BERITA
Samarinda Tangani Longsor di Lereng Terowongan, Anggaran Rp39 Miliar Disiapkan

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, meminta laporan dan paparan lengkap terkait penanganan longsor di lereng terowongan kota. Menurutnya, longsoran material jenis endapan talus yang terjadi merupakan peristiwa berulang, sebagaimana pernah terjadi di masa lalu.
“Longsoran lereng, khususnya endapan talus, bersifat berulang. Jika tidak ditangani secara tepat, satu kejadian dapat memicu longsoran susulan. Inilah yang terjadi di lereng terowongan kita,” jelas Wali Kota Andi Harun dalam pernyataannya, Rabu, 9 Juli 2025.
Andi Harun mengakui bahwa sebenarnya anggaran untuk penanganan lereng telah dianggarkan dalam APBD murni. Namun, karena harus mengakomodir berbagai rencana belanja lain yang juga diprioritaskan, pekerjaan stabilisasi lereng terpaksa ditunda dalam perubahan APBD.
“Tak ada yang dapat memprediksi penundaan ini akan menyebabkan longsor. Meski demikian, secara teknis penyedia jasa telah mengantisipasi sehingga longsoran yang terjadi tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan fatal,” tegas Andi Harun.
Ia juga menjelaskan alasan material longsor di area Jalan Alimuddin sengaja belum dibersihkan sepenuhnya dan masih menutupi sebagian lubang terowongan.
“Ini berdasarkan rekomendasi ahli geologi. Material yang ada berfungsi menahan pergerakan sedimen dari atas. Membersihkannya secara cepat justru berisiko memicu pergerakan material di atasnya kembali, sesuai sifat alami endapan talus yang bergerak ke bawah akibat gravitasi,” paparnya.
Rencana Penanganan dan Prioritas Keselamatan
Dalam Perubahan APBD 2025, Pemerintah Kota Samarinda mengalokasikan anggaran sekitar Rp39 miliar (dengan pagu maksimal Rp41 miliar) khusus untuk pekerjaan fisik stabilisasi lereng.
“Kita akan lakukan stabilisasi lereng dengan beberapa metode yang memungkinkan, seperti pemasangan rock bolting (paku bumi), pembuatan retaining wall (dinding penahan), atau shotcrete (penyemprotan beton) untuk penguatan sementara,” ujar Andi Harun.
Selain itu, rencana penanganan juga mencakup perbaikan sistem drainase untuk memastikan air hujan tidak tertahan di sekitar terowongan, serta revegetasi (penanaman kembali) lereng.
Andi Harun menegaskan bahwa meskipun konstruksi badan terowongan sendiri telah rampung 100%, pengoperasian (komisioning) sengaja ditunda.
“Meski ada rekomendasi bahwa terowongan bisa dioperasikan, saya menahan diri. Saya berpegang pada prinsip salus populi suprema lex esto – keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Lebih baik kita bersabar, memastikan semuanya benar-benar siap dan aman dengan matang, baru dilakukan uji coba,” pungkas Wali Kota. (chanz/sty)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Maxim Tegaskan Taat Aturan Gubernur, Tapi Ingatkan Kenaikan Tarif Bisa Berdampak ke Ekonomi Daerah
-
OLAHRAGA4 hari ago
Pertengahan Musim World Supersport, Aldi Satya Mahendra Tarung di Donington Park
-
SAMARINDA3 hari ago
Peluncuran Program Sekolah Rakyat Mundur, Wali Kota Samarinda Segera Cek Lokasi
-
KUTIM2 hari ago
MTQ 2025 di Kutim: Gubernur Harum Tegaskan Pentingnya Generasi Qur’ani dan Persatuan Umat
-
KUTIM3 hari ago
LPTQ Kaltim Gelar Bimtek E-Maqro, MTQ 2025 Siap Berbasis Digital Penuh
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Pemprov Kaltim Matangkan Persiapan Peluncuran 1.038 Koperasi Merah Putih Serentak 19 Juli
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Sinergi TNI-Polri dan Pemprov Kaltim Diperkuat, Gubernur Harum: Kita Bangun Kaltim dengan Solidaritas
-
SAMARINDA4 hari ago
DPRD Kaltim Bahas Dugaan Tambang Ilegal di Hutan Pendidikan Unmul, Kuasa Hukum Tekankan Unsur Kejahatan Korporasi