SEPUTAR KALTIM
Kaltim Siaga Krisis Pangan, Pemprov Siapkan 506 Ton Beras Cadangan

Menghadapi ancaman krisis pangan akibat kemarau panjang dan gangguan distribusi, Pemprov Kaltim menyiapkan cadangan 506 ton beras serta program penguatan produksi lokal di enam kabupaten.
Krisis pangan menjadi ancaman nyata bagi berbagai wilayah di Indonesia, tak terkecuali Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Perubahan iklim ekstrem, musim kemarau berkepanjangan, hingga gangguan distribusi pangan membuat sejumlah daerah berada dalam kondisi rawan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Kaltim telah menyiapkan cadangan pangan sebanyak 506 ton beras. Langkah ini menjadi strategi menghadapi potensi krisis akibat kemarau dan bencana lain yang dapat mengganggu stabilitas pangan di tingkat lokal.
Sejumlah wilayah seperti Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara (PPU), dan Kutai Barat masuk dalam daftar daerah terdampak kekeringan. Sementara Mahakam Ulu menjadi prioritas penanganan tahun ini karena kerap mengalami lonjakan harga kebutuhan pokok.
Sekretaris Dinas Pangan, Tanaman, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, Rini Susilawati, menegaskan bahwa Kaltim saat ini berada dalam posisi siaga.
“Krisis pangan bukan hanya soal stok, tapi juga distribusi dan harga. Kita sudah bergerak melalui peningkatan produksi lokal, produktivitas, serta penguatan cadangan pangan di provinsi dan kabupaten/kota,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam kegiatan Kaltim Siaga Krisis Pangan, Rabu, 13 Agustus 2025.
Upaya lain yang dilakukan adalah mengurangi ketergantungan terhadap beras dari luar daerah dan memastikan distribusi berjalan lancar. Berdasarkan data, luas baku lahan sawah di Kaltim pada 2024 mencapai 46.640 hektare, namun sekitar 3.000 hektare di antaranya tidak produktif karena terbengkalai, tergenang, atau ditumbuhi semak belukar.
“Tahun ini, kami mendapatkan alokasi program penguatan swasembada, yaitu optimasi lahan seluas sekitar 3.000 hektare di enam kabupaten dan cetak sawah sekitar 1.890 hektare,” jelas Rini.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) sehingga lahan yang sebelumnya hanya panen sekali dapat ditanami dua kali, bahkan 2,5 kali dalam setahun. Rini juga menekankan percepatan tanam pascapanen untuk menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga tiga bulan ke depan.
Meski krisis pangan menjadi tantangan, Rini optimistis hal ini juga menjadi peluang bagi Kaltim untuk mandiri dalam hal pangan. Dengan kolaborasi dan inovasi, ketahanan pangan di daerah diharapkan tetap tangguh. (Prb/ty/portalkaltim/sty)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoKepala Kejaksaan Tinggi Kaltim Wanti-wanti OPD: Jangan Ada Titipan Proyek, Kalau Ada Lapor Saya!
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoLantik 91 Pejabat Baru, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud: Jangan Lelet, Wujudkan Gratispol dan Jospol!
-
BALIKPAPAN5 hari agoUMK Balikpapan Diusulkan Naik Lagi: Tahun 2026 Nambah Rp155 Ribu, Gaji Sektor Migas Tembus Rp4 Juta
-
BALIKPAPAN5 hari agoBalikpapan Siapkan Puluhan Event Sepanjang 2026: Pariwisata Digenjot Tanpa Musim Sepi, ini Jadwal Lengkapnya
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoBMKG Peringatkan “Seruakan Dingin Asia” Meningkat, Kaltim Waspada Hujan Sepanjang Pekan Natal
-
SEPUTAR KALTIM3 hari agoDaftar Lengkap UMK Kaltim 2026: Berau Paling Tajir Tembus Rp4,39 Juta, Paser di Posisi Buncit
-
GAYA HIDUP3 hari agoAlarm Ramadan Sudah Bunyi! Manfaatkan Rajab dan Syakban Buat “Pemanasan” Biar Nggak Kaget
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoKarya Anak Bangsa Jadi Identitas Baru Kaltim, Ini Pemenang Sayembara Batik ASN dan Cinderamata Daerah

