HIBURAN
Stress Release Box Samarinda, Cara Worth it Buang Masalah Lewat Hancurin Barang

Kehadiran Stress Release Box di Samarinda dibanjiri peminat. Cara baru lampasin masalah dan emosi lewat hancurin barang pecah belah. Banyak yang pengen datang rutin.
Di Samarinda ada cara baru lampiasin masalah atau emosi. Lewat Stress Release Box, alias hancurin barang sepuasnya. Mulai dari piring, botol, televisi, sampai monitor.
Hadir pertama kali buat warga Kota Tepian, lewat event Fook Week Samarinda. Pada 31 Juli sampai 6 Agustus 2023 kemarin.
Kaltim Faktual mendatangi TPS alias tempat pembuangan stress ini pada hari ke-6. Sabtu, 5 Juli 2023. Buat nyobain sensasi hancurin barang buat lampiasin emosi.
Setelah melakukan registrasi, media ini diarahkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap.
Mulai dari baju khusus, pakai face shield buat melindungi wajah, sarung tangan, sampai helm buat melindungi kepala. Nggak lupa juga pakai sepatu khusus sebelum masuk ruang pukul memukul. Dijamin safety dan aman.
Setelah lengkap, selanjutnya memasuki arena. Ada meja dan alat pukul yang mirip kayak tongkat baseball. Kemudian piring dan botol untuk dihancurkan.
Selama 10 menit, saatnya memukul beberapa botol dan piring sepuasnya sampai hancur berkeping-keping. Kalau masih kurang, bisa nambah piring atau botol lagi. Atau bahkan nambah tv dan monitor. Lampiaskan dah beban hidupmu di situ.
Ada sejumlah paket yang ditawarkan. Paket Single Stress seharga Rp75 ribu untuk sendirian dengan 4 piring dan 4 botol.
Kemudian ada paket Double Kill Stress untuk 2 orang. Dengan harga Rp125 ribu, mendapat 6 piring dan 6 botol.
Selain itu, ada juga paket Triple Kill Stress untuk 3 orang. Mendapat 10 botol dan 10 piring dengan harga Rp175 ribu.
Ada juga tambahan 2 botol dan 2 piring dengan harga Rp25 ribu. Tambahan 4 botol dan 4 piring seharga Rp50 ribu. Tambahan monitor dengan Rp80 ribu dan tambahan televisi seharga Rp100 ribu.
Tak hanya Kaltim Faktual, beberapa pengunjung juga tampak mencoba ruang yang didominasi warna merah dan coretan pilok itu.
Kebanyakan dari kalangan usia belasan hingga dua puluhan. Datang dengan membawa beban di pikiran dan keluar dengan perasaan lega.
Penasaran, Jadi Rileks
Satu di antaranya seorang karyawan swasta, Adhi (24). Datang karena penasaran dan pengen tau sensasi apa yang dirasakan dari pukul-pukul barang pecah belah.
Setelah keluar dari ruangan, Adhi mengaku menjadi cukup rileks. Emosi yang biasa dipendamnya, akhirnya nemu tempat keluarnya.
“Apalagi saya kerja, liburnya seminggu sekali. Jadi tekanan kerja lumayan lah terlampiaskan,” kisahnya.
“Saya juga tipikal orang yang nggak bisa ngeluapin emosi di depan umum. Pengen ngelampiasin, tapi ketahan emosinya, jadi cukup bagus ada tempat kayak gini,” lanjut Adhi.
Meski sempat kegerahan dengan APD yang dipakai, Adhi masih merasa puas. Selain aman, harganya juga masih mudah dijangkau.
Dengan fasilitas yang didapatkan, Dia merasa mendapat tempat yang tepat. Bahkan pengin kalau, box yang cuma seminggu ini bisa diadakan secara permanen di Samarinda.
“Apalagi di zaman sekarang kayaknya anak muda lebih gampang stress. Mulai dari masalah keluarga, percintaan bahkan sampai dunia kerja.”
“Worth it banget kalau kesini pas lagi capek-capeknya,” tambah Adhi.
Adhi bahkan mau meluangkan waktu sebulan sekali untuk mengunjungi Stress Release Box lagi. Buat hancurin barang lagi.
Selain Adhi, seorang pengelola media sosial yang bekerja sembari kuliah, Novi (23), juga datang dengan rasa stress yang dibawanya.
Rasa lelah dari beban kerjanya selama berhari-hari, akhirnya dilampiaskan setelah mencoba arena release stress itu.
