Connect with us

SEPUTAR KALTIM

BKKBN Kaltim Dorong Pemanfaatan Bonus Demografi untuk Indonesia Emas 2045

Diterbitkan

pada

Forum Koordinasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting. (Giovanni/Kaltim Faktual)

Melalui program Bangga Kencana, BKKBN Kaltim tak hanya berfokus pada perencanaan angka kelahiran. Namun juga menjadikan anak-anak memiliki kemapanan pengetahuan dan kompetensi yang cukup, untuk menyonsong visi Indonesia Emas 2045.

Dengan visi menciptakan generasi emas di tahun 2045, BKKBN Kalimantan Timur mengadakan Forum Koordinasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting pada hari Senin, 22 April 2024. Acara ini merupakan langkah strategis dalam memaksimalkan potensi bonus demografi dan meningkatkan kualitas SDM.

Program Bangga Kencana merupakan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan mengendalikan kuantitas penduduk Indonesia yang diharapkan dapat menjadi kekuatan utama dalam pembangunan nasional.

Program ini dirancang untuk tidak hanya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB), tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat mulai dari tahap kehamilan hingga usia lanjut.

Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Sunarto menekankan pentingnya sinergi antara kualitas dan kuantitas penduduk untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan dengan harapan dapat merumuskan kebijakan yang efektif untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Karena Indonesia saat ini memiliki angka fertilitas yang mendekati ideal, yaitu 2,18% yang perlu dipertahankan agar tidak mengalami masalah demografis yang dihadapi oleh negara-negara maju seperti Cina dan Jepang.

“Kolaborasi antara program Bangga Kencana dan implementasi Perpres Nomor 72 Tahun 2021 adalah kunci sukses untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024,” ucap Sunarto di Hotel Mercure Samarinda.

Ia juga menyatakan komitmen BKKBN dalam membangun SDM yang berkualitas dari usia muda hingga lanjut usia. Kualitas penduduk yang dimaksud mencakup aspek kesehatan dan pendidikan, yang menjadi dasar dalam program pencegahan stunting.

Dengan meningkatnya usia harapan hidup, diperlukan kebijakan yang mendukung kesejahteraan lansia agar mereka tetap produktif dan tidak menjadi beban bagi generasi muda.

“Input kualitas itu harus dimulai sejak dari hamil, anak-anak, dan seterusnya. Ini adalah bukti nyata dari upaya kami dalam pendidikan dan intervensi kependudukan,” tambah Sunarto.

Forum ini juga menyoroti pentingnya memperkuat program ketahanan keluarga dan peningkatan kualitas hidup. Sunarto mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung inisiatif BKKBN.

“Kami berharap forum ini dapat mempererat komitmen kita bersama dalam mencapai tujuan-tujuan nasional, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga sampai ke tingkat desa dan kelurahan,” tutup Sunarto dengan penuh harapan. (gig/fth)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.