SEPUTAR KALTIM
DPK Kaltim Mengarsipkan Buku Fisik ke Versi Digital, Terbitan Lokal Jadi Fokus Utama

Karena pertumbuhan jumlah buku di perpustakaan tidak sebanding dengan ruang penyimpanannya. DPK Kaltim melakukan pengarsipan terhadap buku fisik menjadi buku versi digital. Terbitan lokal jadi fokus utama.
Ada banyak buku di perpustakaan. Setiap tahun jumlahnya semakin bertambah. Terutama karena terus bertambahnya judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Di Indonesia, setiap tahunnya rata-rata terbit 1.500 judul buku baru.
Sementara di perpustakaan, untuk mengkoleksi semua buku itu tidaklah mudah. Selain karena jumlah terbitan buku yang tidak ada habisnya. Ruang penyimpanan di perpustakaan pun sudah mulai mengecil.
Pelaksana Harian Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Daerah Kalimantan Timur (Kaltim), Taufik mengaku kalau jumlah terbitan yang ada tidak berbanding lurus dengan kapasitas ruang penyimpanan.
“Perpustakaan tidak akan mampu menampung karena keterbatasan anggaran. Tapi apapun itu ketika penambahan koleksi pasti makan tempat,” jelas Taufik Selasa 3 Oktober 2023.
Untuk menyiasatinya. Taufik mengaku pihaknya berupaya melakukan pengarsipan buku fisik. Yakni dengan melakukan alih media, menjadi buku versi digital.
“Dikecilkan volumenya, dengan fokus pengadaan buku elektronik. Katena space untuk buku tercetak sudah sesak,” tambah Taufik ketika ditemui di ruangannya.
Buku Lokal Jadi Prioritas
Meski begitu, kata Taufik, tidak semua buku bisa diarsipkan menjadi versi digital. Karena jumlahnya sangat banyak. Sehingga buku oleh penulis lokal dan diterbitkan oleh penerbit daerah di Kaltim lah yang jadi prioritas.
Taufik menyebut, memakai format seleksi. Semua koleksi buku yang ada di Perpustakaan Daerah Kaltim yang masih dalam bentuk fisik tercetak. Diseleksi dan dipilah. Memisahkan buku umum dan buku lokal.
Entah itu buku terbitan lokal, ditulis oleh penulis lokal, atau isi bukunya bermuatan lokal tentang Kaltim. Intinya semua buku yang berkaitan dengan bumi etam.
Karena menurut Taufik, buku lokal terbitan daerah, jarang atau bahkan tidak dijual di Gramedia, toko buku, atau di pasaran. Sehingga sulit ditemukan. Dari sana DPK merasa perlu untuk mengarsipkan buku lokal.
“Tapi kalau buku umum, enggak, karena sudah ada di toko buku. Jadi tidak semua, fokus terbitan daerah konten lokal yang kalau kita cari di pasar tidak ada. Sejarah Kutai Kartanegara misalnya,” tandasnya. (ens/dra)
ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Kaltim Targetkan 367 SPPG, Perluas Program Makanan Bergizi Gratis
-
SOSOK2 hari ago
Firda Arrum, Putri Berau yang Membawa Baki Sang Saka di HUT ke-80 RI Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Diskominfo Kaltim Gelar Coaching JIGD, Perkuat Implementasi Satu Data Indonesia
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Marching Band Meriahkan HUT ke-80 RI di Samarinda, DDC Suguhkan Tribute to Ismail Marzuki
-
PARIWARA1 hari ago
Konsistensi Pembinaan Yamaha Racing Indonesia, Arai Agaska Ikut Yamaha BLU CRU Master Camp di Spanyol
-
NUSANTARA2 hari ago
KI Pusat Resmi Kick-Off Monev Keterbukaan Informasi Publik 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
DWP Kaltim Gelar Seminar Busana Tradisional Kutai, Dorong Pelestarian Budaya Lokal
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
HUT ke-80 RI di Kaltim, Sang Saka Berkibar Khidmat di Gelora Kadrie Oening