KUKAR
Dari Upacara Peristiwa Merah Putih Sanga-sanga ke-78, Upaya Melestarikan Semangat Juang

Upacara peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga ke-78 Tahun 2025 dilakukan hari ini. Senin 27 Januari 2025. Upaya merawat sejarah, melestarikan semangat juang. Dari perjuangan rakyat Sanga-sanga melawan penjajahan.
Peristiwa Merah Putih Sanga-sanga menjadi salah satu catatan sejarah nasional yang terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim).
Adalah konfrontasi antara Barisan Pembela Republik Indonesia (BPRI) dengan tentara KNIL (Koninklijke Netherlands Indische Leger) Belanda yang terjadi di Sanga-Sanga, Kalimantan Timur pada tahun 1947.
Peristiwa ini terjadi karena rakyat Sangasanga yang tidak tahan dengan perlakuan penjajah Belanda. Perjuangan ini puncaknya terjadi pada 27 Januari 1947 dan berakhir pada 30 Januari 1947
Tiap tanggal 27 Januari, Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) bersama warga Sanga-sanga melakukan upacara peringatannya. Yang dipusatkan di Lapangan Sepakbola PEP Sanga-sanga Field.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, memimpin upacara peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga ke-78 Tahun 2025 tadi pagi.
Meskipun lapangan berlumpur, semangat para Paskibra tetap membara untuk mengibarkan Sang Merah Putih. Peringatan tersebut turut dihadiri oleh ribuan masyarakat, termasuk pelajar, guru, jajaran perangkat daerah Pemprov Kaltim, perangkat daerah Kutai Kartanegara dan tokoh-tokoh penting yang turut mengenang sejarah perjuangan bangsa.
Dalam kesempatan itu, Bupati menyampaikan pesan penting tentang makna peringatan Peristiwa Merah Putih yang terjadi pada masa perjuangan, serta semangat juang yang harus terus dilestarikan.
“Peringatan Peristiwa Merah Putih ini adalah momentum untuk mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan, sekaligus memperkuat rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan.”
“Di usia yang ke-78 ini, mari kita terus bergotong royong untuk mewujudkan Kutai Kartanegara yang lebih maju,” ujar Edi Damansyah saat menyampaikan sambutannya.
Baginya, peringatan ini sangat penting sebagai momen untuk mengulas kembali sejarah masa lalu. Dulu, Sangasanga pernah menjadi pusat perekonomian pada masa penjajahan Belanda, dan kini telah bertransformasi.
Kembali kilas balik, menengok Sangasanga di masa lampau, kita ini dulunya merupakan pusat perekonomian penting bagi belanda. Ada 613 sumur minyak yang beroperasi menghasilkan 70.000 ton minyak setiap bulannya.
“Miris sekali, para pekerja pribumi kita kala itu menduduki posisi sangat rendah dan pendapatan yang sangat jauh dari kata layak,” ucapnya.
Kondisi ketidaksetaraan ini memicu keinginan untuk merdeka, yang akhirnya memunculkan Peristiwa Perjuangan Merah Putih Sanga-sanga pada 27 Januari 1947. Meskipun secara geografis, Sanga-sanga sebenarnya tidak dianggap strategis sebagai area pertempuran.
“Semoga melalui peringatan ini, kita semua semakin menyadari pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, serta meneruskan perjuangan para pahlawan dalam membangun negeri,” tambah Bupati Edi Damansyah.
Upacara diakhiri dengan penampilan seni tradisional dan atraksi budaya yang memukau, sekaligus menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial antar warga Sanga-sanga dan Kutai Kartanegara secara keseluruhan. (*/am)
-
SAMARINDA5 hari ago
Kepala SMA N 10 Samarinda Dicopot, Disdikbud Ungkap Pelanggaran Prosedur dan Mobilisasi Dukungan Militer
-
SAMARINDA5 hari ago
Mediasi Malpraktik RSHD Samarinda Gagal, Dokter dan Pasien Bersikukuh pada Klaim Masing-masing
-
SAMARINDA3 hari ago
Rakernas PKK 2025 Digelar di Samarinda, Promosikan Budaya dan UMKM Lokal
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Konflik Tarif Transportasi Online di Kaltim, Driver Desak Cabut Izin Maxim
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Harga Sawit di Kaltim Turun, Disbun: Dipengaruhi Anjloknya Harga CPO dan Kernel
-
PARIWARA3 hari ago
Yamaha Indonesia Jadi Satu-Satunya Produsen Sepeda Motor Peraih GREEN PROPER Award di Seluruh Plant Produksi
-
PARIWARA2 hari ago
Teras Samarinda Ramai Dikunjungi saat Libur Panjang, Warga Menikmati Pesona Mahakam
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
BMKG: Awal Juli 2025, Sebagian Besar Wilayah Kaltim Alami Curah Hujan Rendah