Connect with us

POLITIK

Menakar Peluang Menang Isran-Hadi di Pilgub Kaltim 2024

Diterbitkan

pada

Isran Noor dan Hadi Mulyadi siap bertarung di Pilgub Kaltim 2024. (Istimewa)

Pasangan petahana Isran-Hadi telah mendeklarasikan diri kembali maju ke Pilgub Kaltim 2024. Apakah ini keuntungan atau kerugian bagi calon pasangan lainnya?

Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim periode 2018-2013, Isran Noor dan Hadi Mulyadi sepakat untuk kembali berpasangan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2024. Tidak lolosnya Hadi ke Senayan membuat pengumumannya dilakukan lebih cepat. Sementara bakal calon lain, masih berkutat dengan jabatan politik pascapemilu 2024.

Tidak pecah kongsinya pasangan petahana normalnya menjadi ancaman bagi bakal calon lainnya. Karena peta politik tidak lebih dinamis, ketimbang keduanya berpisah. Namun jeda purna tugas ke pilgub yang berjarak setahun, membuat kans terpilih kembalinya mereka lebih kecil.

Selain itu, Isran-Hadi yang pada Pilgub 2018 diusung oleh Gerindra, PKS, dan PAN, kali ini memilih untuk maju lewat jalur independen, alias non partai. Di satu sisi, mereka tidak memiliki kepentingan politik. Namun di sisi lainnya, keduanya tak akan ditopang oleh mesin partai yang sejauh ini lebih efektif dalam pilkada.

Kata Pengamat

Menurut pengamat politik Budiman Chosiah, pasangan Isran-Hadi memiliki keunggulan sekaligus kelemahan dalam satu aspek. Yaitu, rekam jejak. Menurutnya, pasangan ini punya beberapa catatan baik selama memimpin Kaltim, namun beberapa program lainnya tampak kurang.

“Satu yang pasti adalah yang bisa menggerakkan orang memilih itu kan bisa dilihat dari rekam jekaknya,” ucapnya via telepon Selasa, 26 Maret 2024.

“Artinya kalau melihat rekan jejak, Isran-Hadi punya plus minus. Namun satu keuntungan keduanya adalah karena mereka sudah satu paket,” sambungnya.

Beberapa di antara prestasi keduanya adalah mampu meningkatkan APBD Kaltim dari Rp14 triliun menjadi RP25 triliun di tahun terakhirnya. Lalu mampu menghindarkan Benua Etam dari inflasi berat akibat pandemi Covid-19. Selanjutnya, ada program Beasiswa Kalimantan Timur (BKT).

Sementara kekurangannya, serapan tenaga kerja lokal masih minim. Juga geliat pembangunan infrastruktur yang tidak progresif, apalagi jika dibandingkan dengan Awang Faroek Ishak.

Melihat hal ini, Budiman berharap sejumlah elite politik Kaltim berani maju ke pilgub. Sehingga masyarakat memiliki alternatif pilihan, tergantung rekam jejak dan gagasan barunya.

“Misalnya kita dengar ada santer, Rudy Mas’ud akan maju. Di Kaltim ini banyak figur,” terangnya.

Selain Rudy, beberapa tokoh yang masuk bursa pilgub adalah Irwan (Fecho) hingga Andi Harun. Siapapun itu, Budiman berpesan agar proses ‘perkawinan’ politik tidak terlalu rumit. Karena semakin lambat deklarasi, semakin sempit juga waktu mereka untuk meyakinkan masyarakat. Sementara pasangan petahana sudah mulai bergerilya saat ini.

“Satu kelebihan ketika cepat deklarasi adalah kita bisa melihat konfigurasi wakil yang bisa mengalahkan paslon yang sudah deklarasi,” katanya. (gig/fth)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.