BERAU
Temukan Ikan Langka di Berau, YKAN Minta Pemerintah Lakukan Kebijakan Perlindungan

Hasil penelitian gabungan UGM dan YKAN tentang keanekaragaman biota air tawar di Berau menemukan bahwa terdapat spesies ikan langka. Tentunya, pemerintah harus melakukan kebijakan perlindungan.
Penemuan ikan langka oleh sejumlah peneliti di Kabupaten Berau menjadi rekomendasi kebijakan perlindungan bagi pemangku kepentingan.
Hal tersebut disampaikan oleh Manajer Senior Program Terestrial Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Niel Makinuddin.
“Hasil penelitian ini menjadi rekomendasi kebijakan untuk menyelamatkan spesies endemik, khususnya yang sudah berstatus terancam punah, sekaligus memperkuat implementasi Pembangunan Hijau Kaltim (Green Growth Compact/GGC),” kata Niel di Samarinda, Selasa 14 Mei 2024.
Sebelumnya sejumlah peneliti gabungan dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan YKAN melakukan riset keanekaragaman hayati biota air tawar di Muara Siran dan Sungai Kelay, Kabupaten Berau, pada 2023.
Dalam riset tersebut juga ditemukan jenis ikan dengan nama lokal Atuk Sembelung (Pangio alternans), ikan endemik Kalimantan yang berstatus terancam punah di Sungai Kelay.
Selain menemukan ikan Atuk Sembelung yang terancam punah, peneliti juga menemukan ikan status rentan yaitu ikan Atuk Bensong (Barbodes bunau).
Menurut data penelitian sebelumnya (Daniels, 2020), ikan Atuk Sembelung biasanya dapat ditemui di bagian tengah Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam, di sebuah sungai gambut yang mengalir masuk ke Sungai Mahakam.
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling baik melalui penangkapan pasif maupun aktif selama 10 hari.
Pada tipe penangkapan pasif, peneliti menggunakan perangkap untuk mengambil sampel. Sedangkan tipe penangkapan aktif, peneliti langsung mengambil sampel dengan menggunakan berbagai alat tangkap.
Hasil penelitian ini kemudian diekspos melalui sosialisasi yang menghadirkan pemangku kepentingan mulai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim, Pemkab Berau, dan Kecamatan Kelay, Pemerintah Desa Muara Siran, perwakilan mitra pembangunan, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Sosialisasi yang juga menghadirkan perwakilan peneliti yakni Donan Satria Yudha, Dosen Fakultas Biologi UGM Yogyakarta, itu digelar di Samarinda pada 7 Mei 2024.
“Hasil penelitian ini merupakan langkah awal dalam mendokumentasikan kekayaan biota ekosistem air tawar di Kaltim,” ujar Niel Makinuddin.
Ia menjelaskan bahwa biota air tawar sering terlepas dari mata rantai konservasi karena kebanyakan orang sudah terbiasa menemukan di pasar dan kemudahan akses menuju perairan air tawar.
Padahal, menurut Niel, topografi Pulau Kalimantan yang dikeliling banyak sungai dan danau-danau besar merupakan surganya biota air tawar.
“Kalimantan Timur merupakan daerah yang diberkahi dengan berbagai keanekaragaman hayati, mari mengawali dengan mengenali apa saja yang masih ada, sehingga hasil penelitian yang telah diekspos ini menjadi langkah awal bagi semua pihak untuk bersyukur dan melindungi anugerah yang diberikan agar tidak punah,” kata Niel. (rw)
-
PARIWARA5 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”
-
BALIKPAPAN2 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Respons Cepat Hotline 110, Polresta Samarinda Ungkap Kasus Pelecehan Anak dan Penggelapan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan