SAMARINDA
Dipanggil Kejati soal Dugaan Korupsi PT BKS, Rusmadi: Saya Hadir sebagai Saksi

Kasus dugaan korupsi PT BKS terus bergulir di Kejati Kaltim. Terbaru, giliran Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso dipanggil. Namun, Rusmadi menegaskan bahwa ia hadir sebagai saksi.
Kasus dugaan korupsi di Perusahaan Daerah (Perusda) PT Bara Kaltim Sejahtera (BKS) memasuki babak baru. Salah satu saksi yang dipanggil dalam kasus ini adalah Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso.
Pada Selasa, 11 Februari 2025, Tim Jaksa Penyidik Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kaltim memanggil lima saksi terkait kasus ini.
Mereka adalah WM (mantan Direktur Operasional BKS), DM (mantan Direktur Perusda BKS), RW (Rusmadi Wongso, Ketua Dewan Pengawas Perusda BKS periode 2017–2020), serta ADG dan DR yang menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas Perusda.
Rusmadi: Saya Hadir Sebagai Saksi
Rusmadi Wongso menegaskan bahwa kehadirannya di Kejati Kaltim bukan sebagai tersangka, melainkan sebagai saksi.
“Ya, kalau diminta keterangan sebagai saksi, ya hadir. Surat dari kejaksaan juga jelas menyebutkan saya sebagai saksi,” ujarnya, Kamis, 13 Februari 2025 malam.
Terkait materi pemeriksaan, Rusmadi enggan berkomentar lebih jauh. “Kalau soal keterangannya, silakan tanyakan ke kejaksaan,” katanya singkat.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya prosedur dalam pengelolaan BUMD.
“BUMD itu tujuannya untuk meningkatkan PAD. Tapi niat baik saja tidak cukup, harus dijalankan sesuai prosedur. Itu prinsip yang saya jaga,” tegasnya.
Ada Pelanggaran Prosedur
Perusda PT BKS adalah sebuah BUMD di bawah naungan Pemprov Kaltim. Sejak didirikan pada tahun 2000, Perusda ini menjalin kerja sama jual beli batubara dengan lima perusahaan swasta pada periode 2017–2019 dengan total transaksi Rp25,88 miliar. Namun, seluruh kerja sama itu gagal, mengakibatkan kerugian hingga Rp21,2 miliar bagi perusahaan.
Investigasi mengungkap bahwa kerja sama tersebut dilakukan tanpa persetujuan badan pengawas dan gubernur sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM). Selain itu, tidak ada proposal, studi kelayakan, rencana bisnis, maupun manajemen risiko dari pihak ketiga.
“Kerja sama tersebut gagal dan menyebabkan kerugian negara sebesar Rp21,2 miliar sebagaimana hasil audit BPKP perwakilan Kaltim,” jelas Kasi Penerangan Hukum Kejati Kaltim, Toni Yuswanto, seperti dilansir selasar.co. (nkh/sty)
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Ajang Camat Berprestasi Kaltim 2025 Dibuka, Pemenang Diumumkan di HUT Kaltim ke-69
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Inflasi Kaltim September 2025 Tercatat 1,77 Persen, Tertinggi di PPU
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Harga TBS Sawit Kaltim Naik, Petani Sambut dengan Optimisme
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Ratusan Warga Padati Bulbak PKH, Dari Expo Peternakan hingga Aksi Minum Susu
-
OLAHRAGA4 hari ago
Tambah Poin di Aragon, Arai Agaska Targetkan Runner Up R3 BLU CRU World Cup 2025
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kaltim, Rudy Masud Tekankan Persatuan Bangsa
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Kopi Liberika Kaltim, Unik, Adaptif, dan Punya Potensi Pasar Global
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Wagub Seno Aji: Ketahanan Pangan Kaltim Masih Semu, Harus Segera Mandiri