Connect with us

GAYA HIDUP

War Takjil Lintas Agama Ikut Ngetren di Samarinda, Cara Seru Anak Muda Rayakan Toleransi di Bulan Ramadan

Diterbitkan

pada

Ilustrasi: War takjil di Samarinda. (Nisa/Kaltim Faktual)

Keseruan war takjil lintas agama juga terjadi di Samarinda. Berbagai Pasar Ramadan yang buka mulai jam 3 sore sudah didatangin pembeli yang merupakan non-muslim. Bikin yang puasa jadi kalah saing.

Seluruh umat Islam di dunia merasa senang, karena bisa bertemu lagi dengan Ramadan. Bagi yang menjalani puasa, mengamininya sebagai momen mengurangi dosa dan mempertebal keimanan. Gak tahu untuk yang gak puasa.

Gema adzan Magrib dan beduk di waktu sahur ikut mewarnai. Berbagai ibadah dan menahan diri dari dosa, bikin suasana Ramadan di mana-mana berasa lebih adem. Buka bersama pun jadi momen yang dinanti.

Namun semarak bulan Ramadan di tahun ini tampak lebih riang. Sebab selain persoalan peribadatan, berbagai momen kocak kerap mewarnai Ramadan kali ini. Misalnya berburu takjil lintas agama yang banyak terjadi.

Baca juga:   Midtown Hotel Samarinda Hadirkan Menu Bukber yang Setiap Hari Ganti Selama Bulan Ramadan

Termasuk di Kota Samarinda. Ada berbagai Pasar Ramadan yang buka, baik yang besar maupun yang kecil. Mulai membuka dagangannya sore, beberapa jam sebelum buka puasa. Biasanya mulai jam 3 atau 4.

Baik pasar yang buka di suatu tempat secara terpusat. Ataupun yang berjejer di pinggir-pinggir jalan. Menjajakan aneka ragam makanan. Entah kenapa, makanan saat takjil terasa lebih menggoda.

Buka sejak 3 jam sebelum buka puasa tiba. Berbagai Pasar Ramadan sudah mulai diburu. Ramai dikerumuni orang berburu takjil. Tak heran kalau sekitar jam 5, jajanan mulai sedikit bahkan habis.

Momen ini jadi ramai di media sosial. Sebab yang ikut berburu takjil lebih awal, kebanyakan dari kalangan nasrani atau non-muslim. Yang tidak ikut menjalankan berpuasa.

Baca juga:   Zona Nyaman Samarinda Rebranding Jadi 9%, Ganti Menu dan Tempatnya Makin Nyaman

Bagi yang berpuasa dan mencari buka lebih akhir, sering enggak kebagian. War takjil jadi tak terhindarkan. Alih-alih ribut, justru ini jadi momen seru antarumat agama di Samarinda.

Kata Pelaku War Takjil

Seorang warga non-muslim di Samarinda, Septian (26). Ikut berburu takjil pada sore hari mulai jam 3 lewat. Dia mengaku senang dengan kedatangan bulan Ramadan.

“Ya meskipun kalau pagi dan siang hari agak susah ya cari tempat makan. Tapi takjil di bulan Ramadan memang enggak ada duanya. Banyak banget makanan jadi pengin beli,” katanya usai membeli beberapa takjil pada Minggu 17 Maret 2024.

“Ini yang paling ditunggu kalau bulan Ramadan,” sambungnya.

Baca juga:   Kenapa Ya, Alumni Persma di Kaltim Tak Banyak yang Jadi Wartawan?

Meski tak menjalankan puasa. Septian mengaku Ramadan kali ini bisa meredam panasnya momen politik kemarin. Berharap persatuan semacam ini bisa terus dirawat.

Warga Samarinda non-muslim lainnya, Monika (24). Juga mengaku semangat dalam war takjil di Ramadan kali ini. Selama sepekan Ramadan, Monika sudah beberapa kali berburu takjil.

“Banyak teman-teman yang puasa. Jadi kalau enggak ikut cari takjil itu kayak ada yang kurang. Lumayan sering sih cari takjil,” katanya.

Meski begitu Monik tetap berupaya menghargai umat IsIam yang berpuasa. Dan mengimbau agar para non-muslim juga melakukan hal yang sama.

“Yang penting enggak ganggu orang puasa aja enggak masalah sih. Ya saling menghargai aja,” pungkasnya. (ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.