Connect with us

BONTANG

Polemik Pasar Loktuan Bontang; Pemkot Klaim Kenaikan PAD Parkir 54 Persen, Pedagang Sebut Omset Turun 50 Persen

Diterbitkan

pada

Tampak depan Pasar Citra Mas Loktuan. (IST)

Setelah 2 tahun menempati Pasar Citra Mas Loktuan, Bontang. Para pedagang mengeluh selalu merugi setiap hari. Penurunan omset dibanding saat di pasar lama hingga 50 persen. Di sisi lain, pemerintah mengklaim sebaliknya. Dilihat dari jumlah pendapatan retribusi parkir, angkanya justru semakin meningkat.

UPT Pasar Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) memberi sanggahan pada pernyataan pedagang yang mengeluhkan sepinya Pasar Taman Citra Mas Loktuan.

Kepala UPT Pasar Nurfaidah bilang, jumlah pengunjung pasar justru meningkat sejak pertama ditempati pada 2021. Indikator yang mereka gunakan adalah angka retribusi parkir yang kian meningkat. Pertanda bahwa jumlah pengunjung semakin banyak.

“Tidak ada itu kalau sepi. Karena PAD kita di sektor pajak parkir di sana malah meningkat. Angkanya capai 54 persen dari 2021,” ucap Nurfaidah, mengutip dari Klik, Senin 3 Juni 2024.

Meski begitu, Nurfaidah tak akan menutup mata atas keluhan para pedagang. Timnya secepatnya akan mengadakan pertemuan dengan mereka, untuk mengetahui penyebab tidak cocoknya data pendapatan parkir dan pendapatan pedagang.

Pedagang Pasar Loktuan Bantah Balik

Bak berbalasa pantun, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Taman Citra Loktuan (AP2TCL) Abdul Azis mengatakan, sejak berjualan di gedung baru, pendapatan mereka … tidak ada pendapatan, soalnya selalu minus. Bahkan ia mengaku sampai menjual via online untuk menghabiskan stok barang.

“Mana bisa dilihat dari karcis. Kami yang tahu kondisinya. Gimana susahnya mendapat pembeli di pasar baru. Sudah 2 tahun kami pindah justru sekarang malah rugi,” kata Abdul Azis.

Berdasarkan pengakuan rekan-rekannya, Azis mengatakan bahwa penurunan omset mencapai 50 persen. Sebagian besar merasa kewalahan membayar utang bank.

Penyebab Sepi Pembeli

Masih menurut Azis, penyebab sepinya pasar baru ini adalah lokasi yang tak ramah pembeli. Seperti parkir yang sempit, pintu masuk terbatas, posisi pasar yang berada di bawah membuat pembeli malas untuk turun.

“Sudah ini tempat tidak ideal jadi pasar. Kami minta dipindah. Mediasi terus tapi juga tidak ada hasilnya kan sama saja,” lanjutnya.

Sebagai gambaran, ia bercerita kalau pada jam 11 jelang siang, nyaris tak ada pembeli lagi. Sehingga banyak pedagang menutup lapaknya. Sebagian lain masih menunggu, barangkali ada rezeki.

“Diatas jam 10 sudah sepi sekali. Pedagang lama juga banyak yang tidak berjualan akibat terhambat modal,” tuturnya.

Setelah mengeluh, keinginan para pedagang adalah kembali menempati pasar lama. Karena sudah tak mampu menahan kondisi seperti sekarang. (fth)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.