Connect with us

SAMARINDA

Maksimalkan Kinerja Posyandu, Dinkes Samarinda Bentuk Pokjanal

Diterbitkan

pada

dinkes
Rakor Pokjanal Posyandu Kota Samarinda (*/Nur Asih Damayanti/Kaltim Faktual)

Dinkes Samarinda sedang dalam tahap membentuk Pokjanal. Untuk mengoptimalkan ratusan posyandu yang ada di Kota Tepian. Ke depan, posyandu tak hanya buat ibu hamil dan balita. Namun untuk semua usia.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda menggelar Rapat koordinasi Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) untuk penerapan layanan kesehatan dasar di posyandu. Rapat ini berlangsung di Hotel Grand Sawit, Selasa 20 Juni 2023.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Samarinda, dr Budi Triyanto Hadi menerangkan. Fungsi dari pembentukan Pokjanal ini adalah untuk mengintegrasikan sistem pelayanan di posyandu. Dari tingkat pusat, provinsi, kota, sampai kelurahan.

“Data yang kami ambil dari puskesmas, untuk posyandu yang ada di Samarinda ada 714.”

“Untuk posyandu yang benar-benar aktif berjalan kurang lebih 690 posyandu. Saat ini permintaan masyarakat minta di buka posyandu posyandu tambahan,” jelasnya.

Karena posyandu akan diplot menjadi ‘fasilitas kesehatan’ level primer. Ke depan, Pokjanal akan aktif memberikan pembinaan dalam berbagai hal.

“Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan posyandu. Dari kegiatan, pelayanan, kebutuhan. Jadi akan coba diadvokasikan atau dibantu oleh Pokjanal,” tutur budi.

Selain itu, Pokjanal juga akan memfasilitasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan posyandu. Baik dari segi operasional maupun anggaran.

“Kami banyak memberikan masukan-masukan dan pemahaman terkait Pokjanal kepada posyandu,” imbuhnya.

Posyandu untuk Semua Usia

Setelah rapat ini, Dinkes akan kembali menggelar rapat lanjutan. Untuk merincikan rencana kerja Pokjanal. Karena setelah kepengurusan terbentuk dan keluar SK. Tim bisa langsung bergerak secara teknis ke kecamatan dan kelurahan.

Hal ini penting mengingat saat ini, posyandu belum memiliki integrisasi layanan kesehatan primer dengan Kementerian Kesehatan. Sehingga peran-perannya belum terlalu maksimal. Padahal, posyandu termasuk garda terdepan untuk sosialisasi kesehatan, pencegahan dan diagnosa awal penyakit, sampai rehabilitasi.

“Layanan kesehatan primer sebagai pendekatan kesehatan yang melibatkan masyarakat. Serta berpusat pada pemenuhan kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas,” jelas dr Budi.

Nantinya, posyandu bukan hanya menjadi tempat memeriksa timbangan bayi, pemberian vitamin A pada balita, sampai vaksinasi. Namun akan dikembangkan menjadi lima siklus. Yakni ibu hamil, balita, remaja, dewasa (usia produktif), dan lansia.

“Lima siklus itu akan dilakukan di posyandu saat ini. Sebenarnya sudah dikembangkan tahun ini, cuman belum ada integrasi secara langsung,” lanjut Budi.

Untuk meng-cover lima siklus ini. Memang bukan hal muda, sehingga perlu ada pembinaan berkala dan kontinyu dari Pokjanal. Terlebih, tidak banyak posyandu yang sering buka.

“Kalau petugas puskesmas tidak turun ke posyandu, maka posyandu gak ada yang buka,” ungkapnya.

Tentunya, dengan adanya layanan posyandu primer, maka peran posyandu akan lebih meningkat.

Oleh karena itu,perlu pembentukan anggota-anggota Pokjanal di seluruh tingkat mulai dari tingkat kecamatan hingga kelurahan.

“Jadi untuk itu Pokjanal ini harus kita bentuk. Karena pembinaan itu baru terpusat di puskesmas,” tuturnya.

Dinkes berharap, anggota Pokjanal nantinya bisa pro aktif dan secara konsisten melakukan tugasnya.

“Karena selama ini yang sudah-sudah ada sebagian rata-rata gak berjalan. hambatannya macam-macam mulai dari kesibukan, perencanaan dan segala macam. Harapannya kita tetap berjalan dan terus melakukan pembinaan,” pungkasnya. (*/dmy/fth)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.