Connect with us

OPINI

Antara Hukum dan Etika: Mengurai Benang Kusut Kasus Mobil Cicilan yang Dibawa Kabur

Diterbitkan

pada

ilustrasi pencurian mobil. (GOOGLE)

Oleh: Muh. Taupiq, Mahasiswa Hukum Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Kasus mobil cicilan yang dibawa kabur merupakan fenomena yang menguji batas-batas hukum dan etika dalam masyarakat. Di satu sisi, hukum memberikan kerangka kerja yang jelas untuk menangani pelanggaran kontrak dan wanprestasi. Di sisi lain, etika mempertanyakan moralitas individu yang terlibat dalam tindakan tersebut.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, dalam Publikasi Statistik Kriminal 2023, terjadi peningkatan total kejahatan dan tingkat kejahatan serta penurunan waktu kejahatan di tahun 2022.

Meskipun publikasi tersebut tidak secara spesifik menyebutkan data tentang kasus membawa kabur mobil cicilan, pencurian umumnya termasuk dalam kategori kejahatan yang sering terjadi.

Untuk kasus spesifik membawa kabur mobil cicilan, ada beberapa contoh yang dilaporkan di media:

– Di Makassar, seorang ASN ditangkap karena mobil cicilan miliknya dibawa kabur oleh perental. Kasus ini dijerat dengan pelangaran fidusia karena memindahtangankan mobil cicilan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan perusahaan pembiayaan.

– Di Jakarta, sebuah pasangan suami istri membawa kabur dan menggadaikan enam mobil rental karena membutuhkan uang untuk membayar utang.

Dari perspektif hukum perjanjian, kasus-kasus ini menegaskan perlunya perlindungan hukum yang kuat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian sewa menyewa atau kredit.

Hal ini juga menyoroti pentingnya mekanisme penegakan hukum yang efektif untuk mencegah dan menangani pelanggaran perjanjian.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian semacam ini untuk memahami hak dan kewajiban mereka serta risiko hukum yang mungkin timbul.

Di satu sisi, hukum memberikan kerangka kerja yang jelas untuk menangani pelanggaran kontrak dan wanprestasi. Di sisi lain, etika mempertanyakan moralitas individu yang terlibat dalam tindakan tersebut.

Hukum: Dalam konteks hukum, kasus seperti ini sering kali diatur oleh undang-undang yang berkaitan dengan perjanjian, penggelapan, dan penipuan. Pelaku yang membawa kabur mobil cicilan dapat dijerat dengan pasal-pasal tertentu yang mengatur tentang penggelapan atau penipuan, tergantung pada keadaan kasusnya. Hukum juga memberikan perlindungan kepada korban dan perusahaan pembiayaan, yang mungkin mengalami kerugian finansial akibat perbuatan tersebut.

Etika: Sementara itu, etika berkaitan dengan prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku manusia. Dalam kasus membawa kabur mobil cicilan, tindakan tersebut jelas melanggar norma-norma etika karena mencerminkan ketidakjujuran dan pengabaian terhadap komitmen yang telah disepakati. Etika menuntut tanggung jawab dan integritas dari setiap individu untuk memenuhi kewajiban mereka.

Ketika hukum dan etika berbenturan, muncul pertanyaan tentang bagaimana masyarakat harus merespons. Apakah cukup hanya dengan penerapan hukum yang keras atau apakah perlu ada pendekatan yang lebih holistik yang juga mempertimbangkan pemulihan moralitas individu?

Dalam mengurai benang kusut ini, penting untuk memahami bahwa hukum dan etika harus berjalan beriringan. Hukum tanpa etika bisa menjadi tirani, sementara etika tanpa hukum tidak akan efektif.

Oleh karena itu, pendekatan yang seimbang antara penegakan hukum dan pembinaan etika adalah kunci untuk menyelesaikan masalah ini dan mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan. (*/red)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Kaltim Faktual menerima kiriman artikel dari pembaca. Baik karya tulis feature, opini/catatan hingga artikel maupun informasi berita. Kirimkan karya Anda disertai identitas lengkap dalam format word, melampirkan file foto berformat landscape, melalui kontak kami (kontak@kaltimfaktual.co atau Whatsapp) dengan subject sesuai dengan karya tulis Anda. (ARTIKEL/OPINI/INFORMASI). Kami harap, karya Anda bisa memenuhi unsur tagline kami: Mengabarkan, Menginspirasi, Menyenangkan.

Catatan: Hak penerbitan menjadi keputusan redaksi. Tulisan yang terbit telah melalui penyuntingan redaksi tanpa mengurangi maksud pesan penulis. Semua materi tulisan merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi Kaltim Faktual tidak mewakili isi tulisan opini penulis.

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.