Connect with us

FEATURE

Ada yang Sedih, Ada yang Biasa Saja; Cerita Mahasiswa yang Tak Mudik Lebaran

Diterbitkan

pada

Ilustrasi: mahasiswa di Samarinda tak bisa mudik saat lebaran. (Foto:freepik)

Ada banyak sukacita dan cerita dibalik aktivitas mudik Lebaran Idulfitri 2024. Banyak pula kisah dari mereka yang tak bisa mudik. Di antaranya para mahasiswa. Mulai dari alasan studi, hingga faktor ekonomi.

Melihat 3 tahun terakhir, aktivitas mudik Lebaran Idulfitri tampak lebih semarak pada tahun ini. Maklum, tak ada lagi pembatasan atau larangan mudik akibat Pandemi Covid-19 seperti dulu.

Ketika nuansa mudik terasa. Kota metropolitan kelihatan lengang. Perkampungan tampak lebih ramai. Suasana suka cita terasa di mana-mana.

Di kalangan mahasiswa Samarinda, mereka yang masih fokus menyelesaikan studi memilih tak mudik. Alasannya, jarak kampung halaman yang jauh, atau karena biaya dan masa libur yang pendek.

Seperti cerita mahasiswa Universitas Mulawarman (UNMUl) Samarinda Semester 6 bernama Diana. Rumahnya jauh di Bulungan Kalimantan Utara. Tahun ini pertama kali dirinya tak bisa pulang kampung.

“Karena biaya. Apalagi sebentar lagi Kuliah Kerja Nyata (KKN). Jadi uangnya disimpan untuk KKN saja. Belum lagi liburnya sebentar,” kisahnya kepada Kaltim Faktual Sabtu 13 April 2024.

Diana mencatat, biaya yang harus disiapkan untuk mudik pulang pergi (PP) cukup besar. Setidaknya dia harus mengantongi Rp2,5 juta, sudah terhitung bersama saudara kembarnya dan biaya makan di jalan.

Masa libur yang cuma satu pekan, membuatnya memutuskan tidak pulang. Apalagi jarak tempuh untuk ke rumahnya hampir sehari penuh. Sekitar 18-20 jam di perjalanan. Bakal jadi mudik yang melelahkan.

“Ya sedih sih, apalagi ini pertama kali kami lebaran tidak bersama keluarga,” tambahnya.

Tak banyak yang bisa dilakukan Diana saat perayaan hari besar ini. Apalagi kondisi Kota Tepian yang terasa sepi, karena banyak teman seperantauan sesama mahasiswa yang pada mudik dan berkumpul keluarga.

Pada hari H Hari Raya Idulfitri 1445 hijriah tahun 2024 ini. Diana salat Id di masjid kampus Al-Fatihah. Selepas itu Diana dan saudaranya menghubungi keluarga melalui video call. Melepas rindu dan bermaafan.

“Setelah salat, saya dan kembaran saya makan di kos. Lalu sungkeman dengan orang tua dan teman lewat video call,” kata Diana.

Setelahnya Diana hanya berdiam diri di kos. Karena teman-teman anak kampung sini (akamsi), alias yang berasal dari Samarinda juga belum bisa disambangi pada hari pertama. Masih momen bersama keluarga.

Lalu hari kedua, Diana bersama kembarannya mengunjungi ustadzahnya di Gunung Lingai. Menggunakan ojek online mobil karena tak punya kendaraan. Cuaca hujan sempat menemani lebaran Diana hari itu.

“Semoga tahun depan bisa mudik dna berkumpul bersama keluarga,” harapnya.

Tak Mudik Tak Masalah

Mahasiswa lain yang tak merasakan mudik, mahasiswa Unmul semester akhir bernama Isra. Kali ini justru dia merasa bukan masalah, sebab bukan kali pertama dirinya tidak bisa pulang saat Lebaran Idulfitri.

“Biasa aja, fine-fine aja, bukan yang pertama juga jadi enggak gimana-gimana,” ceritanya.

Isra juga berasal dari jauh. Kampung halamannya di Berau, Kalimantan Timur. Karena perjalanan darat selama 13-15 jam. Dan masa libur yang hanya sepekan, membuatnya memutuskan tetap di ibu kota.

Memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan tugas akhir skripsinya. Dibandingkan lelah dalam perjalanan panjang di waktu yang singkat itu. Apalagi biaya untuk mudik bisa mencapai Rp500 ribu untuk travel dan makan.

Setelah menjalani ritual Hari Raya Idulfitri pada umumnya. Beruntungnya Isra punya teman seperantauan yang juga tidak mudik. Keduanya menghabiskan waktu dengan jalan ke mal pada hari pertama lebaran.

“Abis salat Id, ya strolling ke mal aja sih.  Soalnya kalau mau nongkrong kan pada masih tutup ya,” kata Isra.

Pada hari kedua pun. Di suasana yang masih lekat dengan silaturahmi ke keluarga maupun tetangga. Isra yang berada di perantauan memilih untuk nongkrong. Sudah ada beberapa kafe yang buka.

“Berharap bisa ketemu Ramadan dan lebaran lagi tahun depan,” pungkasnya. (ens/gdc)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan
Advertisement

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.