Connect with us

OLAHRAGA

Komentar Lengkap Pieter Huistra Usai Borneo FC Tahan PSM: Kami Membuat Banyak Kesalahan

Diterbitkan

pada

Pieter Huistra menilai penampilan Terens Puhiri dkk pada laga ini, terutama di babak pertama tidak berada di level yang seharusnya. (MO/BFCS)

Pelatih Borneo FC Pieter Huistra merasa timnya tidak bermain pada level yang seharusnya saat bersua PSM. Sekaligus menyukuri hasil imbang 1-1, mengingat banyak pemain inti yang absen pada laga ini.

Laga antara PSM kontra Borneo FC Samarinda di Stadion Batakan Balikpapan, pada Jumat malam berakhir dengan skor 1-1. Sihran membuat Pesut Etam unggul di babak pertama. Sementara Victor Mansaray membuat laga berakhir imbang lewat golnya di babak kedua.

Tim Samarinda memang tak tampil penuh di laga ini. Bukan meremehkan, namun 4 pemain pilarnya absen karena masalah cedera dan akumulasi. Mereka adalah Leo Lelis, Wiljan Pluim, dan Nadeo (cedera), serta Silverio Junio yang mendapat larangan bermain 1 laga.

Sementara Stefano Lilipaly tak bermain sama sekali karena alasan taktikal, dan Felipe Cadenazzi hanya bermain 15 menit karena mengalami cedera. Bisa dibilang, Pasukan Samarinda kehilangan setengah kekuatannya pada laga ini.

Selain karena cedera dan akumulasi, Pieter memang berniat menghabiskan 5 laga sisa dengan memberi kesempatan bermain pada pemain pelapisnya. Mengingat mereka sudah pasti finis di peringkat 1 pada musim reguler Liga 1.

Baca juga:   Tanpa 6 Pilar, Borneo FC Tahan Imbang PSM dengan Skor 1-1

Komentar Pieter Huistra

Pelatih asal Belanda itu menyayangkan permainan timnya menurun drastis setelah Felipe keluar pada menit ke-15. Mereka kehilangan intensitas dan lebih banyak menerima serangan.

“Kami memulai pertandingan dengan baik. Kami mengontrol dan mencetak gol setelah 10 menit dan setelah itu mereka mencetak gol juga. Tetapi kami tetap mengontrol pertandingan.”

“Momen saat Cadenazzi keluar, suatu hal aneh terjadi, tim berlari ke belakang dan tidak mencetak gol saat posisi sudah satu lawan satu. Jadi, kami memberikan lawan banyak peluang di babak pertama.”

“Kami membuat banyak kesalahan hari ini. Jadi level kami sedikit menurun hari ini. Di babak kedua, kami mengubah keseimbangan di dalam tim lagi. Babak kedua jauh lebih baik. Sedikit tidak beruntung dengan gol (PSM). Kami mendapatkan 1-2 peluang bagus. Tapi pada akhirnya, saya rasa 1-1 adalah hasil bagus,” ujarnya usai laga.

Borneo FC Tanpa Pilar Penting Jelang Championship Series

Setelah bermain super dominan sepanjang musim, dan memastikan sebagai juara musim reguler, Borneo FC memang kurang beruntung dalam hal kebugaran pemain. Satu per satu pemain inti mengalami cedera.

Baca juga:   Tak Ikut ke Batakan, Pusamania Dukung Borneo FC dari Samarinda

Ini menjadi alarm bahaya, karena di Championship Series semuanya ditentukan. Jumlah poin yang mereka raih sejauh ini, tak akan menolong sama sekali. Karenanya, Pieter bilang, tim kepelatihan dan medis akan berupaya sekeras mungkin untuk membuat semua pemain fit di partai penting itu.

“Ya, saya rasa pemain yang masuk hari ini bermain bagus. Para pemain muda banyak bekerja (di latihan) tahun ini. Jadi, bagus melihat mereka juga bisa bermain, mendapatkan waktu dan memberikan kontribusinya terhadap tim.”

“Mereka merasakan 100% menjadi bagian dalam tim dan menang di liga sejauh ini. Jadi, bagus melihatnya.”

“Saat ini, penting bagi kami untuk menggunakan 4-5 minggu ke depan ini untuk membuat semua pemain bugar untuk Championship Series. Kami harus bermain bagus, kami harus siap dan kemudian mereka harus baik juga. Ini adalah tantangan. Dan ini adalah tantangan untuk bisa terlibat di pertandingan seperti ini,” imbuhnya.

Ramadan Adalah Tantangan

Di bulan Ramadan ini, segala sesuatunya berubah. Seperti jam tidur pemain hingga jam pertandingan. Normalnya, mereka biasa bermain malam pada jam 7 atau 8. Saat ini, harus bermain pada jam 9.30 malam.

Baca juga:   Jelang PSM Kontra Borneo FC; Mengingat Momentum Kelahiran Kembali Sihran dan ‘Berakhirnya’ Win Naing Tun

Pieter mengakui banyaknya perubahan ini adalah tantangan yang harus ditaklukkan. Karena bagaimanapun, sepak bola Indonesia harus tetap memberi tempat pada agama.

“Saya tak tahu (perbedaan mencolok di Ramadan), ini mungkin cukup berat bagi para pemain untuk pergi seperti ini. Juga sama seperti Uzbekistan, para pemain juga mengikut Ramadan. Jadi, saya rasa ini kali keenam saya melewatinya. Dan ini tak mudah.”

“Bagus jika bermain sedikit larut, ini cukup membantu. Kami bermain jam 9.30 dan itu cukup larut dan saya rasa ini bagus jika kami melakukannya. Tapi ini adalah bagian dari agama, ini adalah bagian dari pembuktian kepedulian terhadap agama. Ini adalah tantangan. Tak hanya di lapangan, tetapi juga sepanjang hari yang dilalui di bulan ini dengan jalan yang benar,” pungkasnya. (Dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.