SEPUTAR KALTIM
Sulitnya Mengumpulkan Arsip Naskah Kuno tentang Sejarah Kaltim
Naskah kuno peninggalan 4 kerajaan di Kaltim masih sulit untuk digali oleh DPK Kaltim. Selain karena keterbatasan anggaran dan juga tidak semua pemilik naskah kuno mau menyerahkan begitu saja.
Naskah kuno di era serba kemajuan teknologi ini menjadi sesuatu yang berharga. Jika masih ada, akan menjadi koleksi penting dan perlu untuk terus dijaga dan dilestarikan. Selain mengabadikan sejarah, juga sebagai warisan pengetahuan kepada generasi saat ini.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Daerah Kalimantan Timur (Kaltim) di dalam organisasi pemerintahan. Menjadi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertugas untuk menjaga keberadaan naskah-naskah kuno itu.
Kaltim sendiri memiliki nilai sejarah dan termasuk kaya akan peninggalan bersejarah. Sebab di Kaltim pada era dahulu telah berdiri beberapa kerajaan. Seperti Kerajaan Kutai, Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau, lalu Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Sambaliung hingga Kesultanan Bulungan.
Meski begitu, Kabid Deposit, Pelestarian, Pengembangan Koleksi dan Pengolahan bahan Perpustakaan DPK Kaltim Endang Effendi mengaku bahwa pihaknya masih kesulitan dalam menggali dan mengarsipkan naskah kuno.
“Kami ada keterbatasan anggaran. Karena banyak ada naskah kuno yang milik orang, dan ketika kami mendatangi itu kan perlu dana,” jelas Endang belum lama ini.
Selain itu, untuk mengambil peninggalan kerajaan atau naskah kuno juga tidak mudah. Sebab merupakan barang berharga yang tidak dimiliki semua orang. Sehingga perlu upaya-upaya pendekatan tertentu.
“Karena itu naskah kuno kerajaan, kan itu tidak semudah itu kita ambil. Kadang-kadang juga takut. Karena itu kenang-kenangan kerajaan,” tambah Endang.
Meski begitu, Endang menyebut bahwa pihaknya akan terus berupaya menggali naskah kuno yang belum terjamah. Untuk disimpan dan dipelihara agar masyarakat luas bisa mengetahui sejarah Kaltim zaman dahulu.
Selain itu, agar koleksi naskah kuno terjaga keberadaannya. Endang menyebut pihaknya juga melakukan pengarsipan dengan melakukan alih media terhadap naskah kuno. Sehingga jika secara fisik tidak bisa lagi dijaga, masih bisa diakses melalui versi digital.
Namun, karena proses mendapatkannya masih sulit. Proses pengarsipannya pun ikut sulit. (ens/fth)
ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
PSS 1-1 Borneo FC, Kesempurnaan Pesut Etam Terhenti di Manahan
-
OLAHRAGA3 hari yang lalu
Serba Bisa! Peralta Main di 4 Posisi; dari Bek hingga Penyerang saat Borneo FC Melawan PSS
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
Ditahan Imbang PSS, Pelatih Borneo FC: Kartu Merah dan Gol Bunuh Diri Mengubah Banyak Hal
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
Meski Belum Pernah Cetak Gol, Borneo FC Tetap Waspadai Lini Depan PSS
-
OLAHRAGA2 hari yang lalu
Pelatih PON Sulteng Zulkifli Syukur Mengamuk di Ruang Ganti, Sebut Wasit Eko Agus akan Dicabut Lisensinya
-
NUSANTARA2 hari yang lalu
Ketum PSSI Erick Thohir Sebut Insiden PON Aceh Vs Sulteng Memalukan, Wasit dan Pemukul Wasit Terancam Sanksi Seumur Hidup
-
GAYA HIDUP5 hari yang lalu
iPhone 16 Resmi Diluncurkan, Tak Ada Fitur yang Wow Tapi Harga Tetap Mahal
-
NUSANTARA4 hari yang lalu
Pesan di Balik Lukisan Jokowi dan Prabowo di Pameran Kaligrafi Internasional MTQN ke-30 Tahun 2024 di Kaltim