“Worth it banget sih untuk harga dan fasilitasnya. Merileks kan banget. Soalnya kan beberapa hari ini kerja terus tuh,” cerita Novi.
“Ngerjain 2 job itu stress parah sih,” tambahnya.
Harap Terus Ada, 10 Menit Terasa Kurang
Novi sangat berharap tempat buang stressnya itu terus ada. Namun dengan durasi yang lebih panjang. Sepuluh menit baginya sangat kurang. Dia pengin variasi durasi atau ada waktu yang lebih lama.
Bahkan Novi mau meluangkan waktunya untuk datang seminggu sekali. Menurutnya itu lebih baik untuk menggantikan aktivitas staycation yang banyak dilakukan anak muda di Kota Tepian ini.
“Karna ngerjain 2 job itu stress parah sih. Apalagi saya ni orangnya pemarah. Walaupun masalahnya nggak selesai, tapi amarahnya keluar,” lanjutnya.
“Mending kesini aja sih kalau mau keluarin maslah dibanding staycatio,” pungkasnya.
Terpisah, Koordinator Stress Release Box di Samarinda, Hadi Cahyo. Menyebut ini merupakan tempat release stress pertama di Samarinda, bahkan Kalimantan.
Diinisiasi oleh Selebgram Samarinda Setiawan Yogi dan Founder Skyseven Cristian Suwandi. Terinspirasi dari masalah diri sendiri, dan mengamati pola hidup masyarakat perkotaan yang tampak penuh beban.
“Yang mana mereka berdua sudah berkeluarga, mungkin banyak beban pikiran,” jelas Hadi.
Kemudian melihat di masyarakat, ada yang pusing, yang banyak pikiran, yang banyak pikiran, tapi bingung mau lampiasin masalahnya kemana,” lanjutnya.
Hadi mencatat, di Indonesia sendiri sudah ada di Jakarta dan Makassar. Namun untuk wilayah Kalimantan, ini yang pertama.
Selama 6 hari berjalan, Hadi menyebut antusiasnya cukup tinggi. Sudah banyak yang mencoba melampiaskan stress di tempatnya.
Perhari bisa sampai 20an orang. Sehingga selama hampir seminggu, ada sekitar 120an masyarakat Samarinda yang sudah mencoba.
Menurut pengamatannya, reaksi setiap orang yang mencoba berbeda-beda ada yang lebih suka memukul benda besar seperti televisi. Bahkan tak jarang yang menambah televisi atau monitor untuk dihancurkan.
Kemudian ada juga yang dengan memukul piring atau botol, sudah melegakan. Hingga ada yang memukul sembari menangis.
“Ternyata bentuk stressnya orang berbeda-beda. Dan juga bermacam-macamlah cara untuk meluapkan emosi masyarakat Samarinda itu,” kata Hadi.
“Jadi kalau yang dipukul kurang, bisa nambah lagi, nambah piring, botol, tv atau bahkan monitor,” sambungnya.
Hadi menyebut, kelanjutan dari Stress Release Box-nya itu tergantung animo dari masyarakat. Namun rencana untuk mengadakannya secara permanen sudah ada.
Nantinya kedua founder akan bekerja sama Kopi Ngegas untuk membangun Stress Release Box sendiri.
“Belum tau kapan, yang jelas kalau bisa didoakan aja di tahun-tahun ini,” tambah Hadi.
Setelah Samarinda Food Week, Hadi juga mengatakan kalau pihaknya terbuka untuk kerja sama dengan event apapun. Untuk menyediakan tempat melepaskan beban masyarakat Samarinda. (*/ens/am)
-
BALIKPAPAN5 hari ago
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Dishub Kaltim Pastikan Operator Ojol Terapkan Tarif Sesuai Pergub 2023, Maxim Siap Patuhi Aturan
-
SAMARINDA3 hari ago
BRIDA Kaltim Petakan Daya Dukung Wilayah untuk Dukung Pembangunan IKN
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Darlis Pattalongi: Ijazah PAUD Bukan Syarat Mutlak Masuk SD di Kaltim
-
SAMARINDA3 hari ago
Guru Senior Terkejut Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMAN 10 Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Dishub Kaltim Larang Angkutan Alat Berat 8 Ton Lewat Jalan Umum, Wajib Manfaatkan Sungai
-
NUSANTARA4 hari ago
PMI di Korsel Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Ratusan PPPK Kaltim Tandatangani SPK, BKD Tegaskan Komitmen Kinerja