Connect with us

SOSOK

Mengenal Nadya Pradita, Seniman Samarinda yang Jadi Duta Wisata Kaltim 2023

Diterbitkan

pada

nadya pradita
Duta Wisata Kaltim 2023, Nadya Pradita Hosensyah. (Dok/Nadya)

Nadya Pradita adalah seniman muda yang menggeluti seni rupa. Ketidaksengajaan menonton Menteri Sandiaga Uno membuatnya tertarik terjun ke pariwisata. Melalui berbagai perjuangan, kini ia menyandang status Duta Wisata Kaltim 2023.

Perhelatan Grand Final Pemilihan Duta Wisata & Putri Pariwisata Kalimantan Timur 2023 telah melahirkan sosok-sosok baru yang bertugas mempromosikan pariwisata Katim.

Ketika digelar pada Sabtu, 30 September lalu di Hotel Mercure Samarinda. Pasangan Arif Noor Gunawan dan Nadya Pradita Hosensyah dari Samarinda keluar membawa gelar Duta Wisata Kaltim 2023. Sementara Aji Khalida Zia dari Paser dinobatkan sebagai Putri Pariwisata Kaltim 2023.

Ada cerita menarik dari pasangan Duta Wisata Kaltim 2023 ini. Keduanya mengalami perjalanan panjang dan melalui banyak rintangan yang tidak mudah. Untuk sampai di panggung Duta Wisata Kaltim. Dan menyandang gelar bergengsi itu.

Nadya mengaku sedikit tak menyangka ketika diumumkan meraih gelar Duta Wisata Kaltim tahun 2023. Soalnya dia sempat insecure dengan peserta lain, yang dia rasa lebih unggul.

Namun perempuan 24 tahun itu begitu senang. Karena satu mimpinya terwujud. Setelah menjadi Duta Wisata Samarinda 2022, kini ia akan ‘bertempur’ di medan yang lebih luas.

Ia merupakan putri asli Samarinda. Lahir dan menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya di kota ini. Setamat SMP, dia merantau ke Malang. Selepas SMA di Malang, dia masih stay di sana, berkuliah di Universitas Brawijaya Malang, mengambil jurusan Seni Rupa Murni. Lulus tahun kemarin dengan predikat cumlaude. Goks.

Melirik Pariwisata

Perempuan kelahiran 2000 ini bercerita, ia sempat mengikuti ajang Duta Fakultas di kampusnya. Lalu berlanjut ke level universitas, di ajang Putra-Putri Brawijaya. Sehingga ketika kembali ke kampung halaman, ia melihat peluang menjadi duta wisata. Dan tidak menyia-nyiakannya.

“Sebenernya jadi duta wisata ini dreaming juga si, kayak mimpi saya juga pas kembali ke rumah,” kisah Nadya kepada Kaltim Faktual pada Rabu 4 Oktober 2023.

Keyakinan untuk terjun ke bidang pariwisata tak lepas dari peran teman-temannya yang ‘kompor’.

“Katanya, kenapa sih Nadya pas pulang nggak bawa sesuatu gitu untuk Kaltim di bidang pariwisata. Karena background-nya itu seni kenapa sih nggak bikin suatu gebrakan gitu yang ada di Samarinda,” ujarnya menirukan seruan temannya.

Nadya Pradita si Seniman Muda

Latar belakang Nadya adalah seniman. Selain berkuliah di jurusan seni. Kebolehannya di bidang seni rupa diakui. Maka selain melukis untuk dirinya sendiri, dia juga membuka kelas menggambar dan melukis.

Ia menekuni bisnis itu sejak 2020. Pandemi Covid-19 adalah pemicunya. Banyaknya waktu luang karena tidak bisa keluar rumah, kuliah pun hanya online. Membuat dia gabut dan ingin melakukan sesuatu.

Dengan semangat ‘let’s share, from art’, melalui Gallery Nadya Pradita. Nadya masih aktif mengajar membagi ilmunya melalui berbagai workshop dan art class. Kegiatan biasa dilakukan di rumahnya, atau bekerja sama dengan lembaga lain.

“Suka seni itu dari kecil si, jadi dari TK itu saya suka coret-coret tembok di rumah. Lalu diajarin les, akhirnya dikembangkan sampai kuliahnya pun ambil seni juga.”

“Awalnya saya lihat Mama saya yang seorang guru. Trus mikir, kenapa sih nggak jadi guru gambar juga ya,” kisahnya.

Usaha itu masih bertahan hingga kini. Dan ia belum ingin berhenti, justru ingin memperluas aktivitas seninya. Satu di antaranya dengan terjun ke pariwisata.

