EKONOMI DAN PARIWISATA
Syarifatul Sa’diah: Pariwisata Berau Susah Dijual kalau Jalannya Jelek

Meski punya panorama alam yang jauh lebih cantik, wisatawan Kaltim lebih suka berlibur ke Bali atau Pulau Jawa ketimbang ke Berau yang masih satu provinsi. Menurut Legislator Kaltim Syarifatul Sa’diah, kondisi jalan yang buruk adalah penyebab utamanya.
Kabupaten Berau adalah aset terbesar Kaltim pada sektor pariwisata. Karena kabupaten paling utara Kaltim ini memiliki laut biru yang di dalamnya penuh keajaiban.
Secara umum, pariwisata Berau terbagi atas 2 zona besar. Yakni zona Kepulauan Derawan, yang mencakup Pulau Derawan, Maratua, Sangalaki, dan Kakaban. Satu lagi ialah zona Biduk-Biduk yang mencakup Labuan Cermin, Pulau Kaniungan, Segending, Lamin Guntur, dll.
Kedua zona itu sama-sama mengandalkan wisata baharinya, namun dengan tawaran pengalaman yang jauh berbeda. Satu hal yang sama ialah tidak mudahnya menuju ke 2 kawasan tersebut.
Jika Kota Samarinda dijadikan titik awal keberangkatan, perjalanan darat menuju Kawasan Derawan butuh waktu 12-16 jam, tergantung siapa yang menyetir. Perjalanan melewati jalur Wahau (Kutai Timur). Sementara perjalanan ke Biduk-Biduk melewati jalur Kaliorang-Kaubun, melewati perkebunan sawit, baru sampai ke Biduk-Biduk. Bisa sih, lewat jalur Wahau, tapi bisa memakan waktu hingga 2 hari perjalanan normal.
Sementara dari jalur udara, kondisinya sudah lebih baik karena bisa lewat Bandara SAMS Balikpapan atau APT Pranoto Samarinda. Namun biayanya sebanding dengan pengeluaran liburan ke Bali atau Pulau Jawa. Ini adalah masalah lainnya, karena mindset wisatawan lokal, kalau harganya sama, mending pergi ke tempat yang jauh sekalian.
Infrastruktur Jalan Adalah Kunci
Menurut Anggota DPRD Kaltim Syarifatul Sa’diah, wisata Berau bisa lebih laku jika jalanan menuju dan di Berau dalam kondisi mulus.
Pendeknya perjalanan bisa mengurangi biaya, dan ini akan menjadi daya tarik tambahan.
“Berau membutuhkan pembangunan infrastruktur yang serius karena kondisi geografisnya yang terdiri dari banyak pulau,” kata Syarifatul Sa’diah baru-baru ini.
Menurut politisi Golkar ini, keterbatasan akses tidak hanya berdampak pada sulitnya mobilitas warga saja, namun juga menjadi penghambat wisatawan yang ingin berwisata ke Berau.
Pemerintah kabupaten Berau sendiri terus berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas melalui pembangunan infrastruktur jalan di sana. Namun menurut Syarifatul Sa’diah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat perlu turun tangan.
“Kondisi APBD Berau memang memadai, tetapi untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dalam skala besar tetap membutuhkan tambahan dukungan dari provinsi dan pusat,” tambahnya.
Yang paling urgent, misalnya, kata Syarifatul, peningkatan infrastruktur jalan di wilayah pesisir dan penghubung menuju Tanjung Batu. Karena itu akan berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat lokal di sana.
“Perlu sinergi pemerintah kabupaten, provinsi, bahkan pemerintah pusat, untuk pariwisata Berau yang semakin maju dan berkelanjutan,” pungkasnya. (adv/ens/fth)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Kaltim Siaga Krisis Pangan, Pemprov Siapkan 506 Ton Beras Cadangan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Program 3 Juta Rumah, Komitmen Presiden Prabowo Wujudkan Kemerdekaan Sosial Ekonomi
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Sosialisasi KI hingga Bazar UMKM Warnai Hari Bhakti Pengayoman ke-80 di Kaltim
-
PARIWARA4 hari ago
Modifikasi Fazzio Hybrid Gaya Skutik Urban Cargo Ala Jepang Buktikan Kreativitas Barudak Bandung
-
SAMARINDA3 hari ago
Semangat 1945 Bergema di Harvetnas 2025 Kaltim, Veteran Ajak Generasi Muda Jaga Kehormatan Bangsa
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Kaltim Matangkan Persiapan Upacara 17 Agustus Lewat Gladi di Stadion Kadrie Oening