SAMARINDA
Korban Longsor ‘Jalan Putus’ Samarinda-Anggana Segera Diungsikan

Para penghuni 3 unit rumah yang terkena longsor di Poros Samarinda-Anggana akan segera diungsikan. Karena proyek perbaikan akan dilanjutkan ke pemasangan turap.
Proyek perbaikan jalan putus di Kawasan Sambutan, menuju Makroman terus dilanjutkan. Saat ini, sedang berlangsung pemasangan turap. Untuk mengokohkan struktur jalan agar tidak kembali longsor.
Pelaksana proyek, Jefri menjelaskan pemasangan turap akan berlangsung hingga September mendatang. Kini telah dilakukan pengeboran.
“Setelah dilakukannya uji sampel tanah. Akan dilakukan pengerjaan pemanjangan perfile (pengeboran) baru kemudian dipasang turap. Untuk Arus listrik yang terdampak saat ini masih aktif,” kata Jefri, Senin, 8 Mei 2023.
Untuk memperlancar proses penurapan, Pemerintah Kecamatan Sambutan sudah berkoordinasi dengan Telkom, PLN, dan Pertagas. Yang jaringannya melalui kawasan tersebut. Agar dipindahkan secepatnya.
Relokasi Korban Longsor
Untuk diketahui, musibah jalan putus itu mengakibatkan 3 bangunan rumah terdampak. Untuk mencegah longsor susulan saat proses penurapan. Para penghuninya akan diberi uang kompensasi. Untuk berpindah dengan cara menyewa rumah di tempat lain.
Seorang warga terdampak, Siti mengungkapkan. Mereka telah dimintai sejumlah dokumen. Untuk mempercepat proses pemindahan.
“Pagi tadi sudah rapat, tinggal mengurus berkas, jadi kita disuruh ngejauh dulu. Dikasih uang sewa katanya.”
“Namun jika belum cair saya belum bisa pindah. Karena saya belum ada rumah untuk ditinggalin. Saya makan aja dari hasil mulung.”
“Tapi saat ini untuk berkas kelengkapnya sudah dimintai tadi seperti foto dan lainnya,” terang Siti.
Camat Sambutan, Yosua Laden mengonfirmasi sedang mempercepat proses relokasi. Terhadap penghuni dari 3 rumah terdampak longsor.
“Kami sedang proseskan untuk sewa rumahnya. Jadi selama pengerjaan turap tersebut mereka akan mendapat sewa rumah.”
“Mudah mudahan dalam 1-2 hari ini mereka sudah bisa mulai pindah secepatnya setelah keluar uang sewanya. Karena itu semua demi keselamat mereka,” terangnya.
Alasan pemindahan warga tersebut, kata Yosua, karena kondisi lahan yang tidak stabil. Tidak menutup kemungkinan kembali terjadi longsor saat proses penurapan. Sementara soal keinginan warga yang meminta pembebasan lahan. Masih ditinjau dan diajukan ke pemkot.
“Kalau kondisi lahan kurang mendukung untuk ditempati kembali setelah perbaikan. Nanti kami akan asumsikan untuk pembebasan lahannya,” pungkasnya. (nad/dra)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Dishub Kaltim Pastikan Operator Ojol Terapkan Tarif Sesuai Pergub 2023, Maxim Siap Patuhi Aturan
-
SAMARINDA3 hari ago
BRIDA Kaltim Petakan Daya Dukung Wilayah untuk Dukung Pembangunan IKN
-
SAMARINDA4 hari ago
Guru Senior Terkejut Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMAN 10 Samarinda
-
SAMARINDA4 hari ago
Kepala SMA 10 Samarinda Diberhentikan Sementara, Pertanyakan Kewenangan Plt Disdikbud
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Ratusan PPPK Kaltim Tandatangani SPK, BKD Tegaskan Komitmen Kinerja
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Darlis Pattalongi: Ijazah PAUD Bukan Syarat Mutlak Masuk SD di Kaltim
-
NUSANTARA5 hari ago
PMI di Korsel Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Dishub Kaltim Larang Angkutan Alat Berat 8 Ton Lewat Jalan Umum, Wajib Manfaatkan Sungai