SAMARINDA
Pro Kontra Kamera ETLE Mobile di Samarinda
Warga Samarinda meminta kepolisian gencar mensosialisasikan ETLE Mobile terlebih dahulu. Tidak ujug-ujug alat datang langsung menilang.
Belum lama ini, Pemerintah Kota Samarinda memberikan bantuan 10 kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) tambahan alias kamera tilang ke Polresta Samarinda. Kamera ini agak berbeda dengan kamera tilang yang ada di Simpang Lembuwana dan Muara. ETLE Mobile Handheld ini bisa dibawa keliling oleh Polantas. Dengan ditempel di mobil atau motor.
Artinya, celah warga untuk melakukan pelanggaran lalu lintas semakin kecil. Karena bisa kena tilang dari mana dan kapan saja.
ETLE Mobile akan merekam dan memonitor pengendara yang masuk dalam radarnya. Dan saat ada pengendara yang melakukan pelanggaran, baik roda empat maupun dua. Kamera tersebut akan merekam plat kendaraan. Dan memasukkannya ke sistem penilangan online saat itu juga.
Semua jenis pelanggaran lalu lintas bisa terekam. Dari main ponsel, tidak pakai helm apalagi, plat kendaraan mati, merokok di motor, tidak pakai sabuk pengaman, dan lain-lain. Lantas, bagaimana tanggapan masyarakat soal ETLE Mobile di Samarinda?
Nuryanto, seorang driver ojek online mendukung teknologi baru ini. Hanya saja, dia tidak setuju kalau langsung diterapkan dalam waktu dekat. Menurutnya, kepolisian ataupun pemerintah harus melakukan sosialisasi secara masif dulu.
Ia sendiri belum tahu, area ETLE Mobile itu hanya di jalan-jalan besar. Atau masuk juga ke dalam gang-gang. Mengingat masyarakat masih terbiasa tidak mengenakan atribut berkendara lengkap di dalam gang.
“Ya silakan saja. Tapi harus disosialisasikan dulu. Kalau belum ada (sosialisasi), saya rasa belum setuju untuk saat ini,” katanya Rabu siang, 21 Juni 2023.
“Jangan sampai sosialisasi minim, terus langsung diterapkan,” tambahnya.
Tanggapan lain datang dari Brigo, seorang sopir pendistribusian produk cat. Ia menilai kecanggihan teknologi dari kamera tilang yang baru ini cukup bagus. Selagi digunakan secara positif. Namun ia mengkhawatirkan adanya penyalahgunaan dari kamera tilang ini.
“Tapi kalau digunakan dalam hal yang memanfaatkan, ya “itulah”, merugikan orang gitu. Yang penting warganya aja lagi pinter-pinter. Jangan melanggar. Karena gampang banget kenanya,” ungkap Brigo.
Senada dengan Nuryanto, Brigo juga menekan adanya sosialisasi kepada masyarakat. Agar masyarakat lebih waspada dan dapat mengindarkan diri dari pelanggaran lalu lintas.
“Nah itu, masalahnya di situ, takutnya tiba-tiba kan, pas perpanjang surat kan, nambah biaya karena kena tilang. Kan kaget,” katanya.
“Kalau di-publish sih harus. Jadi nggak ada masyarakat yang tiba-tiba kena tilang,” tandasnya.
Pendapat tak setuju datang dari seorang mahasiswa, biasa disapa Angelia. Ia mengaku tidak nyaman dengan adanya perekaman ketika tengah berkendara. Meski menurutnya itu dapat memudahkan polisi untuk mengetahui para pelanggar lalu lintas.
“Ada baiknya sih, tapi lebih ke nggak setuju aja sih. Mengganggu privasi saya,” jelas Angelia.
“Ya nggak usah pake kamera-kamera gitu. Tilang manual aja,” tambahnya.
Masih dari kalangan mahasiswa, Okta mengaku baru mendengar adanya kamera ETLE Mobile yang baru ini. Ia turut menekankan pada privasi masyarakat soal perekaman di jalan.
“Asal nggak menyalahgunakan itu gapapa sih. Kan bisa jadi barang bukti kalau terjadi pelanggaran juga.”
Untuk diketahui, banyak warga yang belum tahu. Apakah kamera ETLE merekam seluruh aktivitas lalu lintas dengan output file video. Atau tidak output-nya, hanya mendeteksi pelanggaran saja.
Tanggapan positif juga turut hadir dari ibu rumah tangga bernama Sri. Ia menyambut baik penerapan kamera itu. Menurutnya itu akan membuat para pengendara lebih disiplin.
“Iya bagus sih, saya seneng aja itu.”
Sama seperti sebelumnya, Sri juga mengharapkan adanya sosialisasi dari pemerintah agar masyarakat paham dan lebih tertib. Apalagi sebagian besar anggota keluarganya termasuk pengendara kendaraan bermotor.
“Iya pelu dikasih tahu, jadi bisa tahu kalau aku nggak punya ini (kelenggkapan berkendara) aku nggak bisa jalan,” tambahnya.
Puji Rahayu, seorang ojek anak sekolah, turut menyambut baik. Ia mengaku memiliki kelengkapan yang diperlukan dalam berkendara dan tidak takut dengan adanya kamera tilang dalam bentuk apapun.
“Lebih bagus, Mbak. Karena sudah ada bukti, jadi nggak saling menyalahkan. Semakin terekam kan semakin kelihatan kesalahannya,” tutur Puji.
Ia sangat mendukung keberadaan kamera ETLE Mobile ini. Menurutnya dapat melacak banyak pelanggaran yang sering ia temui. Seperti kebut-kebutan, surat tidak lengkap, tidak menggunakan helm, hingga melanggar lampu merah. (*/ens/dra)
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Dilematis Pengadaan Air Bersih Balikpapan; Pakai Air Laut Mahal, Pakai Air Mahakam Ribet
-
OLAHRAGA3 hari yang lalu
Hanya Cetak 3 Gol di 5 Laga, Pelatih Borneo FC: Tim Lawan Selalu Bertahan saat Bertemu Kami
-
KUBAR23 jam yang lalu
Mengenal AHJI Paslon Nomor 2: Dicintai Rakyat, Diharapkan Jadi Pemimpin Kutai Barat
-
OLAHRAGA2 hari yang lalu
Borneo FC Berusaha Garang Lagi saat Jumpa Persis, Biak, dan Dewa United
-
VIRAL4 hari yang lalu
Plaza Mulia Dilelang Rp501 Miliar, Ada yang Minat?
-
MAHULU3 hari yang lalu
Belasan Kampung di Mahulu Terendam Banjir hingga 1,5 Meter
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
OIKN akan Kelola Pasokan Air Bersih dari Nusantara ke Balikpapan
-
OLAHRAGA17 jam yang lalu
Hanya Bisa Bahasa Portugis, Bek Borneo FC Furtado Andalkan Bahasa Isyarat di Lapangan