tabu di Kalimantan Timur. Sehingga Nawasena memberikan perpaduan sampai menjadi musik kreasi. Tidak hanya menggunakan alat musik modern, tapi juga alat musik tradisional khas Kaltim.

Baca juga:   Identik dengan Sepak Bola, Ini Alasan Tiara Bintang Usung Tema Basket di MV Sang Juara

“Ini nih musiknya, alat musik etnik bisa kita jadiin kayak gini nih.”

Terus bertumbuh, kini Nawasena sudah punya 5 karya. Dan jumlahnya akan terus bertambah. Pada setiap musiknya selalu ada historicalnya.

Seperti Riuh di Antara Dua Biru. Mengisahkan tentang indahnya laut Kalimantan Timur.  Lagunya bernuansa pantai. Kemudian lagu Perjalanan, menceritakan perjalanan seseorang mengarungi hidupnya.

Sementara ini musik Nawasena masih disajikan secara eksklusif dari panggung ke panggung. Sehingga belum tersedia di platform musik digital.

“Sengaja kami tidak lempar untuk ke platform karena kami mau kami udah jadi satu album. Baru kita lempar ke platform kayak Spotify,” tambah Deni.

Bangga Musiknya Disebut ‘Aneh’

Selama perkembangannya. Deni tak menyangka Nawasena bisa berkembang sejauh dan secepat ini. Sebab niat awalnya hanya berkarya. Untuk mempertahankan musik daerah sebagai identitas.

Karena membawa musik instrumen etnik tanpa vokal. Nawasena kerap mendapat julukan ‘aneh’ sebab memang tak banyak musisi dengan konsep yang mereka bawa.

Di setiap penampilannya. Nawasena selalu membawa misi edukasi. Agar musiknya yang cukup ‘aneh’ itu bisa diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Meski awalnya membuat penikmat musik kebingungan.

Baca juga:   Novi Umar Siapkan Anthem Baru ‘Jadilah Sang Juara’ untuk Borneo FC, akan Rilis Bulan Ini!

“Alhamdulillah ya ada respons positif ya. Pro kontra sih sebetulnya cuma yang kita bisa suguhkan ya itu. Kalau kami anak muda masih peduli dengan budaya kita.”

“Ya memang responsnya awal ‘ini apa ya?’ ya makin ke sini makin panggung ke panggung, yang awal enggak dibayar ya kita terima,” tambah pria berkacama itu.

Nawasena banyak mendapat kesempatan menunjukkan kebolehannya kepada orang-orang penting. Seperti jajaran Direktur Pupuk Kaltim, wali kota, bahkan sampai manggung di Jogja.

“Itu yang suatu kebanggaan besar dan kaget banget kan, ternyata musik etnik ini masih bisa diterima.”

Cara Menikmati Musik Nawasena

Untuk menikmati musik Nawasena sebetulnya tidak rumit. Cukup dengan mendengarkan instrumen atau memfungsikan instrumen untuk backsound, atau hal kreasi lainnya pun bisa.

Namun, Deni bilang, ke depan Nawasena juga akan berkarya dengan lirik dan vokal. Agar bisa menyentuh semakin banyak kalangan. Tanpa meninggalkan ciri khas apik Nawasena.

“Kita bikin juga sebetulnya mencoba untuk menjadi easy listening. Nah kalau untuk masyarakat awam sih jangan khawatir. Kita bakal bikin album yang nggak susah-susah banget nih musiknya. Yang bisa diterima di masyarakat. Ya instrumentalnya juga kita buat, nanti ada liriknya juga kita buat. Aman sih,” pungkas Deni. (ens/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.