Connect with us

SAMARINDA

Soroti Kualitas Program MBG, Legislator Samarinda: Tak Cukup Hanya Distribusi

Diterbitkan

pada

Ilustrasi distribusi program MBS di Kota Samarinda. (ist)

DPRD Kota Samarinda meyoroti kualitas Program MBG dari pemerintah. Masalah program tersebut diketahui tak hanya soal distribusinya saja. Namun ada masalah yang lain. Apa saja?

Pemerintah telah memulai langkah baik dengan menggulirkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah di tanah air, termasuk di Kota Samarinda.

Namun, menurut legislator DPRD Samarinda Sri Puji Astuti program MBS tak hanya sekedar memberikan makan saja kepada anak-anak. Ia menginginkan bahwa program ini bisa memberikan dampak lebih kepada generasi muda.

Bagi Puji yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda ini, MBG hanya akan berdampak signifikan jika pemerintah juga menaruh perhatian serius pada dua aspek yang kerap terlewat.

Yakni, soal keberlanjutan bahan pangan dan edukasi kepada masyarakat soal gizi. Karena kalau cuma fokus bagi-bagi makanan, menurutnya hanya akan berdampak jangka pendek saja.

“Padahal yang harus dijaga adalah pasokan makanan sehatnya dan bagaimana anak-anak memahami nilai gizinya,” ujarnya.

Apalagi, dengan jumlah pelajar TK hingga SMP mencapai sekitar 134 ribu anak. Kesiapan logistik jangka panjang serta sistem yang menjamin makanan yang diberikan tak hanya layak konsumsi, tapi juga sesuai kebutuhan gizi harian anak.

Jangan Seperti Bansos

Artinya, menurut Puji program MBS ini jangan hanya seperti bagi-bagi Bantuan Sosial makanan semata.

Ia berharap program ini bisa menjadi alat perubahan budaya makan sehat sejak dini.

“Anak-anak perlu tahu kenapa penting makan sayur, protein, dan karbohidrat seimbang. Jangan sampai mereka Cuma makan karena lapar, tapi tidak tahu manfaatnya,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya pemerintah mengawal keberlangsungan MBG, tidak hanya dari sisi pendanaan, tapi juga dari sisi manajemen program dan penyempurnaan menu sesuai standar kebutuhan anak.

“Ingat, ini bukan soal makan gratisnya. Ini soal bagaimana kita menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas. Kalau dikerjakan setengah hati, manfaatnya tidak akan maksimal,” jelasnya.

Diketahui, MBG saat ini telah diterapkan di 19 sekolah—tersebar di Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir—dengan 2.582 siswa sebagai penerima manfaat.

Setiap porsi makanan dibanderol Rp15 ribu, diproduksi oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan didistribusikan setiap hari oleh tenaga teknis Badan Gizi Nasional (BGN) dan relawan lokal. (am/adv)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.