Connect with us

SAMARINDA

Wali Kota Samarinda Punya Ide Bikin Pemanenan Hujan di Beberapa Titik untuk Atasi Kesulitan Air Bersih

Diterbitkan

pada

Wali Kota Samarinda Andi Harun ketika diwawancarai media pada Rabu, dengan latar belakang ilustrasi rainwater harvesting. (Nisa/Kaltim Faktual)

Untuk mengatasi ketidakmerataan distribusi air bersih di Samarinda, Wali Kota Andi Harun punya ide menerapkan rainwater harvesting alias penampungan dan pemanenan air hujan. Akan ada beberapa titik di kota.

Ibu Kota Kaltim, meski tak sepadat di Jawa, namun termasuk kota dengan jumlah penduduk terbesar di pulau Kalimantan. Pada tahun 2023, tercatat 856.360 yang bermukim di kota ini. Jumlahnya terus bertambah. Jumlah itu belum termasuk mahasiswa dan pekerja dari luar kota yang belum beralih KTP.

Diketahui, Kota Samarinda dengan luas wilayah 783 km² dengan 10 kecamatan. Memiliki kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut.

Beberapa permukiman di Samarinda terletak di daerah yang tinggi. Yang kondisi jalanannya banyak tanjakan. Ini bisa jadi faktor sulitnya pemerataan air bersih di Kota Samarinda. Air sulit didistribusikan ke area tinggi.

Seperti di kawasan Gunung Udik, yang terletak Gang Keluarga, Jalan Otto Iskandardinata, Kecamatan Sidodamai, Kota Samarinda. Belum lama ini air PDAM baru masuk kesana. Setelah bertahun-tahun jadi kawasan kumuh.

Bikin Pemanen Hujan

Wali Kota Samarinda Andi Harun kemudian punya ide, untuk membangun rainwater harvesting. Alias sistem menampung dan memanen air hujan, sebagai cadangan air yang akan disalurkan kepada warga yang sulit air.

“Karena ini area ketinggian, harus diantisipasi. Termasuk cadangan air bersih lewat tampungan air hujan, ada panen air hujan,” katanya Rabu, 1 Mei 2024.

Kata Andi Harun, ini baru ide awal. Karena belum banyak diterapkan di Samarinda. Yang sudah jalan, baru di Balai Sarana dan Prasarana milik Dinas PUPR. Itu akan coba dicontoh untuk digunakan di Kota Samarinda.

Rencananya akan dibuat perencanaan sistemnya pada akhir tahun 2024 ini. Sementara proyek akan mulai tahun depan. Dan disebar di beberapa titik di Kota Samarinda yang kesulitan air bersih. Terutama pemukiman bergunung.

Selain solusi atas krisis air, ini juga akan berdampak baik bagi lingkungan. Karena ikut menjaga ketersediaan air bersih dan bentuk mitigasi juga adaptasi manusia terhadap perubahan iklim.

“Sambil membangun infrastruktur air bersih, kita buat alternatif panen air hujan,” pungkasnya. (ens/dra)

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.