Connect with us

SAMARINDA

Menengok Genangan Abadi dan Kawasan Langganan Banjir di Damanhuri Samarinda

Diterbitkan

pada

Kondisi Jalan Damanhuri Samarinda. (Nisa/Kaltim Faktual)

Damanhuri adalah daerah dataran rendah yang 3 dekade terakhir sangat akrab dengan banjir. Bahkan ada satu spot genangan abadi. Karena dalam kondisi panas atau hujan, jalanan itu selalu terendam air.

Kata banjir sudah melekat dengan Kota Samarinda sejak bertahun-tahun. Sebab setiap hujan dengan intensitas yang ringan maupun tinggi. Berbagai titik jalan terendam banjir. Sampai sudah jadi hal yang biasa.

Meski belakanga,. Pemerintah Kota (pemkot) Samarinda tengah menggencarkan program pengendalian banjir. Melalui perbaikan drainase di sejumlah titik rawan. Meski sudah terasa, namun banjir belum sepenuhnya hilang.

Satu di antara daerah yang rawan banjir itu. Di Jalan Damanhuri, Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. Meski punya jalan yang mulus, tapi drainase di sana tampak tak diperhatikan.

Berbagai keluhan di media sosial pun bermunculan. Kabarnya air kerap menggenang. Hingga menimbulkan bau. Kaltim Faktual kemudian menyambangi kawasan itu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Banjir Sejak 2001

Seorang pemilik warung di seberang Era Mart Damanhuri, Sukini bilang, kalau kawasan depan rumahnya itu sejak 2001 sudah jadi langganan banjir. Bahkan sampai menyentuh warung yang berada di depan rumahnya.

Baca juga:   Keseruan Pesta Rakyat Samarinda, dari Makan Gratis 20 Ribu Porsi hingga Jalan Sehat Berhadiah Umroh

“Kalau hujan lebat memang banjir. Meski Enggak terlalu tinggi. Dan sebentar air sudah langsung turun lagi.”

“Beberapa hari lalu kan hujan. Di sini banjir. Pokoknya hujan dikit di sini pasti banjir. Tapi yang paling parah Gang Ogok situ. Kalau hujan nggak bisa dilewati. Kalau sini masih bisa. Kalau Gang Ogok itu mutar lewat Alaya,” jelas Sukini Selasa 13 Februari 2024.

Sukini memperkirakan adanya masalah pada drainase atau saluran parit di sekitar rumahnya. Sehingga air tidak memiliki akses mengalir sampai pembuangan air jika terjadi hujan.

“Tapi kemarin RT itu ngomong kalau mau dibongkar, drainase di depan. Mau dikerok gitu katanya. Kemarin baru diliat, baru dicek, sampah-sampah dibersihkan,” pungkasnya.

Kondisi Gang Indah

Pada titik lain. Seorang warga Gang Indah Jalan Damanhuri, Reza mengaku kawasan rumahnya juga jadi langganan banjir. Apalagi jalan gang-nya memang lebih rendah dibanding jalan utama.

Baca juga:   Segel Dibuka, Pengerjaan Terowongan Segmen Kakap Dilanjut Lagi

“Dulu itu banjir bisa sampai sepinggang. Tengah malam baru surut. Kalau sekarang sih masih banjir, cuma enggak separah dulu, sejam dua jam sudah surut,” jelas Reza.

“Kalau sekarang hujan ringan udah lewat aja. Kalau hujan deras itu bisa selutut. Sampai rumahku nggak bisa ditempati waktu itu,” tambahnya.

Reza bilang, beberapa tahun belakang, berbagai perabotan seperti sofa, kulkas, sampai mesin cuci ikut terendam. Pengalaman itu yang membuatnya khawatir setiap hujan tiba.

Apalagi di sebelah kanan dan kiri Gang Indah. Memang tidak terlihat saluran air yang memadai. Tidak ada drainase atau parit yang menampung atau mengalirkan air.

“Sekarang lumayan lah. Membaik. Tapi tetap waswas lah. Apalagi kalau malam kan,” tambahnya lagi.

Menurutnya sejak masa kepemimpinan Wali Kota Samarinda Andi Harun. Banjir mulai teratasi. Meski belum sepenuhnya tuntas. Reza hanya ingin program pengendalian banjir dilanjutkan sampai banjir benar-benar selesai.

Baca juga:   Pemkot Samarinda akan Bikin Parkiran Baru di Pasar Segiri, 70 Persen Areanya untuk Roda 2

Genangan Abadi

Bergeser pada titik lain. Di Jalan Damanhuri terdapat genangan air di badan jalan. Tepat di depan ruko laundry. Menurut perempuan di tempat laundry itu, Ika. Genangan itu memang tak pernah surut.

“Karena hujan, karena parit juga. Itu kan paritnya kayaknya dangkal ya. Jadi airnya itu berimbas ke jalan. Berhari-hari nggak surut. Jadi kalau hujan tambahnya lagi.”

Meski banjir tidak sampai tinggi dan berhari-hari. Namun genangan itu masih terus ada. Dan selalu terkena oleh pengendara kendaraan yang melintas. Cukup mengganggu.

Ketika melihat kondisi drainase di tepi jalan. Memang tampak ada parit. Namun kondisinya penuh. Meski hujan tidak sedang turun. Sejumlah sampah juga tampak memenuhi. Ditambah airnya yang kehitaman.

“Nggak pernah surut, selalu basah. Ada genangan gini sudah lama. Ada kali 2 atau 3 tahun. Paritnya sih yang diperbaiki atau dilebarin. Paritnya kecil jadi nggak mampu,” pungkasnya. (ens/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.