Connect with us

SAMARINDA

Begini Kondisi Balita 3 Tahun Positif Sabu di Samarinda Saat Ini

Diterbitkan

pada

balita
ILUSTRASI: balita 3 tahun di Samarinda tak sengaja menenggak air berisi sabu-sabu. (IST)

Balita N berusia 3 tahun asal Samarinda tak sengaja diberi air sabu-sabu oleh rekan ibunya. Usai 3 hari 2 malam tak bisa tidur dan terus mengoceh. N dinyatakan positif narkoba dan langsung direhabilitasi. Begini kondisinya saat ini.

Awal Juni lalu, seorang wanita di Samarinda Utara membawa anak laki-lakinya, N. Ke rumah teman seprofesinya. Di tengah perbincangan di ruang tamu itu, N tiba-tiba haus dan meminta minum.

Karena perbincangan ibunya belum selesai, ia lalu meminta rekannya, ST air minum. Kebetulan, di bawah meja ruang tamu ada botol air mineral yang berisi air (setengah botol). Tanpa pikir panjang, ST memberikan dan langsung ditenggak oleh N.

Setelah kejadian itu, N tidak bisa tidur sama sekali selama 3 hari 2 malam. Ia juga terus mengoceh seperti berhalusinasi. Ibu N lantas curhat di medsos. Tak lama berselang, aparat mengetahuinya.

N langsung diperiksa urinenya. Dan dinyatakan positif narkoba jenis sabu-sabu. Ia langsung diserahkan ke BNN Kaltim yang selanjutnya dilakukan rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Samarinda.

Baca juga:   Realisasi Investasi Kaltim Lebihi Target dari Pusat

Sementara ST sudah ditangkap polisi. Bersama rekan persabuannya, R. Berdasar keterangannya, N tidak sadar kalau air yang dia beri ke N, adalah bong sabu bekasnya.

ST sendiri mengaku baru memakai barang haram itu beberapa kali. Karena diajak R, dengan alasan untuk tahan ngantuk. Karena ST adalah pekerja di sebuah warung makan.

Kondisi Balita Positif Narkoba

Setelah direhabilitasi intensif dari 13 Juni lalu, kondisi N kini sudah membaik. Nafsu makannya meningkat, dan berat badannya naik 3 ons.

Kini N dan ibunya sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya. Meski begitu, BNN tetap akan melakukan pemantauan berkala hingga 4 bulan ke depan. Hal ini bertujuan untuk memantau tumbuh kembang N dan ada tidaknya dampak kelanjutan kandungan sabu yang tak sengaja ia tenggak.

Kepala Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Tanah Merah Samarinda, Kombes Pol Sutarso menerangkan pihaknya akan memberikan layanan rawat inap kepada korban balita dan ibu.

Baca juga:   DPRD Samarinda: Memberi Anak Jalanan Berarti Mendukung Keberadaannya

“Korban akan terus mendapatkan pendampingan dan pemantauan untuk memulihkan kesehatannya secara total,” ungkap Sutarso, Rabu 21 Juni 2023.

Perawatan balita ini, dilakukan berdasarkan aspek kesehatan fisik, psikis dan psikososial, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan gigi, termasuk pemeriksaan tumbuh kembang.

“Kami telah melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk membantu pemulihan klien.”

“Kondisinya sudah stabil, balita sudah melakukan kegiatan secara teratur. Dari sisi ibu juga, kondisi mentalnya sudah cukup baik,” terang Sutarso.

Terpisah, dr M. Murdiansyah mengatakan, pasca-rehabilitasi, N mengalami kemajuan dari sisi kesehatan dan mentalnya.

Sebelumnya, kondisi N mengalami kesulitan makan, yang kini sudah kembali normal. Peningkatan berat badan balita juga naik. Hal ini, membuktikan bahwa tumbuh kembang korban pasca rehabilitasi semakin membaik.

“Peningkatan berat badan dari 11,4 kilogram menjadi 11,7 kilogram,” tuturnya.

Selama pemantauan, tim kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin oral, ditambah dengan makanan kaya protein dan nutrisi, juga susu beserta camilannya.

Baca juga:   DBD Masih Jadi PR, Dinkes Kaltim Siapkan Vaksin

Kemudian ibu korban, juga mendapatkan pelayanan yang sama. Untuk saat ini, kondisinya sudah cukup baik. Sebelumnya, ia sempat mengalami gangguan pencernaan dan kesulitan tidur.

“Gangguan pencernaan, pusing, hingga kesulitan tidur sebelumnya dialami oleh ibu klien. Tapi untuk sekarang, kondisinya sudah stabil,” jelasnya.

Sementara itu, Psikolog Klinis Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Niki Mijilputri mengungkapkan hasil asesmen tentang perkembangan klien balita dan ibunya.

Menurut Niki, setelah diterapi, dua klien tersebut sama-sama memiliki perkembangan yang cukup signifikan. Mulai dari aspek emosionalnya, hingga kondisi fisiknya

“Namun, terdapat stimulus yang harus ditingkatkan pada motorik halusnya,”katanya.

Untuk meningkatkan motorik halus balita, pihaknya telah melakukan terapi seni juga terapi bermain untuk menyetabilkan emosinya.

Sementara itu, dia menegaskan jika ibu korban juga merasakan lega, setelah menerima terapi dari tim kesehatan.

“Ibu korban sudah melakukan terapi untuk menyetabilkan emosinya terlebih dahulu, juga konseling individu,” pungkas Niki. (dmy/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.