PASER
Perawatan Lebih Mudah, Petani Sawit di Paser Mulai Beralih ke Tanaman Pangan

Pelan tapi pasti, para petani sawit di Kabupaten Paser mulai beralih ke tanaman pangan holtikulutra seperti semangka, pisang, jeruk, hingga sayur-mayur.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Paser menggelar kegiatan Farmers Field Day (FFD) bersama kelompok tani Buen Were Desa Kerang, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, apda Senin 12 Agustus 2024.
Kepala DTPH Paser Erwan Wahyudi melaporkan, bahwa para petani sawit di daerah itu mulai beralih ke tanaman pangan dan holtikultura. Karena menilai potensi tanaman sayur dan buah-buahan lebih menjanjikan.
“Hasil panen tanaman pangan dan hortikultura lebih menguntungkan dan perawatannya lebih mudah,” katanya.
Di Batu Engau sendiri, potensi tanaman holtikultura memang cukup besar. Komoditas andalannya di antaranya semangka, terung, cabai rawit, dan cabai keriting. Belakangan, tanaman lain mulai dikembangkan.
Berdasar laporan Badan Pusat Statistik (BPS), luas kebun semangka meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, luas kebun semangka hanya 1 hektare, tapi pada 2023 kemarin, sudah mencapai 17 hektare.
Peningkatan juga terjadi pada hasil panen pisang kepok. Dari 12 ton pada 2018, menjadi 26 ton pada 2023. Data ini hanya gambaran dari progres pertanian tanaman pangan dan holtikultura di kecamatan tersebut.
Perawatan Jadi Pertimbangan
Secara perawatan, tanaman pangan memang lebih ringan ketimbang kelapa sawit. Tantangannya harus lebih intens dan teliti. Pada tanaman kelapa sawit, petani harus mengatur jarak tanam, jadwal panen, proning pelepah, membasmi gulma dan hama, hingga memupuk. Jika ada satu langkah yang terlewat, maka hasil panennya tidak akan maksimal, sementara pohonnya semakin menjulang tinggi.
Sedangkan tanaman holtikultura, fokusnya lebih ke gulma. Lebih ringan, namun harus telaten. Pada akhirnya, para petani setempat memilih untuk lebih mengembangkan tanaman sayur dan buah.
Meski demikian, bukan berarti para petani tak memiliki kendala. Erwan Wahyudi bilang, kebanyakan petani masih menggunakan alat konvensional.
“Guna mendukung kegiatan petani, diperlukan sarana alat dan mesin pertanian (alsintan),” katanya.
Selain itu, petani juga masih memerlukan pendampingan. Terkait peningkatan SDM ini, DTPH Paser akan mengintensifkan peran penyuluh pertanian.
“Kami minta teman-teman penyuluh dapat membantu dan mendampingi mereka dalam pengajuan bantuan alsintan,” pungkasnya. (dra)
-
OLAHRAGA5 hari ago
Pertengahan Musim World Supersport, Aldi Satya Mahendra Tarung di Donington Park
-
KUTIM3 hari ago
MTQ 2025 di Kutim: Gubernur Harum Tegaskan Pentingnya Generasi Qur’ani dan Persatuan Umat
-
SAMARINDA4 hari ago
Peluncuran Program Sekolah Rakyat Mundur, Wali Kota Samarinda Segera Cek Lokasi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Sinergi TNI-Polri dan Pemprov Kaltim Diperkuat, Gubernur Harum: Kita Bangun Kaltim dengan Solidaritas
-
KUTIM4 hari ago
LPTQ Kaltim Gelar Bimtek E-Maqro, MTQ 2025 Siap Berbasis Digital Penuh
-
FEATURE4 hari ago
Fave: Merajut Bunyi Global dari Samarinda, Musik yang Melampaui Batas
-
BALIKPAPAN5 hari ago
Transaksi Capai Rp1,5 Miliar, HUT ke-45 Dekranas di Balikpapan Catat Capaian Ekonomi Membanggakan
-
BONTANG4 hari ago
Pemprov Kaltim Tuntaskan Janji: Umrah, Insentif Guru, dan Dukungan UMKM Digulirkan di Bontang