Connect with us

LIPUTAN KHUSUS

Minyak Goreng Curah Mulai Langka, Minyak Kemasan otw Naik Harga

Diterbitkan

pada

minyak goreng curah
Minyak goreng curah mengalami kelangkaan di tingkat agen dalam beberapa hari terakhir. (Nur Damayanti/Kaltim Faktual)

Dalam 3 pekan terakhir, minyak goreng curah terpantau mulai langka di kalangan agen. Harganya pun sudah naik Rp2 ribu per liternya. Minyak kemasan diprediksi akan menyesuaikan.

Sejak minggu terakhir Ramadan, stok minyak goreng curah bersubsidi mulai sulit didapatkan. Agen-agen minyak curah di Samarinda pun mulai kelimpungan. Jika biasa dalam seminggu mereka bisa mendapat 2-3 tangki (6-8 ton/ tangki). Setelahnya dapat 1 tangki per minggu saja sudah bersyukur.

Seorang agen minyak goreng di Damanhuri, Samarinda, Ani mengatakan. Agar tokonya terisi, ia dan agen lainnya terpaksa mengambil minyak dari luar Kaltim. Karena pabrik di Bontang dan Balikpapan sudah tak tersedia stok minyak curah bersubsidinya.

“Jadi ini minyak dari Batu Licin (Kalsel). Karena pabrik di Kaltim lagi kosong. Memang lagi susah nyari minyak curah sekarang ini.”

“Langkanya itu sejak habis Lebaran. Dari Lebaran itu, baru ini saya jualan lagi. Ini aja stok saya lagi kosong tinggal beberapa yang dipajang,” keluh Ani, Rabu 10 Mei 2023.

Baca juga:   Festival Budaya Pampang 2023 akan Lebih Wah dan Dihadiri Banyak Wisatawan Asing

Kelangkaan ini pun memicu kenaikan harga. Bukan ingin memanfaatkan situasi. Namun pengambilan minyak dari Kalimantan Selatan, berarti ongkos angkutnya ikut melonjak. Itu pun sudah terpangkas karena jalur Petung-Samboja sudah mulus. Sehingga mobil tangki bisa berhemat dari biaya penyeberangan kapal di PPU-Balikpapan.

Minyak Goreng Curah Naik hingga Rp2 Ribu

Sebelumnya, harga minyak goreng curah di tingkat agen adalah Rp13 ribu (eceran), dan Rp12 ribu (grosir). Sehingga para pengecer menjualnya kembali di harga Rp14 ribu. Sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Sekarang saya jualnya Rp14 ribu. Karena menyesuaikan modal juga,” lanjut Ani.

Karena harga jual di tingkat agen sudah mencapai ambang HET. Otomatis pengecer tidak bisa lagi mengikuti aturan harga tersebut.Di pengecer, harga jualnya ikut naik menjadi Rp15-16 ribu per liternya.

Ani mengaku dalam kondisi saat ini, HET Rp14 ribu sudah tidak relevan. Lagian, agen sendiri tidak memiliki kewenangan untuk menaik-turunkan harga minyak curah. Mereka juga mengikuti harga dari pabrik.

Baca juga:   Korban Longsor ‘Jalan Putus’ Samarinda-Anggana Segera Diungsikan

Untuk diketahui, dalam setahun terakhir, telah terjadi beberapa kali peningkatan harga dari pabrik. Sehingga agen terpaksa bersiasat di biaya pengiriman dan margin laba.

“Minyak curah ini gak terlalu banyak untungnya. Paling besar saya ngambil Rp500 per liternya,” pungkasnya.

Awak Kaltim Faktual lantas mengecek harga minyak goreng curah di level pengecer, di Pasar Segiri Samarinda. Pedagang minyak eceran, Siti mengatakan saat ini dia menjual minyak curah di harga Rp16 ribu.

“Minyak curah sekarang Rp24 ribu per botol (1,5 liter). Minyak kemasan – Minyakita Rp32 ribu/2 liter. Rosebrand Rp37 ribu/2 liter. Siip Rp33 ribu/2 liter,” ujar Siti.

Sementara itu, penyebab kelangkaan minyak goreng curah di pabrik Kaltim belum diketahui. Ada desas-desus pabrik tidak lagi mengeluarkan stok minyak curah murah. Karena tunggakan subsidi belum dibayarkan pemerintah. Namun informasi ini baru sebatas rumor. Karena belum ada pernyataan resminya.

Baca juga:   Wali Kota Samarinda Sidak Proyek Perbaikan Jalan Pahlawan

Para pedagang berharap kondisi bisa stabil kembali dalam waktu cepat. Karena jika minyak curah langka, harga terus naik. Minyak kemasan pun akan ikut-ikut naik. Episode kelam harga minyak goreng seperti emas, tahun lalu. Sangat mungkin terulang.

Pemkot Bilang Tidak Langka

Sebelumnya, Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda menampik kabar minyak goreng curah langka sejak Lebaran Idulfitri. Mereka menyebut, stok minyak curah masih banyak di pasaran.

Bahkan Disdag masih memiliki ratusan ton minyak curah sisa operasi pasar beberapa waktu lalu.

“Banyak masyarakat yang menolak minyak curah ini artinya mereka sudah ada. Di beberapa kelurahan malah mengembalikan ke kami. Jadi intinya minyak curah aman,” tegas Kadisdag Samarinda, Marnabas, Senin kemarin.

“Sekarang saya tarik, tidak saya jual lagi. Karena lurah sudah angkat tangan. Terpaksa kami sedot ulang. Ini bukti bahwa minyak di masyarakat sudah banyak,” pungkasnya. (nad/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.