SAMARINDA
Deni Hakim Anwar Soroti Kendala Volume Sampah untuk Proyek WtE Samarinda

Proyek pengolahan sampah menjadi energi di Samarinda masih menemui tantangan krusial. Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyoroti kendala utama berupa volume sampah yang belum memenuhi syarat minimal untuk mengoperasikan teknologi WtE.
Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyoroti kendala utama dalam pengembangan proyek Waste to Energy (WtE) atau pengolahan sampah menjadi energi di Samarinda. Ia mengungkapkan bahwa volume sampah di kota ini belum memenuhi syarat minimal operasional proyek tersebut.
“Memang sesuai dengan perencanaan kita, artinya Waste to Energy kan rencananya. Nah, persyaratan utamanya adalah jumlah sampah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh teknologi tersebut,” tegas Deni Hakim, Rabu, 30 Juli 2025.
Saat ini, volume sampah yang dihasilkan Kota Samarinda hanya berkisar antara 500 hingga 600 ton per hari. Sementara itu, kebutuhan minimal untuk mengoperasikan teknologi WtE berada di angka 1.000 ton per hari.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Deni menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah menggagas wacana kerja sama dengan daerah tetangga.
“Kemarin dari pemerintah kota ada wacana bisa kerja sama dengan kabupaten terdekat, misalnya Kutai Kartanegara (Kukar). Kabupaten Kukar mungkin nanti bisa mengimpor sampahnya ke tempat kita atau bekerja sama dalam hal pengelolaan sampah itu, sehingga kita bisa mencapai kuota minimal,” jelasnya.
Tak hanya itu, Deni juga menekankan pentingnya melibatkan pihak ketiga, yakni perusahaan pengelola sampah yang memiliki pengalaman.
“Sebetulnya banyak perusahaan pengelola sampah berpengalaman yang siap melaksanakan proyek ini. Tinggal bagaimana Pemkot responsif dan dapat mengakomodir solusi-solusi yang mereka tawarkan,” ujarnya.
Menurutnya, proyek WtE menjadi langkah penting dalam transformasi sistem pengelolaan sampah di Kota Samarinda ke arah yang lebih modern dan berkelanjutan.
“Ini memang salah satu transformasi pengelolaan sampah untuk ke depannya di Kota Samarinda. Kita harapkan transformasi ini bisa berjalan menyeluruh,” ucapnya.
Deni pun menargetkan agar proyek ini bisa mulai beroperasi paling lambat pada 2026.
“Kita harapkan mudah-mudahan dalam waktu dekat, paling lambat di tahun 2026, proyek Waste to Energy sudah bisa kita jalankan,” pungkasnya. (chanz/sty)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
RPJMD Kaltim 2025–2029 Resmi Disahkan, Jadi Panduan Pembangunan Lima Tahun ke Depan
-
BALIKPAPAN4 hari ago
Yatim Mandiri Balikpapan Bagikan Alat Sekolah Ceria, Dukung Anak Yatim dan Dhuafa Raih Cita-Cita
-
OLAHRAGA4 hari ago
Panahan Indonesia Sumbang 10 Emas, Kaltim Kukuhkan Posisi di Fornas VIII NTB
-
SAMARINDA4 hari ago
SMAN 16 Samarinda Terima Delegasi Korea Selatan, Pererat Pertukaran Budaya Lewat EBIFF 2025
-
SAMARINDA10 jam ago
Dianggap Langgar SK Gubernur, Satpol PP Segel Kantor Maxim Samarinda
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Ketimpangan Pengeluaran Kaltim Sedikit Naik, Tapi Masih dalam Kategori Rendah
-
OLAHRAGA2 hari ago
ULD Kaltim Juara Umum Fornas VIII 2025, Sabet 8 Emas
-
SAMARINDA4 hari ago
Darlis Pattalongi Dorong Peran Masyarakat Lewat Sosialisasi Perda P4GN di Samarinda Seberang