Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Pemprov Klaim 1.411 Petani di Kaltim Sudah Terapkan Pertanian Presisi

Published

on

pertanian presisi
Pertanian presisi dianggap bisa mendongkrak hasil panen. (IST)

Berdasarkan data dari DPTPH Kaltim, sebanyak 1.411 petani milenial di Bumi Etam. Sudah menerapkan cata bertani presisi alias smart farming.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian terus mendorong penggunaan metode presisi. Agar produktivitas pertanian dalam negeri semakin bagus.

Pertanian presisi atau Precision Agriculture adalah sebuah teknologi pertanian modern yang mengaplikasikan teknologi informasi. Untuk membantu petani dalam memahami keadaan lahan dan tanaman petani secara detail dan akurat.

Pertanian Presisi memungkinkan petani untuk melakukan tindakan yang lebih tepat sasaran dalam pengelolaan lahan dan tanaman mereka. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian.

Sederhananya, petani yang menggunakan metode ini. Melakukan pengamatan terlebih dahulu. Tentang karakteristik tanah, sumber air, dan lainnya. Lalu menentukan jenis tanaman yang akan ditanam. Dengan cara ‘tidak asal tanam’ itu, diharapkan hasil panen lebih wah.

Baca juga:   Danrem Dendi tentang Wagub Hadi: Umara Sekaliber Ulama

Untuk menopang metode ini, Kementan juga telah meminta pengembang start up bidang teknologi. Untuk menelurkan alat-alat canggih. Agar proses pengamatan petani lebih akurat.

Kaltim Sudah Terapkan Pertanian Presisi

pertanian presisi

Di Kaltim, terobosan ini sudah dilakukan oleh petani milenial. Berjumlah 1.411 yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.

Plh Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim, Rini Susilawati menjelaskan. Sepanjang tahun 2022 lalu, pemerintah telah memfasilitasi berbagai kegiatan berupa bimbingan teknis kepada para petani milenial. Mulai dari pelatihan teknologi pertanian Smart Farming, pelatihan kewirausahaan, hingga pemasaran digital.

“Alhamdulillah antusiasmenya tinggi. Tahun ini, kami akan gelar bimtek serupa dan harapannya dapat menjangkau peserta sesuai target yang diharapkan, ” tutur Rini Selasa, 28 Maret 2023.

Baca juga:   Isran Noor: Rumah Sakit Makin Dibagusi, Makin Banyak Juga Orang Sakit

Mengenai anjuran penggunaan pertanian presisi. Petani di Kaltim menurut Rini sudah teredukasi. Yang jadi PR besarnya, justru cara meningkatkan kecintaan masyarakat pada produk-produk lokal.

“Kami berharap bentuk kecintaan masyarakat terhadap produk lokal dapat ditingkatkan lagi. Agar dapat lebih konsumtif lagi.”

“Produk kita sendiri sudah good quality-nya, sudah bermerk dagang, berizin dan sehat. Bahkan sudah ikut pameran baik skala lokal hingga global.”

“Jadi tinggal kecintaan masing-masing individu, dalam hal ini masyarakat sebagai bentuk dukungan,” harapnya.

Selain itu, DPTPH pun berharap ke depannya pertanian dan produk olahan pangan di Kaltim terus meningkat dan jadi populer. Hal ini berkaitan dengan demografi pada 2030 nanti. Di mana kebanyakan masyarakat Kaltim berada di usia produktif. (dra)

Baca juga:   Rahasia Inflasi Rendah di Kaltim; Warganya Rajin Tanam Cabai di Pekarangan

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

ADVERTORIAL DISKOMINFO KALTIM

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.