Connect with us

SAMARINDA

Simpang 4 KS Tubun-Pasundan Ditutup: Jalan untuk Motor Terbatas, Mobil Harus Cari Jalur Lain

Diterbitkan

pada

Motor melintas terbatas di Simpang 4 KS Tubun. (Nisa/Kaltim Faktual)

Pengerjaan proyek drainase di Jalan Pasundan Samarinda, kini mulai melebar sampai ke Simpang 4 KS Tubun Dalam. Akses jalan terpaksa ditutup. Motor masih bisa lewat secara terbatas, untuk mobil, plis cari jalan lain.

Simpang 4 KS Tubun-Pasundan kerap jadi jalan alternatif favorit bagi warga Kota Samarinda. Sebab simpang yang menyatukan Jalan KS Tubun, KS Tubun Dalam, Pasundan, dan Siradj Salman menghubungkan sejumlah ruas jalan utama.

Mempercepat perjalanan. Ditambah di kawasan itu, didominasi oleh permukiman warga berupa bangunan umum dan perdagangan. Sehingga banyak kegiatan ekonomi yang terjadi di sana. Parkir-parkir tepi jalan banyak terlihat.

Lalu ruas jalan yang sempit, dan volume kendaraan yang melintas pun terus bertambah, ditambah nihilnya lampu lalu lintas di Simpang 4 KS Tubun-Pasundan, makin macet.

Belum lagi drainase yang tak terurus. Kondisi parit yang buntu dan tak punya arus yang lega. Membuat kawasan perempatan itu jadi langganan banjir. Menambah daftar masalah di sana yang sempat viral di media sosial.

Pemerintah Kota Samarinda kemudian mengeksekusi penataan di kawasan itu. Beberapa bulan terakhir, Jalan Pasundan dikerjakan lebih dahulu. Jalanan menjadi sempit karena perbaikan drainase.

Kondisi di Lapangan

Namun beberapa hari ini, mulai menyentuh ke area Simpang 4. Membuat jalur di kawasan itu ditutup. Berdasarkan pantauan Kaltim Faktual di lapangan, untuk kendaraan roda 2 alias motor masih dapat melintas secara terbatas.

Penutupan totalnya terdapat di mulut Jalan Siradj Salman dari arah simpang 4. Pengendara yang dari arah Siradj Salman ke Simpang 4, dan sebaliknya, tidak bisa melintas sama sekali. Baik motor atau mobil.

Sementara dari arah KS Tubun Dalam menuju Jalan KS Tubun dan Pasundan, dan sebaliknya pada 3 ruas jalan tersebut, motor masih bisa lewat secara terbatas. Ada jalan kecil yang bisa dilintasi secara bergantian. Sementara mobil tidak bisa sama sekali.

Beberapa kendaraan, mobil dan motor, terpantau putar balik di Jalan Siradj Salman karena tidak bisa melintas. Sementara motor, terpantau bergantian melewati jalan di sisi proyek yang masih bisa dilintasi. Sementara mobil, tampak mengambil jalan alternatif lain seperti Jalan Wijayakusuma, Wiraguna, dan Jalan Wiratama.

Diketahui proyek penataan kawasan Simpag 4 KS Tubun-Pasundan ini akan berjalan hingga akhir tahun 2024 ini.

Keluhan Warga

Seorang pengendara motor, Mia (24) terpaksa harus berputar balik di Jalan Siradj Salman karena tidak bisa melintas. Dia mengakui melihat papan pengumuman, namun perkiraannya, motor bisa melintas.

“Nggak ada petugas yang ngarahin, jadi saya kira untuk motor masih bisa gitu. Ternyata nggak bisa sama sekali. Beberapa kendaraan juga putar balik,” jelasnya Jumat 12 Juli 2024.

“Sekarang jadi mutar jauh, yang biasanya cepat lewat sini. Ya semoga cepat selesai aja dan abis ini nggak ada banjir lagi,” pungkasnya.

Seorang pedagang kaki lima di Jalan Siradj Salman pun mengakui dirinya harus lewat jalan yang lebih jauh. Apalagi dirinya berjalan kaki. Sehingga cukup menyulitkannya.

“Ya harusnya bisa separuh-separuh lah. Itu tergantung PU-nya. Kalau gini jadi banyak yang mutar,” katanya singkat.

Dishub Sebut Tak Ada Koordinasi

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda Didi Zulyani, mengaku untuk pengalihan arus, tidak pernah ada koordinasi ke pihaknya dari kontraktor.

“Pengaturan pengalihan arus itu tidak pernah dikoordinasikan ke Dishub. Tiba-tiba saja ditutup dan akhirnya baru memohon penjagaan anggota,” jelasnya ketika dihubungi, Jumat.

Didi mengaku telah menurunkan personelnya kemarin. Namun hanya untuk satu hari saja sesuai permintaan.

Terpisah, Kepala Seksi Pengendalian dan Ketertiban Dishub Kota Samarinda, Surono, juga menyebut tidak ada permintaan pengaturan arus lalu lintas di Simpang 4 itu. Sementara personel yang sempat turun, permintaan dari kontraktor Perumdam Tirta Kencana.

“Petugas yang diminta dari kami itu kotraktor PDAM  bukan dari proyek drainase.”

Sementara dari kontraktor pengerjaan drainase belum ada surat resmi. Surono bilang, memang pihaknya dilibatkan dalam rapat, namun tidak ada mandat untuk mengatur lalu lintas. Sehingga Dishub merasa tidak dibutuhkan.

“Kita ini sudah sangat-sangat bersikap koorperatif, apa yang diperlukan masyarakat kami lakukan. Tapi kami juga perlu koordinasi pelaksana atau siapapun yang melaksanakan (proyek).”

“Kalau kita tidak diperlukan, kenapa kita turun. Jangan anggap kami ini mencari-mencari proyek. Tapi kalau bekerja sesuai aturan (sesuai koordinasi) kami bisa.”

Surono menyebut, pihaknya punya rencana untuk menurunkan personel untuk membantu mengatur lalu lintas. Namun tetap, upaya koordinasi harus terjadi lebih dahulu. Setidaknya surat resmi atau koordinasi yang meminta Dishub untuk turun. Sesuai alur kerja.

“Ya bukan Dishub yang tidak mau koordinasi dan kerja sama. Kontraktor yang bekerja dan tidak memerlukan kami,” pungkasnya. (ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.