SEPUTAR KALTIM
Sering Dianaktirikan, Dewan Sarankan Dinas Kebudayaan Dipisah dari Dinas Pendidikan

Pansus Pemajuan Kebudayaan DPRD Kaltim menyarankan bidang kebudayaan menjadi lembaga sendiri. Tidak jadi satu dengan Dinas Pendidikan Kaltim.
Pendidikan dan kebudayaan memang punya relevansi yang cukup tinggi. Keduanya saling beririsan. Saling berkaitan.
Namun di pemerintahan, terutama di Pemprov Kaltim. Memadukan kebudayaan dan pendidikan dalam satu atap dinilai tidak ideal. Karena pendidikan punya porsi pekerjaan dan anggaran yang lebih besar ketimbang bidang kebudayaan.
Menanggapi hal tersebut Ketua Pansus Pemajuan Kebudayaan Kaltim Sarkowi V Zahry menyarankan agar bidang kebudayaan dipisah saja dari Dinas Pendidikan.
Menurut Sarkowi, ada alasan yang realistis kenapa kedua lembaga mesti dipisah.
“Selama ini, penanganan program dalam bidang kebudayaan masih terbatas, sehingga alokasi anggarannya tidak proporsional.”
“Alasannya apa? Kita tahu, selama ini bidang kebudayaan hanya menjadi bayang-bayang yang ada di dalam sub pada Disdikbud Kaltim saja,” ujarnya baru-baru ini.
Sarkowi juga menjelaskan bahwa penganggaran untuk program-progam kebudayaan cenderung asal-asalan. Asal ada, asal jalan. Tanpa memerhatikan sasaran dan kebutuhan.
“Dan hanya ditangani pada level bidang Eselon IV, sehingga anggarannya terkesan asal ada,” sambungnya.
Makanya, Pansus Pemajuan Kebudayaan menyarankan adanya pemisahan lembaga. Agar kebudayaan bisa lebih terurus tanpa mengurangi porsi pekerjaan di bidang pendidikan. Karena keduanya sama penting untuk kemajuan Benua Etam.
“Jika ini terjadi, penanganan dan tindaklanjutnya pasti lebih fokus dalam program-program kesenian di Kaltim.”
Ia menambahkan, dengan disahkannya Perda Pemajuan Kebudayaan beberapa waktu lalu, membuat banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemprov.
“Rekomendasi pemisahan dinas kebudayaan untuk menjadi dinas tersendiri sudah saya sampaikan. Sebagai langkah rekomendasi dalam kemajuan budaya di Kaltim, dan mestinya jadi pertimbangan oleh pemerintah.”
Perhatian lebih pada kebudayaan, menurut Sarkowi, semakin mendesak dengan pemindahan IKN ke Kaltim. Sebagai tuan rumah yang sejak lama dikenal memiliki ragam kebudayaan. Kaltim mesti membuktikan bahwa daerah ini mampu merawat dan menunjukkan keragaman itu pada publik yang lebih luas.
“Semua elemen harus ikut andil dalam pemajuan kebudayaan di Kaltim. Baik dari pemda, lembaga pendidikan, para pelaku kesenian, dan lainnya.”
“Hal ini akan memberikan kelancaran dalam menjalankan program kerja yang akan dibuat ke depannya,” pungkasnya. (sgt/dra)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Ajang Camat Berprestasi Kaltim 2025 Dibuka, Pemenang Diumumkan di HUT Kaltim ke-69
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Inflasi Kaltim September 2025 Tercatat 1,77 Persen, Tertinggi di PPU
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Harga TBS Sawit Kaltim Naik, Petani Sambut dengan Optimisme
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Ratusan Warga Padati Bulbak PKH, Dari Expo Peternakan hingga Aksi Minum Susu
-
OLAHRAGA4 hari ago
Tambah Poin di Aragon, Arai Agaska Targetkan Runner Up R3 BLU CRU World Cup 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wagub Seno Aji: Ketahanan Pangan Kaltim Masih Semu, Harus Segera Mandiri
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kaltim, Rudy Masud Tekankan Persatuan Bangsa
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Kopi Liberika Kaltim, Unik, Adaptif, dan Punya Potensi Pasar Global