GAYA HIDUP
Kenapa Buka HP Rasanya Capek Banget? Mengenal Fenomena ‘Social Media Fatigue’
Kenapa belakangan ini ketika membuka HP, utamanya media sosial rasanya capek banget ya? Kalau kamu sedang mengalaminya, berarti kamu sedang terkena Social Media Fatigue. Simak penjelasannya!
Pernahkah kamu merasa jempol bergerak otomatis membuka Instagram atau TikTok padahal niat awalnya cuma mau membalas WhatsApp? Lalu, setelah 15 menit scrolling tanpa tujuan, bukannya terhibur, kamu justru merasa dada sesak, mata lelah, dan mood mendadak anjlok.
Jika iya, kamu tidak sendirian. Kamu sedang mengalami apa yang menurut para ahli merupakan fenomena“Social Media Fatigue” atau kelelahan akut akibat media sosial.
Dulu, media sosial adalah tempat pelarian yang menyenangkan saat bosan. Tapi di penghujung 2025 ini, bagi banyak orang, linimasa (timeline) justru berubah menjadi sumber kelelahan mental baru. Kenapa aktivitas yang harusnya menghibur ini malah bikin capek?
Otak “Kenyang” Informasi Sampah
Alasan utamanya adalah kapasitas otak yang dipaksa bekerja lembur. Setiap kali kita membuka medsos, otak kita dihajar oleh ribuan stimulus visual dan teks dalam hitungan detik. Mulai dari berita bencana, drama selebgram, resep masakan, sampai video kucing lucu, semuanya bercampur aduk.
Kondisi ini disebut information overload. Otak kita kelelahan memilah mana informasi yang penting dan mana yang “sampah”. Akibatnya? Fokus ambyar dan rasa lelah yang nyata, meski fisik kita cuma rebahan di sofa.
Lelah Membandingkan Nasib
“Kenapa hidup orang lain kelihatannya sempurna banget, ya?”
Ini adalah racun paling mematikan dari media sosial. Algoritma menyuguhkan highlight reel kehidupan orang lain. Liburan mewah, pencapaian karier, hingga postingan pasangan romantis, yang sering kali sudah terpoles filter.
Tanpa sadar, kita membandingkan behind the scene kehidupan kita yang berantakan dengan panggung sandiwara orang lain. Rasa insecure dan cemas karena merasa “tertinggal” inilah yang menguras energi emosional secara drastis.
Fenomena ‘Silent Reader’
Kejenuhan ini melahirkan tren perilaku baru. Banyak pengguna aktif yang kini berubah menjadi silent reader atau pengamat diam. Mereka malas memposting, malas memberi like, dan malas berkomentar. Mereka ada di sana, tapi memilih “hilang”.
Bahkan, tren digital detox atau puasa medsos kini bukan lagi gaya-gayaan, tapi kebutuhan. Orang mulai sadar bahwa “menyentuh rumput” alias berinteraksi di dunia nyata jauh lebih menyehatkan daripada mengejar validasi maya.
Kalau hari ini kamu merasa muak melihat layar HP, itu bukan tanda kamu aneh. Itu adalah sinyal alami dari tubuhmu yang berteriak untuk istirahat dan fokus kepada dunia nyata. (ens)
-
SEPUTAR KALTIM3 hari agoKepala Kejaksaan Tinggi Kaltim Wanti-wanti OPD: Jangan Ada Titipan Proyek, Kalau Ada Lapor Saya!
-
GAYA HIDUP5 hari agoSiap-Siap! Puasa 2026 Ternyata Tinggal 2 Bulan Lagi, Catat Tanggalnya!
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoLantik 91 Pejabat Baru, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud: Jangan Lelet, Wujudkan Gratispol dan Jospol!
-
BALIKPAPAN4 hari agoUMK Balikpapan Diusulkan Naik Lagi: Tahun 2026 Nambah Rp155 Ribu, Gaji Sektor Migas Tembus Rp4 Juta
-
BALIKPAPAN4 hari agoBalikpapan Siapkan Puluhan Event Sepanjang 2026: Pariwisata Digenjot Tanpa Musim Sepi, ini Jadwal Lengkapnya
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoBMKG Peringatkan “Seruakan Dingin Asia” Meningkat, Kaltim Waspada Hujan Sepanjang Pekan Natal
-
GAYA HIDUP2 hari agoAlarm Ramadan Sudah Bunyi! Manfaatkan Rajab dan Syakban Buat “Pemanasan” Biar Nggak Kaget
-
SEPUTAR KALTIM2 hari agoDaftar Lengkap UMK Kaltim 2026: Berau Paling Tajir Tembus Rp4,39 Juta, Paser di Posisi Buncit