Gabungkan Seni dan Pariwisata

Dengan latar belakang sebagai seniman, ditambah desakan rekan-rekannya. Nadya Pradita mulai melirik sektor pariwisata. Namun dia belum begitu percaya diri.

Sampai suatu ketika, ia melihat program Menparekraf Sandiaga Uno soal ekonomi kreatif. Dari situ, ‘clinggg’ lampu di atas kepalanya menyala.

“Wah saya ini punya background sebagai seniman. Kenapa nggak take a change daripada jadi penonton. Apalagi fresh graduate, baru lulus, kenapa nggak bikin satu program atau gebrakan baru untuk kota kita. Jadi saya ingin mengembangkan ekonomi kreatif dari seni.”

Seni adalah bagian tak terpisahkan dari life style, kehidupan sosial, hingga kebudayaan. Lalu seni dan budaya masuk dalam sistem sustainable tourism. Jalan inilah yang dia pilih. Program-program yang dia susun untuk pariwisata bercorak seni. Bedanya, kali ini dengan sinergi dan kolaborasi yang lebih luas.

Banyak Rintangan

Nadya Pradita tidak sampai di titik ini dengan rapalan mantra ‘bim salabim’. Dia tidak terlahir sempurna. Namun punya privilege berupa tekad. Itu yang dia jadikan sandal jepit untuk berjalan di atas lintasan berkerikil. (Keren bet analoginya, kayak)

Sebagai fresh graduate, dia kerap dipandang sebelah mata. Tidak berpengalaman, tidak tahu banyak tentang daerahnya. Ya … banyak lah. Kadang-kadang sampai kena mental juga. Saking nyelekitnya itu penghakiman.

“Apalagi jadi duta wisata kita dituntut sempurna, harus jago public speaking. Harus berpenampilan menarik. Harus menunjukkan kemampuan-kemampuan kita.”

“Nah biasanya netizen menyerang di bagian suara saya. Soalnya saya kan punya pita suara yang pendek. Jadi tiap hari itu latihan-latihan terus sampai saya di titik ini,” tambahnya.

Nadya mengaku sempat mengalami kesulitan ketika berbicara di depan banyak orang. Suka ragu apakah yang disampaikannya sudah benar. Namun Nadya terus belajar dan berlatih hingga kini menjadi terbiasa.

Sempat Insecure karena Chubby

Tak hanya dari segi komunikasi. Nadya juga sempat habis-habisan merubah fisiknya. Sampai turun 9 kg melalui rutinitas nge-gym.

“Karena mau jadi duta wisata, kan mau jadi public figure. Nggak mungkin punya badan agak berat. Akhirnya saya nge-gym nge-gym nge-gym terus, sampai (berat badan) normal. Sempat dibilangin duta wisata kok berisi ya. Agak chubby.”

Diragukan, Pembuktian, Dapat Dukungan

Nadya bilang, sempat ada gejolak di rumah. Orang-orang terdekatnya sempat meragukannya. Semacam mempertanyakan, yakin bisa jadi duta wisata?

Diragukan seperti itu, Nadya merasa mendapat perlakukan toxic. Dia lalu banyak curhat dan mengeluh via story Instagramnya. Menulis kata-kata menohok. Diiringi backsound dari lagunya Amigdala yang berjudul Ku Kira Kau Rumah.

Enggak dooong. Nadya justru makin meng-upgrade dirinya. Memperbaiki kekurangannya. Membuktikan kalau dia bisa jika berusaha. Dan, ya, keluarganya akhirnya percaya. Dan berbalik memberi dukungan besarnya.

Dukungan lain datang dari teman-temannya, bahkan dari pengikut media sosialnya. Ia merasa dukungan itu sebagai support system.

“Jadi menurut saya lingkungan itu sangat mempengaruhi. Dan saya sudah melakukan yang terbaik. Dan akhirnya sampai di titik ini.”

Kata-Kata Bijaknya Mbak Nadya Pradita

Menurutnya, semua orang punya kelebihan. Dan jika sudah tahu, tinggal melangkah maju tanpa ragu. Insecure awalnya boleh, namun itu harus menjadi bahan bakar untuk mengembangkan diri. Sampai memiliki kepercayaan diri.

“Harus yakin kalau bisa. Karena kalau bukan diri sendiri siapa lagi yang membantu kita. Jadi stop insecure, coba dulu, kita belum tau whats next, kita bukan peramal tapi kita harus coba dulu,” tandas Nadya. (dra)

Reporter: Khairun Nisa

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.