Connect with us

EKONOMI DAN PARIWISATA

Ke Tenggarong Belum Lengkap Kalau Tak Cicipi Kue Keroncong

Diterbitkan

pada

kue keroncong
Penjual Kue Keroncong di Tenggarong Kalimantan Timur. (Yanti/Kaltim Faktual)

Kue keroncong memang ada di hampir semua wilayah Indonesia, dengan nama yang berbeda-beda. Tapi kue keroncong khas Tenggarong (Kutai) memiliki cita rasa yang kuat. Dan masuk daftar wajib beli saat berkunjung ke Kota Raja.

Ketika mengunjungi atau berwisata ke Tenggarong, Kukar dari arah Samarinda. Kamu akan melewati kampung kuliner, tepat setelah Simpang Tiga Tenggarong Seberang (samping SPBU).

Dari jembatan dekat SPBU, hingga menjelang Jembatan Kartanegara. Puluhan pedagang kue berjejer, menjual penganan yang hampir sama semua. Umumnya yang dijual adalah kue atau cemilan tradisional. Seperti elat sapi, bolu panggang, kue cincin, dan kawan-kawannya. Namun yang jadi unggulan, the one and only adalah kue keroncong.

Baca juga:   Wisata Ladaya ‘Gagal Panen’ di Musim Libur Natal Tahun Ini

Kue ini sebenarnya ada di mana-mana, namanya saja yang berbeda. Seperti kue poncong (Jakarta), baroncong, dan banyak lagi. Namun kue keroncong dari setiap daerah punya cita rasa yang berbeda-beda.

Di Kaltim misalnya, yang banyak dijual adalah kue keroncong khas Tenggarong dan Jawa. Dari sisi fisik sudah sangat terlihat bedanya. Milik Tenggarong bentuknya lebih kecil. Selain itu, warnanya kuning keemasan, cita rasanya gurih manis legit, dan berlemak. Sementara keroncong Jawa bentuknya lebih tembem berisi, warnanya putih, tidak berlemak, rasa gurih manis seimbang.

Lanjut ke kue keroncong ala Tenggarong. Kampung Kuliner itu adalah wilayah Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang. Mereka menyediakan keroncong varian rasa. Ada yang original, pandan, ataupun dengan aneka topping.

Baca juga:   Samarinda Snowland: Tempat Nikmati Suasana Natal ala Winter Eropa  

Sudah Eksis Bertahun-tahun

Siang itu tepatnya Senin 25 Desember 2023. Seorang pedagang kue keroncong bernama Irma sedang sibuk menyiapkan adonan kue untuk dicetak dan dipanggang di atas tungku. Sambil bercerita, tangannya tampak cekatan memasak kue dagangannya.

“Udah lama hampir 5 tahunan. Di sini kita pakai tungku pembuatannya ini yang bedakan jadi seperti dipanggang,” ungkap Irma.

Menurutnya, yang membedakan keroncong di Tenggarong dan daerah lainnya. Adalah sentuhan akhir sebelum pemanggangan.

“Sebenarnya sama aja (dengan daerah lain) cuma yang bedakan kita pakai margarin di atasnya. Kalau daerah lain pake oles aja. Kalau kami enggak, kami taruh di atasnya,” ujarnya.

Penggunaan margarin inilah yang membuat keroncong khas Tenggarong lebih legit, aromanya menyengat, dan lebih berlemak.

Baca juga:   Libur Natal, Pantai Manggar Balikpapan Dikunjungi 15 Ribu Wisatawan dalam 3 Hari

Sejauh ini, kue keroncong adalah penganan paling laris di antara makanan khas Kutai lainnya. Irma sendiri, jika sedang ramai, bisa menghabiskan 10 kg adonan basah. Dengan omset mencapai Rp2 juta dalam sehari.

“Kita jual harganya Rp500 satuannya. Rasanya ada original, pandan sama gula merah. Tapi yang paling di suka itu original, ” terangnya.

Harapannya keroncong Tenggarong ini tetap eksis dan terus menjadi makanan ikonik Tenggarong yang diminati masyarakat.

“Alhamdulilah setiap hari selalu rame. Mudah-mudahan keroncong Tenggarong tetap lestari dan diminati masyarakat,” pungkasnya. (dmy/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.